“Ra, ada punya kemiri ga?” Kak Arya tiba-tiba muncul di pintu kamarku. Aku menoleh. Sebal. Ga suka keasyikanku diganggu.
“Kemiri? Buat apaan?” Aneh kan, dia yang ogah banget ke dapur tiba-tiba nanya kemiri. Bikin mie instant rebus aja suka teriak-teriak minta tolong ke aku.
“Buat rambut nih, katanya teman kemiri bagus buat menguatkan dan menyuburkan rambut.”
“Ya ampyun kak.. Perawatan rambutnya ngalahin aku yang cewek aja.” Kak Arya emang perhatian banget sama rambutnya, untuk urusan ini aku kalah jauh deh dari dia.
“Bawel ah, kemirinya di mana?”
“Ada di kulkas.” Aku menjawab dan langsung berpaling ke layar laptopku. Kak Arya pun segera berlalu dari hadapanku.
“Ra, di kulkasnya di mana?” Tak berapa lama kak Arya muncul lagi.
“Di rak di pintunya itu kak. Dibungkus plastik.” Jawabku tanpa mengalihkan pandang dari layar laptop. Tak ingin obrolanku dengan beberapa teman di YM terhenti.
“Ra….” Suara kak Arya lagi. Aku menoleh sebal.
“Apaan lagi sih ka? Kemirinya ada kok, di rak di pintu kulkas. Nyarinya lebih teliti dong.” Kataku. Mendengar kata-kataku kak Arya langsung menjawab, membela diri.
“Masalahnya aku ga tau yang namanya kemiri itu yang mana.”
“Kemiri? Buat apaan?” Aneh kan, dia yang ogah banget ke dapur tiba-tiba nanya kemiri. Bikin mie instant rebus aja suka teriak-teriak minta tolong ke aku.
“Buat rambut nih, katanya teman kemiri bagus buat menguatkan dan menyuburkan rambut.”
“Ya ampyun kak.. Perawatan rambutnya ngalahin aku yang cewek aja.” Kak Arya emang perhatian banget sama rambutnya, untuk urusan ini aku kalah jauh deh dari dia.
“Bawel ah, kemirinya di mana?”
“Ada di kulkas.” Aku menjawab dan langsung berpaling ke layar laptopku. Kak Arya pun segera berlalu dari hadapanku.
“Ra, di kulkasnya di mana?” Tak berapa lama kak Arya muncul lagi.
“Di rak di pintunya itu kak. Dibungkus plastik.” Jawabku tanpa mengalihkan pandang dari layar laptop. Tak ingin obrolanku dengan beberapa teman di YM terhenti.
“Ra….” Suara kak Arya lagi. Aku menoleh sebal.
“Apaan lagi sih ka? Kemirinya ada kok, di rak di pintu kulkas. Nyarinya lebih teliti dong.” Kataku. Mendengar kata-kataku kak Arya langsung menjawab, membela diri.
“Masalahnya aku ga tau yang namanya kemiri itu yang mana.”
Kalo di Banjar, kemiri namanya apa Yan?
BalasHapuskaminting mbak :)
BalasHapus