Idul Adha, biasanya saya akan melewatinya seperti biasa, shalat ied
pagi harinya, silaturrahim sebentar kemudian beranjak ke rumah nenek
saya, berkumpul bersama keluarga. Idul Adha di sana meriah.. tak kalah
deh dengan Idul Fitri karena keluarga akan berkumpul dan kami masak
bareng. Masing-masing mengeluarkan jurus andalannya mengolah daging.
Yup, daging korban yang baru dipotong. Masih segar sekali. Dibikin apa
aja maknyus punya.
Namun jika ditanya, kapan Idul Adha yang paling
berkesan selama hidup saya ini, tentu saja jawabannya adalah Idul Adha 4
tahun yang lalu. Idul Adha yang begitu berbeda dengan tahun-tahun
sebelumnya. Idul Adha di tahun 1429 Hijriah. Idul Adha yang saya lewati
hanya dengan kakak dan tante sebagai keluarga saya. Idul Adha yang saya
impikan bertahun-tahun untuk berada di tempat itu. 10 Dzulhijjah yang
saya lewati di Arafah, Mekkah dan Mina.
8 Dzulhijjah 1429 (Hari Tarawiah)
Pagi
sekali saya sudah terbangun, menjadi orang nomor satu masuk kamar
mandi. Tentu saja alasan saya berpagi-pagi supaya saya bisa lebih
leluasa menggunakan kamar mandi dan tidak digedor-gedor karena kelamaan
di kamar mandi. Hehehe.... Mandi kali ini mesti lama, mesti bersih dan
cling cling gitu karena dalam beberapa jam ke depan sudah mengambil niat
ihram yang artinya akan ada larangan-larangan terhadap hal-hal yang
biasanya dibolehkan.
Setelah sarapan pagi, bersiap-siap kami
serombongan sudah berada di atas Bis, bersiap menuju Arafah. Ustadz
pembimbing memberikan sedikit sambutan dan memandu kami untuk berniat
Haji. Subhanallah... Alhamdulillah... Saya larut dalam keharuan,
kesyukuran dan kebahagiaan yang tak bisa saya lukiskan saat melafadzkan
Labbaika Allahumma Hajjan. Ya Allah... Aku memenuhi panggilanMu untuk
berhaji. Allah... Sungguh Maha Baik. Dikabulkannya impian saya untuk
berhaji, di usia saya yang masih muda. 23 tahun.
Jalanan menuju
Armina saat itu sudah padat. Kendaraan menyemut memenuhi jalan dengan
pakaian yang seragam buat kamu pria. Putih-putih. Kami serombongan
memang ke Mina dulu pada hari tarawiah atau hari ke 8 Dzulhijjah. Kata
Ustadz, itu bagian dari sunnah Nabi, tapi pihak Depag tak menyarankan
jamaah Indonesia untuk melaksanakan hal itu. Kalau tidak salah karena
khawatir akan terlambatnya jamaah nanti datang ke Arafah, namun karena
saya ikut Haji Plus dan ditangani oleh travel swasta, maka ikut
kebijakan travel dan pihak travel menjadwalkan tanggal 8 Dzulhijah kami
akan ada di Mina, melaksanakan shalat 5 waktu di Mina sebelum bertolak
ke Arafah esok paginya.
Menjelang dzuhur bis yang kami tumpangi
sampai di Mina. Saya lupa waktu itu ditempatkan di maktab berapa. Tapi
lokasinya lumayan dekat dengan tempat melontar jumrah. Sampai di sana
saya melihat tenda-tenda permanen yang katanya tahan api yang dulunya
hanya bisa saya lihat di TV atau beberapa hari yang lalu saya lihat dari
kejauhan ketika diajak mengunjungi Armina sebelum waktu puncak ibadah
Haji. Beberapa tenda sudah diisi oleh jamaah dari travel lain. Saya
bersyukur karena untuk travel kami bisa menempati tenda yang terpisah
antara jamaah pria dan wanita, sehingga membuat saya lebih leluasa
bergerak.
Di dalam tenda, telah tersusun kasur-kasur dengan
selimut dan bantal di atasnya dengan corak warna yang beraneka ragam.
