Cover Bulan Nararya |
Latar belakang profesi merupakan salah satu hal yang
bisa menjadi kekuatan sebuah novel. Apalagi jika profesi tokoh dalam novel
tersebut menyatu dalam cerita. Saling dukung antara cerita yang berjalan,
karakter tokoh-tokoh di dalamnya, juga profesi yang ditekuninya. Pembaca pun
tidak hanya mendapatkan jalinan cerita demi cerita, tapi ilmu pengetahuan baru
yang akan menambah wawasan.
Nararya atau yang biasa dipanggil Rara adalah seorang
terapis dengan latar belakang pendidikan ilmu psikologi di sebuah mental health center di kota Surabaya.
Suatu hari Nararya membuat terkejut pimpinannya di tempat ia bekerja karena ia
menghentikan pengobatan agar para pasien tidak akan pernah relapse atau tak akan pernah tergantung pada apa pun.
Metode yang diusulkan Nararya adalah transpersonal di
mana menurut Nararya dengan terapi itu pasien akan sembuh total dan tidak
kambuh. Tidak tergantung lagi pada siapa pun dan bisa kembali utuh ke tengah
keluarga dan masyarakat. Metode transpersonal adalah suatu aliran baru
psikologi (sebelumnya hanya psikoanalis, humanistic,
behaviors) yang menyembuhkan
penderita gangguan mental dengan pendekatan budaya, pengalaman puncak seperti
Sufi, Shaman, Tao, Tantra, Zen. Apa yang dikemukan Nararya mengagetkan Bu
Sausan sang pemilik klinik kesehatan mental dan juga Moza, yang dulu adalah
sahabat sekaligus rekan kerja Nararya.
Nararya berharap obat antipsikotik atau obat neuroleptik tidak ditelan seumur hidup oleh para pasien. Karena dulu obat ketidakwarasan itu dipenuhi pemerintah, tapi sekarang tidak lagi. Dampak orang yang telah bergantung dengan obat tersebut dan tidak mampu lagi membelinya itulah yang menjadi pikiran Nararya. Sebab itulah ia memberikan wacana untuk berusaha mengupayakan jenis terapi baru.
Nararya berharap obat antipsikotik atau obat neuroleptik tidak ditelan seumur hidup oleh para pasien. Karena dulu obat ketidakwarasan itu dipenuhi pemerintah, tapi sekarang tidak lagi. Dampak orang yang telah bergantung dengan obat tersebut dan tidak mampu lagi membelinya itulah yang menjadi pikiran Nararya. Sebab itulah ia memberikan wacana untuk berusaha mengupayakan jenis terapi baru.
Di klinik ada tiga klien atau pasien yang dekat dengan
Nararya. Yang pertama adalah Sania, seorang gadis kecil yang memiliki masa
kecil tragis dan ditemukan dinas sosial di terminal dengan kondisi yang
menggenaskan. Sania berpindah dari satu tempat ke tempat lain hingga tiba di
pusat rehabilitasi di mana Nararya bekerja.
Orang kedua yang menyambut Nararya spesial adalah
seorang laki-laki berusia 70 tahun yang dipanggil Pak Bulan. Pak Bulan adalah
seorang penghuni lembaga permasyarakatan yang ditangkap dengan tuduhan
pencurian. Di rumah tahanan, kemampuan akal Pak Bulan menurun drastis. Bagi
orang lain Pak Bulan gila, bagi Nararya terkadang ucapan anehnya adalan
inspirasi.
Yudistira adalah
sahabat ketiga Nararya. Sahabat sekaligus klien buatnya. Seorang lelaki muda
simpatik yang sering menenggelamkan diri dalam lukisan. Nararya juga merasa
aneh karena ia mendapatkan kebahagiaan bertemu dengan ketiga kliennya itu.
Sampai kemudian ia menyadari orang-orang dengan kekurangan fisik dan mental
adalah manusia paling jujur dan welas asih.
Perjuangan tak selaku mulus. Demi mewujudkan keinginannya
untuk melakukan metode transpersonal, Nararya menghadapi tantangan demi
tantangan. Keraguan pihak keluarga klien pun keraguan dari rekan kerjanya.
Belum lagi masalah pribadi yang menimpa Nararya.
Pasca berpisah dengan suaminya, Angga, setelah menikah
selama 10 tahun, Nararya harus mengatasi perasaan kehilangan. Apalagi ia merasa
masih menginginkan sang mantan suami ada di sampingnya. Hal yang memperkeruh
suasana hati Nararya justru datang dari Moza, sahabat sekaligus rekan kerjanya,
tempat ia melarung curahan hati tersebut justru menjadi wanita selanjutnya buat
sang mantan suami. Bukan hal yang mudah buat Nararya menghadapinya sekalipun ia
adalah seorang terapis yang terbiasa menghadapi orang-orang bermasalah.
Semua masalah pun membebani pikirannya. Tentang metode
transpersonal yang coba ia perjuangkan, masalah ia dengan Angga juga Moza,
mantan suami dan seorang sahabat di masa lampau, juga tentang dugaan halusinasi
yang dialaminya serta klien-klien dan permasalahan di klinik yang juga ikut
menyita perhatiannya. Bersama Nararya dalam sebuah karya berjudul Bulan Nararya
ini kita akan mengikuti kisah lika liku kehidupan seorang terapis dan lebih
mengenal ODS, Orang Dengan Skizophrenia.
