Satu hal yang saya pelajari, dan mungkin juga saya syukuri masih berstatus jomblo di usia sekarang ini adalah saya lebih mengerti, lebih bisa merasakan perasaan teman-teman yang berstatus sama. Bukan saya menilai mereka yang sudah menikah tak berperasaan tapi pernah saya jumpai hal2 yang mungkin terasa biasa saja bagi yang sudah menikah untuk dikemukakan ke arah para lajang, tapi buat para lajang itu bukan hal yang biasa malah menyakiti, walau mereka mungkin tak ada maksud menyakiti.
Seperti halnya pertanyaan, kapan menikah? Yah, itu pertanyaan yang menjemukan karena buat para lajang sendiri, pertanyaan itu juga sedemikian mereka ingin tahu jawabannya. Penasaran. Kalau mereka sendiri saja tak tahu jawabannya bagaimana harus memberikan jawaban?
Yang lebih menyebalkan adalah ketika pertanyaan tak sampai di situ saja. Pernah saya jumpai pertanyaan yang berbuntut2 atau dibarengi dengan pernyataan yang bikin kepala bertanduk dan harus pintar2 mengelus dada agar tak terpancing emosi dan membuat setan bersorak, apalagi kalau pernyataan itu datang waktu PMS :p. Seperti misalkan, "Jangan pilih2 lho." (lah? ga ada yang dipilih juga)
"Wah, ketinggian kriteria kali nih," (masa harus sembarangan cari imam? kan mesti ada kriteria juga)
"Mau kapan lagi? keburu kiamat datang lho.."
Walau pernyataan2 seperti itu tak sepenuhnya datang pada saya, entah karena toleransi gimanaa... sy merasakan perih terhadap pernyataan2 yang terlontar seperti itu.
Menikah? Siapa yang tak mau? Tapi pengalaman mengajarkan saya kalau manusia hanya bisa berencana dan berusaha, Allah pemilik keputusan akhir.
Beberapa kali sy mendapati curahan hati dari teman2 tentang masalah sejenis, sy tau mereka enggan disebut galau, hanya ingin berbagi.. Dan betapa sy ingin melesat, melipat jarak agar sy bisa hadir di sisi sahabat sy tercinta agar dia tau dia tak sendiri. Kalaupun sendiri, akan ada Allah selalu.
Sy juga pernah tersulut geram ketika mendapati status penulis dan motivator yang.. hemm.. entahlah.. Status itu berbunyi : "Malam jum'at nih, bagi yang sudah menikah, bisa ibadah. Bagi yang belum ngapain aja ya?"
Mungkin maksud pemegang status itu baik. Karena ingin memotivasi mereka yang belum menikah. Tapii... sy yang mungkin sedang diselimuti aura negatif malah protes keras terhadap status itu (walau hanya protes dalam hati). Karena ya.. silakan bagi yang menikah punya ibadah di malam jum'at. Buat yang belum? Ada banyak kebaikan yang juga bisa dilakukan kan? Bukan hanya bengong tak karuan.
Hadits pertama:
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ
“Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada malam Jum’at, dia akan disinari cahaya antara dia dan Ka’bah.” (HR. Ad Darimi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6471)
Hadits kedua:
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ
“Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at.” (HR. An Nasa’i dan Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6470)
Mengutip lagi kata2 Guru Kang dalam sebuah K-drama berjudul Dream High : "Untuk meraih sebuah impian, ada yang jalannya cepat dan ada yang jalannya lambat. Bagi yang jalannya lambat tak berarti dia kalah. Tapi mungkin dengan berjalan lambat dia bisa memperhatikan sekitar, mengamati sekeliling, belajar banyak hal dan itu membuat dia tumbuh menjadi dewasa."
Tetap Semangat dan tetap berprasangka baik padaNya.
*NtMS*
*Kepikiran nulis ini setalah blogwalking dan ketemu hemm.. hemm... *
judul pinjam??
BalasHapusItu judul buku ka. Ada buku judulnya Catatan Wanita Lajang :D
BalasHapus