Pada awalnya saya hanya ingin menulis cerpen
anak dengan menyertakan unsur lokalitas. Tapi susah sekali. Dapatnya ya cuma
ini. Bercerita tentang salah satu pantai di Balikpapan. Pantai ini bisa
dibilang berada di pusat kota Balikpapan. Saya terkagum-kagum saat pertama
menjejak di pantai ini. Indah sekali dan didukung oleh langit yang sangat cerah
saat itu.
Special-kah cerpen ini? Tentu saja karena dimuat di Majalah Bobo No. 25 Tahun XLIII.
Cerpen ini pendek karena memang hanya satu halaman. Pada majalah Bobo ada
cerpen yang satu halaman dan dua halaman. Untuk cerpen satu halaman banyak
katanya 600-700 kata, sedangkan untuk satu halaman hanya 250-300 kata. Cerpen
saya ini sekitar 250 kata saja.
Jika
ingin mengirimkan cerpen ke majalah Bobo bisa via email ke : naskahbobo@gramedia-majalah.com
Selamat
membaca ^_^
watermark-nya masih blog lama :p |
Kemala
Oleh
: Hairi Yanti
“Namaku Kemala.” Kemala
memperkenalkan diri di depan kelas. Teman-temannya tersenyum mendengarnya.
“Wah, ada pantai,” seru
seorang teman. Kemala bingung dengan seruan temannya. Ini hari pertama Kemala
sekolah di Balikpapan. Kemala tahu Balikpapan ada laut di samping kotanya. Tapi
Kemala tidak melihat pantai di sekitar sekolahnya.
“Di mana ada pantai?” Tanya
Kemala pada Ibu Guru. Kemala melihat ke arah jendela kelas. Tidak terlihat
pantai sedikit pun.
“Di Balikpapan ada pantai
namanya Kemala.” Ibu Guru menjelaskan. Kemala mengangguk mengerti. Tapi
kemudian bibirnya menekuk ke bawah. Kenapa harus ada pantai bernama Kemala?
Kemala tidak suka namanya sama dengan pantai.
“Kenapa namaku Kemala?”
Tanya Kemala pada ayah saat di rumah. Kening ayah mengernyit heran.
“Namaku sama dengan nama
pantai. Ayah tahu?” Ayah tersenyum dan mengangguk.
“Besok hari minggu kita ke
Pantai Kemala.” Kata Ayah. Kemala masih merengut sebal. Itu bukan jawaban yang
dia inginkan.
Saat hari minggu tiba, Ayah
mengajak Kemala ke pantai. Kemala membaca papan nama di sana. Pantai Kemala.
Huh, ternyata memang ada pantai yang sama dengan namaku. Kemala mendengus sebal.
Namun mata Kemala langsung
berbinar saat masuk ke pantai itu. Pasirnya putih Nampak lembut buat diinjak.
Ada banyak anak-anak yang bermain di sekitar pantai. Pantainya berwarna biru,
berdampingan dengan langit yang juga biru. Hari itu matahari memang bersinar
cerah. Tapi suasana tampak rindang karena banyak pohon kelapa di pinggir pantai.
Kemala berdecak kagum melihatnya.
“Pantainya cantik sekali,
Ayah,” kata Kemala. Ayah membelai rambut Kemala. Kemala tersenyum pada ayah.
“Kalau pantainya secantik
ini, Kemala tidak keberatan namanya sama dengan pantai.” Ayah dan Kemala
tertawa bersama.
Manis banget Kemalanya :D Sukses ya Yanti.
BalasHapusMakasiiih, Kak Lina. Sukses juga buat Kak Lina :D
HapusIya beneran manis ceritanya mbk
BalasHapusAlhamdulillah. Makasiiih, Mbak Esti :-)
HapusKemala oh Kemala ^_^ Cernak yang sweet, Mbak Yan.
BalasHapusMakasiiiih, Kak Nia :D
HapusSimple dan cantik mbak cernaknya,
BalasHapusSelamat ya mbak :-)
Alhamdulillah, terima kasih, Mbak Rina :-)
Hapuscerita yang manis, semanis kemala tokohnya. singkat dan mengesankan
BalasHapusAlhamdulillah, terima kasih, Pak :-)
HapusManis sekali Kemala, aku suka deh. makasih ya Yanti sudah dishare cernaknya :)
BalasHapusTerima kasih juga mbak Naqiy. Peluks :D
HapusSingkat tapi berkesan :)
BalasHapusMakasiiih, Mak. Makasih jg sudah mampir :D
HapusBagus banget ceritanya aku udh baca ceritanya di majalah bobo :)
BalasHapus