Salah satu adegan dalam Jewel in the Palace a.k.a Jang Geum itu adalah saat Jang Geum belajar ilmu pengobatan pada seorang tabib wanita, Tabib Tjang.
Pada suatu hari Jang Geum menemani Tabib Tjang menemui seorang pasien yang hidup di bawah garis kemiskinan gitu, seorang anak kecil di gubuk itu sedang sakit. Tabib Tjang memeriksanya dan kemudian bilang penyakitnya adalah ini dan ini dan harus diobati dengan obat ini tapi si orang tua pasien tidak punya uang untuk membeli obat-obatan tersebut.
Tabib Tjang pun berlalu dan mengabaikan ketidakmampuan si pasien membeli obat. Hal ini membuat Jang Geum geram, menurutnya apa susahnya sih bagi Tabib Tjang yang punya banyak uang hasil mengobati orang-orang kaya atau pejabat yang sakit untuk membelikan obat buat pasien itu. Tapi Tabib Tjang tetap saja tidak mau menuruti saran Jang Geum untuk membelikan obat.
Akhirnya Jang Geum meminjam uang dari Min Jo Ho untuk membelikan si pasien itu obat. Kemudian episode selanjutnya memaparkan kalau Tabib Tjang dibantu seorang pejabat membuat tempat penampungan air bersih buat para penduduk miskin. Tabib Tjang tahu kalau sumber yang sering menganggu kesehatan para penduduk karena mereka tidak mengkonsumsi air yang selayaknya sehingga mereka mudah jatuh sakit.
"Aku tidak bisa menggunakan uangku untuk membelikan obat buat para pasien, itu tidak akan cukup. Karena itulah uangku kugunakan untuk membangun tempat penampungan air ini agar mereka bisa dengan mudah mendapatkan air bersih. Mereka tidak bisa membeli obat karena mahal, karena itulah mereka tidak boleh sakit," jelas Tabib Tjang pada Jang Geum.
Mencegah itu lebih baik dari mengobati. Itulah kesimpulan yang saya ambil dari salah satu episode Jang Geum itu. Sudah dari zaman para orang di Korea sana masih pakai hanbok sampai sekarang yang namanya obat-obatan itu mahal. Lihat saja di Apotek Rumah Sakit, ketika menebus obat dari dokter, rupiah yang ditukar bukan hanya belasan atau puluhan ribu. Tapi ratusan ribu rupiah. Mahal kan?
Maka, saya pun ingin menerapkan hidup sehat. Mencegah lebih baik dari mengobati. Udah sejak kemarin-kemarin sih penginnya walau realisasinya sulit juga karena mengubah gaya hidup. Hahahahaa......... Tapi sejauh ini, saya sudah bisa mengkonsumsi juz buah tanpa memasukkan sedikit pun gula atau susu. Biasanya sih hanya campuran dari wortel + tomat + apel + jeruk. Sesekali apel saya ganti dengan melon.
Bagi saya yang dulu selalu menambahkan susu yang banyak pada juz, dan kali ini bisa menengak juz yang tanpa gula itu sudah jadi prestasi.
Di rumah saya di Barabai, sejak dulu abah saya suka dengan sayuran yang dimasak lembek. Melalui perebusan yang lama. Dan akhirnya saya juga terbiasa makan oseng-oseng sayuran atau rebusan yang lama. Beberapa waktu ini saya ingin membiasakan merebus sayuran tak lama, agar apa yang terkandung di sana tidak hilang dan saya tidak memakan ampasnya saja.
Yang sulit adalah gorengan. Erggghhh.... Dari dulu susah sekali menghindar dari gorengan ini. Soalna saya suka dan suami juga doyan. Tapi kata teman saya, usahakan bikin sendiri saja yan, setidaknya kita bisa mengontrol minyak goreng yang kita pakai. Saya pernah baca di mana gitu kalau sebaiknya minyak goreng itu hanya dipakai maksimal sampai tiga kali, setelah itu buang. Boros amat? Iya. Tapi ingat sakit itu lebih mahal.
Beberapa teman menyarankan memakai cannola oil atau olive oil buat menggoreng atau menumis. Saya cek harganya jauh lebih mahal dari minyak goreng biasa. Sampai sekarang saya belum membelinya. Mungkin nanti bakalan beli juga dengan mengingat sakit itu lebih mahal. Hahahaha....
Tapi saya masih doyan sekali dengan yang namanya nasi padang. Apalagi di Handil ini ada Nasi Padang yang menurut saya maknyussssss...... Ah, emang perlu perjuangan ya buat mengubah gaya hidup yang sudah mendarah daging begini.
Kalau untuk urusan MSG, Alhamdulillah sudah bisa menghindari. Tapi saya masih hobi jajan di luar yang tentunya mereka bisa dengan semena-mena memasukkan MSG ke makanan yang disajikan pada saya. Dilema emang :p
Dan ya, satu hal lagi yang diperlukan dan diperjuangkan adalah Olah Raga. Meluangkan waktu untuk menggerak-gerakkan badan hingga mengeluarkan keringat. Kadang saya berpikir, nyuci baju juga bikin saya gerak-gerak kok. Ahahahahaha.....
Sudah 10.58... Kesimpulannya adalah Mari Hidup Sehat.
Semangat Yantiiii..... ^^
Oya, saya nemu status dari Ustadz Arifin Ilham yang pas dengan tulisan ini. Berikut isi statusnya :
SUBHANALLAH, sahabatku, Islam agama yg memperhatikan kesehatan & kekuatan fisik, “Ilmu yg luas & fisik yg kuat” (QS al Baqoroh 247). Rasulullah bersabda, “Mu’min yg kuat lebih disenangi Allah & Rasulnya”. Rasulullah menyenangi olah raga dari berenang, memanah, jalan kaki, Berkuda dll. Bahkan diajarkan dlm doa “wa aafiyataan filjasadi” setelah mohon keselamatan iman, mohon kesehatan fisik agar “aafiyatan” bermanfaat, dg sehat dapat mencari rizki yg halal, ibadahpun ni’mat, amal sholehpun jadi semangat, keluargapun ikut bahagia…byk manfaat dijalan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah memberikan komentar di blog saya. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menyaring komentar spam ^_^