“Novel ini ditujukan untuk kalian, khususnya para bunga matahari yang masih berusaha mengejar matahari”
Itulah sederet kata yang tertulis di kata pengantar Morning Light karya Windhy Puspitadewi, yang membuat saya semakin tertarik dan menebak-nebak isi ceritanya . Yang terbayang dalam pikiran saya buku ini bercerita tentang seorang gadis yang naksir abis dengan temannya ,
terus mengejarnya hingga sampai pada satu titik di mana dia berhenti
berharap. Hal ini tentu saja diperkuat dengan keterangan lain di kata
pengantar di mana si penulis mengatakan bahwa novel ini berdasarkan
pengalaman pribadinya sendiri, di mana ada seseorang yang dikejar sejak
dia kecil .
Dan
ketika berada di awal cerita saya menemukan cerita tentang Sophie yang
selalu satu sekolah dengan Devon, semakin kuatlah keyakinan saya ini
tentang Sophie yang ngejar-ngejar Devon. Walau kemudian saya bingung
juga, kenapa 2 tokoh yang lain, Agnes dan Julian mendapat porsi
penceritaan yang sama banyaknya dengan Sophie dan Devon. Eaaaaa….
Ternyata tebakan saya salah pemirsah
Morning Light memang bercerita tentang persahabatan 4
orang, 2 cowok 2 cewek. Devon dan Julian, Sophie dan Agnes. Mereka
bersahabat sejak SMP, oh ya tidak Sophie dan Devon telah bersahabat
sejak masih kecil karena rumah mereka berdekatan. Walau akhirnya mereka
berpisah waktu SMA (kecuali Sophie dan Devon) tapi persahabatan mereka
tetap terjalin erat. Masih saling antar jemput sepulang sekolah.
Tentu saja, cerita tidak bergulir mulus. Ya iya lah… apa artinya sebuah cerita tanpa konflik. Garing bo… karena
itu cerita ini juga sarat dengan konflik yang membelit setiap tokohnya.
Agnes yang merasa dibayang-bayangi oleh kakaknya yang telah wafat yang
membuat hubungannya dengan sang Mama merenggang, Sophie yang terobsesi
mengikuti jejak mamanya sang penulis, Julian yang selalu ingin lebih
unggul dari Daniel, abangnya sendiri dan Devon yang dididik keras oleh
sang ayah agar menjadi pemain bola. Yang semua hal itu membuat mereka
menjadi orang lain, bukan menjadi diri mereka sendiri.
Konflik juga semakin manis dengan adanya romansa antara ke empatnya. Hihihihi….
Cinta terpendam, tak bisa mengungkapkan hingga tak sadar bahwa perasaan
itu ada. 2 orang dalam cerita tersebut tak menyadari akan perasaan
mereka, 2 yang lain sadar tapiiii menyimpannya di lubuk hati terdalam.
Deeuuuu….. Jadi tersayat-sayat gitu deuh yang baca
Saya juga suka bagaimana Windhy, sang penulis membangun karakter
masing-masing tokoh. 4 tokoh dalam Morning Light punya karakter yang
bedaaa banget. Tapi penulisnya bisa membuat masing-masing tokoh berjalan
dengan karakter masing-masing, ga tercampur aduk. Dan saya paling suka
dengan sosok Julian, paling cuek tapi sebenarnya paling peduli dengan
teman-temannya. Paling bisa mengendalikan juga mempengaruhi. Tipe
pemimpin banget deh
Ketika mencapai ending, saya pun ikut berpikir tentang diri saya sendiri. Eaaaaa…… dan saya rasa nih ya, novel ini bagus buat difilmkan. Sebelas dua belas dengan Perahu Kertas gitu deh. Wkwkwkwk…… Jadi penasaran deh dengan buku-buku Windhy yang lain.
Bunga matahari selalu menghadap matahari. Mengikuti ke mana pun matahari pergi. Berusaha menjadi seperti matahari dan tertekan karena sadar tidak akan pernah bisa, sekuat apapun dia berusaha. Dan karena perhatiannya selalu tertuju pada apa yang dilihatnya, dia tidak bisa melihat ke dalam dirinya sendiri. Bunga matahari tidak sadar kelebihannya sendiri. Dia tidak sadar dia lebih tinggi dari rata-rata bunga pada umumnya. Tidak tahu bahwa dia cantik. Tidak tahu bahwa banyak orang yang lebih senang melihatnya daripada melihat matahari itu sendiri.
awalnya juga mikir ini tentang cewek yang ngejar2 cowok, tapi windy selalu bisa ngasih yang lebih daleemmm dari itu... :)
BalasHapusbetul ka. makanya jadi penasaran ama buku2 Windhy yang lain :D
BalasHapus