Kenapa kabar kematian bisa membuatku sedemikian kaget?
Padahal kematian itu suatu hal yang mutlak terjadi, sebuah keniscayaan. Setiap yang bernyawa pasti akan menghadapi maut, itu firmanNya. Dan tentu saja aku meyakini, aku percaya. Namun, entah karena aku telah disibukkan dengan beragam hal keduniaan hingga merasa kematian itu jauh, dan kabar kematian membuatku tersentak, hingga kemudian aku mengingatkan pada diriku sendiri kalau kematian itu dekat dan bisa datang kapan saja. Mari… bersiaga 24 jam dengan kebaikan. *jadi pengin merubah judul ini menjadi mengejar perbaikan dan kebaikan*
Hari ini aku mendapat kabar duka selepas acara tadi. Tak tanggung2 kabar dukanya langsung dua dan keduanya tak terduga.
Pertama, kabar duka bahwa mertua sepupuku berpulang. Padahal baru tadi siang aku bertemu sepupu iparku, dan sempat dibuat sebal dengan sapaannya padaku. Malam ini aku mendapat kabar duka itu. Hiks. Teringat akan aku yang dibalut sebal tadi.. sebal yang tak perlu.
Kedua, kabar duka kalau salah satu tetanggaku di rumah yang dulu juga berpulang. Kaget. Selain tetangga beliau juga langgananku dalam hal membeli barang2 kebutuhan dapur. Sabun, bumbu2 dapur, dll. Ah… rasanya baruuu saja aku berbelanja di toko beliau kini beliau sudah tiada.
Aku kehilangan.
Beliau adalah penjual yang baik. Sangat baik malah. Lemah lembut dalam bertutur juga melayani pembeli, harga juga sangat bersahabat dan dalam urusan timbang menimbang beliau selalu melebihkan tak pernah pas-pasan. Ihsan dalam berdagang.
Beliau ditabrak orang ketika pulang dari pengajian kemarin. Hiks.. bagus ya kematian beliau sepulang dari menuntut ilmu. Semoga Husnul Khatimah. Aamiin…
Kronologis cerita yang kudengar, beliau ditabrak, tabrakan yang tak terlalu parah. Di serempet ya bahasa pasnya. Dan yang menyerempet pun langsung berlalu. Tapi sewaktu beliau jatuh, kepala beliau membentur beton trotoar jembatan dan itu berakibat fatal. Tak sempat 24 jam dari waktu kejadian beliau berpulang.
Semoga Allah mengampuni dosa keduanya, dan memberikan ketabahan dan kesabaran bagi yang ditinggalkan. Juga…. Menjadi dzikrul maut buat yang hidup terutama buatku yang menulis catatan ini.
Barabai, 220512
amiinnn...semua harus siap menghadapi kematian..
BalasHapusbetul ka. Hiks.. seharusnya kita merindukan kematian krn itu satu2nya pintu bertemu denganNya.
BalasHapus