"Aku hanya mencoba mengambil pelajaran dari kisah yang kudengar tentang perempuan ayan yang datang menemui Rasulullah. Ia datang meminta doa agar sembuh. Rasulullah pun memberikan pilihan, bahwa Rasul bisa mendoakannya agar sembuh. Namun, jika ia bersabar atas sakitnya yang tentu saja menahun, bahkan selamanya, maka Allah menjanjikan surga. Perempuan itu memilih bersabar dan minta didoakan agar ketika ayannya kambuh, tidak tersingkap bajunya sehingga terlihat auratnya. Rasul pun mengabulkannya."
Itulah yang diuraikan mbak Nurul F Huda ketika ada yang bertanya mengapa beliau harus menjalani check up rutin setiap bulan? Dan jawaban itu tidak tercipta dalam satu malam apalagi sekejap. Saat pertama kali, menyadari kalau dalam diri beliau ada kelainan terhadap satu organ penting pada tubuh manusia, ada pertanyaan yang membanjiri kepala, memenuhi rongga hati. "Mengapa terjadi padaku?" dan "Kapan aku sembuh?" adalah pertanyaan yang sering terlontarkan, bahkan hingga pertanyaan itu tak lagi bernada mencari tahu tapi sudah bernada putus asa. Hingga kemudian beliau memilih untuk menerima kenyataan.
Tidak selalu ada jawaban untuk pertanyaan mengapa, atas apa yang Tuhan ciptakan. Hanya Tuhan yang tahu dan aku hanya mampu berusaha untuk mencari tahu, tanpa pernah benar-benar tahu (Hal. 34)
Di bagian lain, beliau juga bercerita tentang perasaan tak nyaman saat orang-orang terkasih mengorbankan waktu, pikiran, tenaga hingga dana yang tak sedikit agar jantung beliau terus berdetak. Hingga muncul kata
"Abah.. sudahlah. Ani ga usah dioperasi. Biarkan saja. Ani semakin membebani Abah, Ibu, adik-adik…".
Tapi cinta orangtua adalah cinta tanpa batas, tanpa syarat.
"Uang bisa dicari, nyawa ke mana hendak dibeli? Sudah kewajiban Abah dan Ibu melakukan semua ini. Kamu amanahku, tugasku melakukan usaha terbaik,"
Anakku adalah bukan anakku. Ia adalah titipan-Nya yang harus dikembalikan untuk berbakti di jalan-Nya. Sepenuhnya.
Hingga Detak Jantungku Berhenti memang bercerita tentang kehidupan penulisnya (Almarhumah Nurul F Huda) yang berhubungan dengan dunia medis. Menuturkan perubahan-perubahan yang terjadi saat kondisi fisik beliau yang tadinya lincah kemudian menjadi mudah lelah dan sering mengalami nyeri yang mendera di dada bagian kiri. Hingga kemudian di vonis mengalami kelainan jantung, beranjak ke Jakarta buat melakukan ikhtiar penyembuhan, di operasi dan hingga katup jantung beliau yang rusak harus diganti dengan platina yang mengharuskan beliau meminum obat pengencer darah seumur hidup (membaca tentang proses operasi di buku ini bikin saya jadi ingat dengan K-drama yang berjudul New Heart. Di sana juga bercerita tentang operasi jantung.)
Buku ini tidak ditulis dengan bahasa yang mellow terus2an atau sediiih melulu.. terkadang malah ada cerita lucu yang terselip atau bahasa ringan yang bikin kita nyengir, semisal saat bercerita tentang pengalaman2 beliau di Rumah Sakit pra dan pasca operasi, tapi tetap saja… ada banyak bagian yang bikin saya sukses didekap haru. Mungkin karena sepanjang membacanya saya terus mengingat kalau sang penulis kini telah tiada.
Lewat buku ini saya menangkap banyak hal tentang penerimaan, mengusahakan ikhlas dan sabar juga ikhtiar, berusaha melakukan yang tebaik dan juga tentang kesehatan, betapa sehat itu teramat sangat berharga. Buku ini juga melukiskan betapa cinta orangtua terhadap seorang anak itu tanpa syarat dan tanpa batas (Sudah saya sebutkan di atas ya..).
Saya juga merasakan bagaimana mbak Nurul terus bersemangat, walau kondisi fisik terus melemah. Simak apa yang dikatakan mbak Nurul dalam penutup buku ini.
Aku hanya direhatkanNya. Aku sedang disuruh memupuk kesabaran dan banyak melakukan perenungan. Akan tiba saatnya ketika aku kembali berlari, memetik mimpi demi mimpi dan tetap akan berusaha memberikan konstribusi ini : Hingga Detak Jantungku Berhenti!
Selamat Jalan mbak Nurul. Semoga goresan pena saat jantung masih berdetak menjadi amal jariah buat beliau.
Kuasa Allah di atas segalanya dan manusia harus diposisikan sebagai perantara saja, termasuk dokter dengan segala ilmu dan kemampuannya. Dan tentu saja obatnya.
*Buku ini bisa dipesan lewat fbnya mbak Afifah Afra atau lewat sms ke nomor 085717221803. Harga Rp 40 rb (belum ongkir). Sebagian keuntungan akan disumbangkan untuk pendidikan putera & puteri Almarhumah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah memberikan komentar di blog saya. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menyaring komentar spam ^_^