Dahulu
kala (Kayak pembuka dongeng :p), ada teman yang bertanya bagaimana menulis
resensi buku antologi yang berisi kumpulan cerita atau buku kumpulan cerpen
alias kumcer? Setelah mempelajari resensi teman-teman, saya jadi tahu
jawabannya.
Kalau resensi novel
kan kita hanya menuliskan satu sinopsis cerita. Sedangkan di kumcer ada
beberapa cerita. Apa harus dituliskan semuanya? Jawabnya, tidak perlu. Cukup
ambil 2 atau 3, 3 atau 4 cerita yang mewakili. Bisa cerita paling inspiratif,
paling menarik, atau paling bagus buat dikutip. Karena ada kan media yang
mensyaratkan kutipan buku di dalam resensi.
Ini
contoh resensi yang berupa kumpulan kisah yang tergabung dalam antologi My
Wedding Story. Resensi ini dimuat di Koran Jakarta. Tulisan perdana saya di
media :D
Bagi
yang ingin mengirimkan resensi ke Koran Jakarta syaratnya adalah panjang
resensi minimal 4000 karakter dengan spasi dan dikirim ke opinikoranjakarta@yahoo.co.id,opinikoranjakarta@gmail.com
Syarat
lengkapnya bisa dilihat di sini
Kisah Menuju Singgasana Pengantin
Jodoh dan pernikahan adalah hal yang selalu menarik untuk
diperbincangkan manusia dari zaman ke zaman. Bahkan hal itu sudah ada sejak
zaman manusia pertama, Adam dan Hawa. Setiap manusia punya cerita masing-masing
tentang pertemuan mereka dengan jodoh. Begitu pun juga dengan acara pernikahan,
beragam cara mereka lakukan untuk menyelenggarakan acara pernikahan. Dari yang
begitu menjunjung adat, sampai yang begitu mempertahankan hal-hal yang ada
dalam acara pernikahan agar tidak bertentangan dengan agama yang dianut.
Ada 25 cerita dari 25 penulis dalam buku ini tentang
pertemuan mereka dengan jodoh dan bagaimana menyelanggarakan acara pernikahan
yang setiap pasang pengantin berharap apa yang mereka laksanakan saat itu
sebagai yang pertama dan terakhir dalam hidup. Ada perjuangan baik kecil maupun
besar demi terselenggaranya acara sakral itu.
Seperti cerita yang dituturkan
oleh Diah Indri yang saat persiapan pernikahannya dia sedang berada di Arab
Saudi demi menyelesaikan pendidikan akhir di bidang keperawatan. Walau sudah
merencanakan sejak jauh-jauh hari untuk pulang ke Indonesia menjelang
pernikahannya tapi kendala ternyata menghadangnya di Bandara King Abdul Aziz,
Jeddah. Tiketnya ditolak. Hal itu merunyamkan pikirannya, bagaimana bisa dia
menunda kepulangannya ke tanah air kalau acara pernikahannya sudah di depan
mata. (Hal 217)
Salah satu penulis lain di buku ini yang bernama Zulzilah
Arth bercerita tentang persiapan pernikahannya, di mana dia menuruti segala
kepercayaan orang Jawa. Termasuk, dilarang mandi selama tiga hari supaya tidak
turun hujan saat perta pernikahannya berlangsung. Tiga hari tidak mandi
termasuk hari di mana acara pernikahan berlangsung. Jadilah kemudian
teman-temannya menjuluki dia sebagai pengantin ungu yang bau, disebut pengantin
ungu karena pengantinnya mengenakan pakaian ungu, disebut bau karena
pengantinnya tidak mandi tiga hari. (Hal 69)
Lain lagi cerita yang dituturkan oleh Nunung Nurlaela.
Jika Zulzilah Art mengikuti kepercayaan orang Jawa, maka penulis satu ini
menuturkan sebuah cerita tentang bagaimana dia berusaha keras mengawal
pernikahan agar tidak bertentangan dengan ajaran agama. Dengan menolak alis
dikerok juga memakai gaun yang disediakan sendiri supaya tidak ketat dan
membentuk lekuk tubuh. (Hal 97)
Buku ini juga memuat kisah dari seorang penulis tamu yang
namanya pernah dikenal lewat buku Long Distance Love yaitu Imazahra. Untaian
kata manis yang penuh perenungan memenuhi cerita yang ditulis oleh penulis yang
sekarang berkecimpung dalam dunia backpacker.
Saat seorang Imazahra yang terpuruk atas
ketidakpercayaannya pada ikatan rumah tangga dan berusaha bangkit melawan semua
rasa sakit. Dia bawa langkahnya pergi sejauh-jauhnya dari tanah air dengan
membawa luka hingga kemudian perjalanan mempertemukannya dengan seseorang yang
membuat dunianya mendadak menjadi lebih nyaman untuk ditinggali dan dinikmati.
(Hal 17)
Perjalanan indah yang kemudian membawa Imazahra bertemu
dengan kekasih hati yang kini menjadi suaminya. Hal yang membuatnya yakin
betapa sedih dan bahagia selalu dipergulirkanNya dalam kehidupan. Pada
akhirnya, seberat apapun beban kehidupan ditimpakan pada kita, jika kita mau
bersabar mendaki puncak kebaikan, insyaAllah beban itu akan tertinggal jauh di
bawah, atau bahkan diangkatNya, asal sabar dan bersangka baik menjadi peneman
perjalanan kita. (Hal 14)
Kisah lainnya di buku ini akan membuat kita menyadari
bahwa dalam hidup dibutuhkan perjuangan-perjuangan untuk melewatinya. Kelelahan
itu pasti ada, namun semua seolah terbayar saat bisa saling menatap bahagia di
atas pelaminan. Tapi tentu saja ada perjuangan baru yang menanti di depan
setelah semua acara resepsi selesai. Perjuangan sesungguhnya dalam sebuah
kehidupan baru bernama pernikahan.
***
Data Buku
Judul Buku : My Wedding Story
(Kumpulan Kisah Inspiratif Menuju Pernikahan)
Penerbit
: Mozaik Indie Publisher
Penulis
: Imazahra, Ihwan Hariyanto, Dwi Rahmawati, dll
Genre
: Antologi Kisah Nyata Inspiratif
Tahun Terbit : 2013
Tebal Buku : X+244 Halaman
ISBN
: 978-602-17723-3-1
kalo kumcer memang diambil sebagian cerita aja ya mbak. Iya juga sih, kalo ceritanya ada 20, masa 20 cerita dikupas semua. Mau intip-intip ah resensi dari mbak Hairi Yanti :)
BalasHapusIya, Mbak Lianny. Bisa melebihi batasan jumlah kata kalau semuanya diceritakan. Terima kasih ya, Mbak. Sudah mampir :-)
HapusKisah yang manis, lucu dan mungkin juga ada kepedihan di sana ya Mak :)
BalasHapusIya, Mbak. Nano-nano kisahnya :-)
Hapuswah manisnya jadi belajar nulis resensi buku antologi, makasih sharingnya :)
BalasHapusAiiih... Mb Naqiy mah udah jago nulis resensinya. Ynt yg harusnya belajar dri mb Naqiy :-)
Hapus