Kata mama saya untuk Haji Reguler fasilitas kasur, selimut dan bantal
ini tidak tersedia. Hanya ada karpet, tapi mama saya berangkat Haji
tahun 1992, sekarang entah bagaimana saya tak tahu. Namun, karena tenda
hanya digunakan setahun sekali, jadi kondisi kasur, selimut dan
bantalnya juga tak terlalu bersih. Dan saya bersyukur membawa sarung
jadi bisa digunakan sebagai alas berbaring. So, tips buat para calhaj,
jangan lupa sertakan sarung atau kain sejenis waktu ke ARMINA.
Dalam
satu maktab terdiri dari banyak tenda diisi beberapa travel dan tentu
saja ratusan jamaah. Dan ada toilet-toilet umum yang bisa gunakan.
Karena penggunanya banyak dan toilet cuma beberapa antri merupakan hal
mutlak yang ada di sini. Kondisinya memang tak senyaman dengan sewaktu
di penginapan. Tapiiii.... Ga tiap hari juga kan... Saya terus
mengingatkan hati buat bersabar, jangan mengeluh. Apa yang terjadi di
sana adalah ujian kesabaran buat kita. Terlebih saat itu kan dalam
kondisi ihram. Ga boleh bicara sembarangan :)
Karena saya termasuk
orang yang lama kalau di kamar mandi, makanya saya ambil waktu-waktu
yang antriannya ga banyak. Jangan mepet dengan waktu shalat, karena jika
mendekati waktu shalat pastilah antriannya panjaaaang sekaliiii....
Karena ingin melakukan aktivitas yang lama di kamar mandi, saya pernah
bangun sekitar jam 2 dini hari dan menuju kamar mandi. Dan wuzzzzz.....
angin dingin menerpa saya rasanya menusuk sampai ke tulang.
Subhanallah... Dingin sekali. Tapi saya menikmatinya. Hehehe... Waktu
itu Arab Saudi memang sudah memasuki musim dingin :)
Setelah
melakukan shalat dzuhur, saya dan jamaah lain pun bersiap mengantri buat
mengambil makanan. Ada nampan yang kita pegang masing-masing dan
nantinya diisi oleh petugas dengan piring berisi nasi, sayur dan lauk.
Juga ada buah dan walau jarang akan ada puding yang terasa enak sekali.
Di maktab ini, di luar waktu makan ada minuman2 tersedia, baik dingin
maupun panas. Kita tinggal mendatangi ke tenda makanan buat
mendapatkannya. Tapiii... tak ada makanan kecil. Sore hari biasanya ada
pop mie yang dibagikan. Alhamdulillah... enak sekali buat mengganjal
perut, karena udara dingin memang kerap bikin cepat lapar. Untuk amannya
kalau tak mau ikut berebut atau antri pop mie, boleh jika membawa pop
mie sendiri. Air panas? Selalu adaaa.... Beberapa jamaah rombongan kami
bergumam, entah sudah berapa tahun mereka tak menikmati pop mie di tanah
air. Dan makan pop mie di Mina. Nikmat sekali...
Oya, di ARMINA,
makanan yang disajikan tak jauh dari daging, daging dan daging. So, buat
yang ga doyan atau anti makan daging, boleh membawa abon atau telur
asin. Walau doyan aja dengan daging, tak salahnya kok membawa abon atau
telur asin atau sejenisnya, karena bosan juga kan kalau tiap hari daging
mulu :)
Bada ashar, saya diajak teman buat jalan-jalan di
seputaran maktab. Saya setuju dan begitu keluar maktab, saya terkesima
dengan pemandangan yang saya temui. Mina sore itu sungguh sangat indah
dalam pandangan saya. Gunung-gunung batu, langit biru dengan semberut
jingga dan pakaian putih-putih di mana-mana. Subhanallah.... Sy
lagi-lagi didekap haru dan syukur. Kini saya di Mina.. Mina.. Mina...
tempat impian saya.
Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, saat
itu tentu saja saya sudah dalam kondisi ihram dan besok adalah puncak
dari segalanya : WUKUF di Arafah. Jam 2 dinihari saya sudah terbangun,
bergegas ke kamar mandi, mengambil wudhu dan bersiap shalat malam.
Ketika saya ingin mengangkat takbir, seorang ibu jamaah menegur saya.
"Anti, kita tidak boleh shalat sunnah."
"Eh?" saya bingung dengan pernyataan itu.
"Iya,
kita dalam kondisi Ihram Haji ini tak boleh shalat sunnah. membaca
talbiyah saya. Saya udah mau negur anti dari tadi malam, tapi ga enak."
