Tadi malam saya menyelesaikan membaca novel ke
4 Go, Keo! No, Noaki! dengan deraian air mata. Hiks. Sebut saya lebay... Tapi
saya memang menangis tersedu-sedu membacanya. Wkwkwk... Kemudian langsung
kepoin fbnya Keo. Dan lega mendapati komen Mbak Ary Nilandari kalau GKNN belum
berakhir dan semoga lanjutannya bisa muncul saat Keo ulang tahun. Heuu... Itu
artinya 1 Januari kan? Horee... Bentar lagiii...
Dari membaca 4 buku seri ini, saya paling suka
edisi nomor genap (resensi GKNN 1 ada di sini, GKNN 2 ada di sini). Saat cerita
ada di sudut pandang Noaki. Mungkin karena saya dan Noa sama-sama perempuan,
jadi apa yang Noa rasakan juga saya rasakan. Noa cemas, saya cemas. Noa
berdebar-debar, saya juga. Noa lega, saya juga lega. Apa yang dirasakan Noa di
ending, saya juga merasakannya. Ah, Noa. I feel you, Dek.
Kemarin saya baca salah satu komentar pembaca
yang menyebut membaca GKKN seperti menengok masa lalu. Ah, saya setuju sekali.
Walaupun saya tidak punya sahabat laki-laki, tapi segala rasa yang berkecamuk
di sana mungkin juga pernah saya rasakan.
GKNN 4 seperti yang saya sebutkan sebelumnya
bercerita dari sudut pandang Noa. Noaki yang masih belum sembuh total kakinya
dari cedera. Teman-teman yang belajar bersama di rumahnya. Ulang tahun Noa dan
kejutan yang sangat manis dari Keo juga teman-teman yang lain. Kenyataan yang
harus dihadapi Seb. Kekhawatiran mereka terhadap Keo karena ada orang asing
yang mengamati Keo sedemikian rupa.
Puncaknya saat Keo berubah dan berulah.
Teman-teman punya masalah dengan Keo satu per satu. Keo mulai menyebalkan dan
menjauh dari jangkauan teman-temannya. Sampai pada suatu hari, Keo menghilang.
Semuanya cemas memikirkan Keo, terlebih Noaki.
Pada bagian ending saya sukses dibuat menangis
tersedu-sedu. Dalam seri ke 4 ini misteri-misteri terungkap dan tentu saja saya
tidak ingin ceritanya berakhir begitu saja. Lanjutkan sampai mereka dewasa ya,
Mbak Ary. Tapi gimana dengan para pembaca cilik yang mau ikut baca? Padahal
kalau ceritanya langsung lompat ke dewasa, itu bukan bacaan yang cocok buat
mereka #kemudiangalausendiri
Pada GKNN 4 ini seperti seri sebelumnya ada
banyak quote cantik yang kerap membuat saya termenung. Ada cerita dan pesan
tersembunyi terang-terangan yang membuat saya tercenung hingga saya merasa
diingatkan oleh anak-anak ini. Seperti tentang penggunaan gadget juga tentang
persahabatan. Termasuk memahami saat teman ingin sendiri.
Sahabat terdiri atas segala macam: darah, daging, tulang, perasaan, kebaikan, keburukan, dan misteri. Bagaimana mungkin kamu pilih-pilih, sementara kamu sendiri ingin diterima utuh apa adanya?
Kalau hatimu seperti lemari yang lega karena isinya tertata rapi, kamu akan punya tempat untuk menyimpan yang lain-lain --- membaca ini membuat saya ingin membereskan lemari. Hahaha...
Saya juga suka bagian saat Noa mengingatkan : “Kamu
bikin Keo seperti enggak punya sisi baik sama sekali. Mungkin cara Keo keliru. Mungkin
itu kelemahannya. So what? Kamu enggak bisa berharap sahabat kamu seratus
persen sesuai dengan maumu. Apa kamu sadar, sikapmu sama Keo selama ini juga
enggak seratus persen baik? Apa Keo menghapus kamu dari daftar sahabatnya?”
Ah, di edisi ini persahabatan Keo, Noa, dan
teman-temannya memang tengah diuji. Bagaimana mereka menyelesaikannya? Ada
bagian-bagian di mana membuat hati saya menghangat saat membacanya. Tak dapat
dipungkiri lagi, saya sangat suka novel ini.
Di GKNN 5, saya berharap sudut pandang
penceritaannya bisa bergantian. Mungkin cukup dua, dari Keo dan Noaki. Bisa
bergantian per bab. Karena apa? Kan sudah dibilang di awal karena saya lebih
suka cerita dari sudut pandang Noaki. Masa saya harus menunggu GKNN 6 buat
membaca cerita dari sudut pandang Noaki #pembacaegois. Hihihi...
Judul : Go, Keo! No, Noaki! 4 : Rahasia Sahabat
Penulis : Ary Nilandari
Penerbit : Kiddo
Tahun Terbit : 2015
Tebal Buku : ix + 189 Halaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah memberikan komentar di blog saya. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menyaring komentar spam ^_^