Kemarin saat menulis cara mengirim cerpen ke Majalah Bobo, saya menengok kembali postingan saya di blog saya yang lain, tentang apa saja komentar yang masuk yang bertanya terkait pengiriman cerpen ke majalah Bobo. Salah satu pertanyaan tidak saya cantumkan di postingan sebelumnya karena jawabannya akan panjang. Pertanyaannya berbunyi, apakah saya belajar menulis cerpen anak secara autodidak?
Kalau dalam KBBI autodidak artinya orang yang mendapat keahlian dengan belajar sendiri. Autodidak ternyata yang baku, bukan otodidak
Lalu apa jawabannya? Jawabannya adalah Tidak.
Saya berguru. Berguru kepada beberapa orang yang ahli. Belajar lewat kelas online.
Guru pertama saya dalam menulis cernak adalah Kang Ali Muakhir. Walaupun saya sudah tergabung di Winner Class saat itu tapi saya belum pernah diajar Kang Ali langsung. Saat itu Teh Lygia yang mengadakan kelas tersebut dengan narasumber Kang Ali Muakhir. Saya banyak belajar lewat kelas tersebut. Tentang apa itu cerpen anak, bagaimana seharusnya cerpen anak tersebut, dsb. Bisa dibilang itu kali pertama saya belajar menulis cerpen anak dengan lebih serius.
Akhir tahun 2013, saya mendaftar di kelas Penulis Tangguh di bawah asuhan Mbak Nurhayati Pujiastuti. Di luar dugaan saya, saya diterima di kelas PT. Surprise sekali. Kelas PT ini gratis dan bagi saya gratis atau bayar itu sama saja risikonya. Bayar kita termotivasi untuk balik modal. Gratis, saya tidak ingin mengecewakan guru saya yang sudah memberi saya ilmu dengan cuma-cuma. Saya ingin membuat beliau tersenyum dengan karya saya. Kalau bayar juga pengin sih membahagiakan guru karena apa yang saya bayar tidak seberapa dari banyaknya ilmu yang saya dapat.
Kelas pertama di PT saat itu adalah kelas menulis cerpen anak. Cerpen anak pertama yang saya tulis itu saya kirimkan ke Kompas Anak dan dimuat delapan bulan kemudian. Oh, sungguh itu di luar dugaan saya. Saya takjub bagaimana Mbak Nur membimbing saya menulis hingga berhasil menembus Kompas. Sampai sekarang saya masih belum bisa menulis cernak sendiri untuk menembus Kompas. Selalu dikembalikan. Huhuhu... Cerita saya tentang Penulis Tangguh bisa dibaca di sini.
Seperti di kelas bersama Kang Ali, di PT saya juga belajar banyak hal. Mbak Nur, Ibu Guru saya terus memotivasi murid-muridnya agar berkarya yang terbaik. Terlalu panjang tulisan ini jika saya menyebutkan satu per satu apa yang saya dapat di PT.
Salah satu cerpen anak hasil belajar di kelas PT |
Kemudian saya ikut kelas KUrcaci Pos bersama Mas Bambang Irwanto. Sebelumnya saya sudah pernah mendaftar untuk ikut kelas Kurcaci gretongan tapi tidak terpilih. Hehehe... Akhirnya bulan September tadi saya ikutan juga. Saya penasaran dengan ilmu dari Mas Baim ini karena beliau langganan di Bobo. Belajar sama Mas Baim juga asyik sekali. Lagi-lagi saya mendapatkan banyak ilmu baru terkait menulis cernak untuk menembus media.
Itulah tiga kelas yang saya ikuti. Di luar itu masih banyak 'tangan-tangan' yang membantu saya menulis cernak. Ada Mbak Irma Irawati yang pertama kali 'menarik' saya untuk terjun ke dunia kepenulisan.cerita anak. Ada Uni Dian Iskandar yang menjadi guru saya menulis novel anak. Ada mentor-mentor saya di kelas PT, mb Saptorini, mb Yuniar Khairani, mb Yulina Trihaningsih, mb Mitha Juniar dan teman-teman PT lainnya. Serta yang tak bisa saya lupakan teman-teman BaW Community tempat saya mencari semangat, memggalau dan curhat. Serta suami saya yang tak lelah mendukung saya dan nama-nama lain yang tak bisa saya sebutkan satu per satu.
Oya, saya masih memendam harap ingin belajar menulis cernak pada mbak Veronica Widyastuti dan Mbak Rae Sittapatapa. Juga belajar menulis novel anak pada Mbak Ary Nilandari. Semoga suatu saat bisa terwujud
Jika teman-teman ingin ikut kelas menulis cerpen anak buat menembus media, pas banget nih. Guru-guru menulis saya sedang buka kelas. Ada kelas Merah Jambu oleh Mbak Nurhayati Pujiastuti. Juga kelas Kurcaci Pos oleh Mas Bambang Irwanto. Keduanya kelas berbayar
*masi nunggu tips nulis dan tips nembus Bobo dari mba :D
BalasHapusMbak Monika... Cek postingan sebelum ini yaaa.... Di blog Mbak Nurhayati dan blog Kurcaci Pos banyak tips menembus media. Kedua guru saya itu hebat2 :D
Hapussiap mba.. maaf kemaren kelewat baca :D
HapusSudah berkunjung ke PT. Keren ya. Saya banyak membaca di saat ga tau mu nulis apa. Tp yg paperless sih. Klo ada yg berhasil gini jadi semangat...
BalasHapusSama, Mbak. Saya juga suka baca kalau lagi buntu nulis. Membaca kan modal penulis. Yuk sama2 semangat kita, Mbak :-)
HapusMba Yanti keren, panen terus cerpennya dimuat di media :D Aku kapan ya :D
BalasHapusMbak Ila udah jadi blogger kereen... Sy juga pengin. Hehehe... Alhamdulillah, Mbak. Ayo kita semangat :-)
HapusMbak Yanti jempol deh ;)
BalasHapusAiiih, Kak Nia juga jempool. Langganan Nubi :D
HapusSaya belum kesampaian menulis cernak. Sepertinya harus meulai melupakannya. Mau fokus saja sama apa yang saya bisa.
BalasHapusAh iya, Mbak. Fokus. Sampai sekarang sy masih galau mau fokus di mana :D
Hapusjadi pengin ikut kelas menulis lagi..kebanyakan ngeroll nih...
BalasHapusIya, Mami.. Kangen ya kalau lama ga ikut kelas nulis :-)
Hapus