"Kok
ga boleh Bu?" Saya masih bingung. Ini malam penting dalam hidup saya.
Karena besok sudah saya akan melaksanakan wukuf, tentu saja malam ini
saya ingin mengisinya dengan mendekat pada Allah. Bersujud yang panjang.
Berterima kasih atas karuniaNya yang sungguh besar.
"Iya, ga
boleh shalat sunnah. Yang wajib aja. Baca talbiyah aja yang banyak. Saya
juga pengin kok shalat tahajud. Tapi kan jadi sia-sia aja kalau ga
boleh. Sudah, banyakin talbiyah aja," Ibu itu memberitahu lagi.
Saya
terserang galau. Tak jadi shalat. Saya mencoba menelpon kakak saya untuk
bertanya di tenda sebelah tapi tak diangkat. Saya melirik jam, sudah
lewat dari jam 3 dini hari. Beda waktu 5 jam dengan tanah air, jadi ini
sudah pagi di tanah air, saya menelpon paman saya bertanya pada beliau
dan beliau terkaget dengan pertanyaan saya, tapi juga tak memberikan
jawaban yang memuaskan.
Saya masih galau saja dan akhirnya saya tak jadi shalat malam itu sampai subuh menjelang. Hiks.
Esoknya
ketika saya sampaikan pada kakak saya. Dia bilang dia tetap shalat kok,
rombongan pria yang lain juga. Ahhh... Saya merasa rugi sekali. Tapi
sudah lah semua sudah terjadi. Saya mengambil hikmah dari kejadian itu,
kalau kita mesti punya bekal ilmu yang banyak. Karena bisa jadi ada
beberapa hal yang tak terduga hadir dalam perjalanan ibadah kita.
Pada
tiap teman yang bertanya apa aja sih persiapan penting buat Haji,
hampir selalu saya menjawab, optimalkan persiapan ilmu. Belajar, belajar
dan terus belajar. Baca buku Haji, miliki, walau tak tau kapan akan
berangkat. Semoga dicatat Allah sebagai amal dan kesungguhan kita buat
berangkat.
*InsyaAllah Bersambung*
Alhamdulillah kita diberi kemudahan untuk berhaji di usia muda ya, aku mah 21 Ti. Nikmatnya berhaji kala muda, semangat 45 dan seger buger. Aku ikut yg reguler, waktu di Mina cuman dialasi karpet aja, tanpa kasur...hehehhhe
BalasHapussaya baru dengar yanti kalau ihram g boleh shalat sunnah
BalasHapuswaktu di maktab malah shalat jama'ahnya pada rawatib-an semua tuh
saya waktu hajj galaunya saya sdg terapi menstruasi pasca perdarahan memanjang(setiap hari mens)
rasanya kurang gimana aja, gitu. ibadah tapi dalam kondisi 'berdarah' meski istihadoh
smg ibadah kita diterima Allah ya yanti
saya paling suka waktu lempar jumrah, seru rasanya seneng banget waktu disitu
habis jalan jauuuh, sampai disana sama sekali g capek malah rasa senangnya membuncah ^^
Ry... Iyaa... Alhamdulillah. Daku pun juga sangat bersyukur akan hal itu. Rasanya amazing. Serasa mimpi. Allah mengabulkan doaku yang dalam perhitunganku sendiri rasanya jauh sekali baru bisa terwujud.
BalasHapusmbak Indri.. Iya mbak, boleh aja kok, hanya saja saya terpengaruh dengan jamaah lain yang bilang ga boleh. Hehehe.. karena itulah yanti pikir kita mesti banyak2 belajar, punya ilmu. Biar ketika ada yang bilang gini, qta ga terpengaruh. Kalau terpengaruh dengan yang benar dan membuat kita tahu apa yang kita tidak tahu Alhamdulillah ya mbak...
BalasHapusAamiin... Semoga mambrur... diterima Allah.. Aamiin...
Iya mbak, yanti juga senang sekali. rasanya ada sesuatu yang nyess gitu ketika melempar jumrah. Semoga bisa kembali melakukan semua prosesi itu ya mbak. Aamiin....
Mbak Indri dan Yanti, semoga kita bisa kesana lagi ya....Aamiin :)
BalasHapusaamiin, aamiin ya robbal alamiiin
BalasHapusAamiin ya Rabb... Kabulkan doa-doa kami...
BalasHapus