Skizophrenia adalah orang-orang dengan gangguan
struktur otak dan beragam tekanan luar biasa dalam hidup yang menyebabkan
mereka kehilangan kemampuan berpikir normal dengan salah satu cirri yang
spesifik : halusinasi. (Halaman 18)
***
Sinta Yudisia kembali dengan karya yang sarat dengan
ilmu yang baru digelutinya yaitu Psikologi. Bulan Nararya adalah sebuah karya
yang kental dengan ilmu psikologi dengan menjadikan sang tokoh sebagai seorang
terapis di mental health center. Ilmu
psikologi yang ada di sini bukan tempelan belaka karena ia menyatu dengan
karakter dan konflik di sepanjang cerita. Pembaca pun bisa menambah wawasan dan
informasi terkait beberapa hal. Seperti penyakit skizophrenia dan hal-hal lain
yang bisa diterapkan pembaca dalam kehidupan. Misalkan saat Nararya berbicara dengan Diana, istri dari Yudhistira di haaman 44.
Untuk menenangkan emosi seseorang, kita harus mencoba menangkap apa yang dirasakan. Membantu menangkap perasaan seperti marah dan sedih akan membantu secara jujur menemukan inti permasalahan. Perasaan buruk tak harus selalu disangkal. Mengakuinya jauh lebih baik untuk mulai memperbaiki apa yang masih bisa diluruskan.
Atau ketika Bu Sausan mengingatkan Nararya di halaman 85 saat Nararya merasa terbuai dengan perhatian Angga.
Untuk menenangkan emosi seseorang, kita harus mencoba menangkap apa yang dirasakan. Membantu menangkap perasaan seperti marah dan sedih akan membantu secara jujur menemukan inti permasalahan. Perasaan buruk tak harus selalu disangkal. Mengakuinya jauh lebih baik untuk mulai memperbaiki apa yang masih bisa diluruskan.
Atau ketika Bu Sausan mengingatkan Nararya di halaman 85 saat Nararya merasa terbuai dengan perhatian Angga.
“Otakmu
harus diasah oleh hal-hal berbau kognisi, bukan senantiasa memelihara memori.”
Mematikan
memori adalah cara bypass melupakan
sakit hati.
Dalam novel ini, cerita bergulir ketika Nararya ingin
melakukan metode baru untuk pasien skizophrenia. Hal ini sepertinya adalah
gagasan penulisnya yang ingin disampaikan ke masyarakat, menulis memang cara
jitu untuk menyampaikan gagasan. Semoga dengan membaca novel ini membuat
pembaca menjadi lebih paham dengan metode transpersonal.
Kepiawaian Sinta Yudisia dalam mengemas cerita memang
layak diacungi jempol. Termasuk dalam teknik kepenulisan yang kerap ditekankan
para ahli yaitu show don't tell. Dalam
novel ini kita bisa menemukan bagaimana diksi yang dipilih oleh penulisnya
begitu memukau. Semisal untuk menggambarkan matahari terbit, penulis
menggunakan istilah ‘bundaran kuning telur raksasa keluar dari balik benua’
atau saat mendeskripsikan tentang senyum yang memudar, penulis justru
menggunakan kalimat ‘lengkung bibir memudar’.
Salah satu hal yang paling menentukan dari sebuah karya
adalah tendangan pertama atau bab pertama dari sebuah novel. Bagaimana bab pertama ini bisa menarik minat pembaca. Di bulan Nararya
ketika membaca bab pertamanya kita sudah melihat tokoh-tokoh yang akan mewarnai
jalan cerita. Nararya, Bu Sausan, Moza, Angga, Sania, Yudhistira, Pak Bulan,
dan konflik yang sudah digulirkan di awal bab yaitu tentang metode
transpersonal. Bagus memang tapi karena banyaknya tokoh semua terasa
berjejelan. Ada baiknya dipecah menjadi satu sampai tiga bab dan tokoh per
tokoh diceritakan lebih rinci di satu scene
tanpa dijejalkan semuanya di bab pertama,
Jika pembaca sudah membaca Rinai, karya lainnya dari
Sinta Yudisia yang juga berlatar ilmu psikologi, maka akan menemukan pola yang
sama dari tokoh ceritanya antara Rinai dan Bulan Nararya. Seorang yang bekerja
sebagai psikolog, punya saingan dan rekan kerja wanita juga atasan seorang
wanita yang sudah senior juga superior. Untuk karya selanjutnya, saya berharap
penulisnya tidak memakai pola yang seperti ini lagi walau tetap berharap
penulisnya mengupas ilmu psikologi dalam ceritanya.
Hal yang mengganggu dalam novel ini yaitu tidak adanya
judul bab per bab. Bukan hal yang wajib tentunya dalam sebuah bab sebuah novel
harus pakai judul walaupun judul bab diperlukan untuk memancing tasa ingin tahu
pembacanya. Namun, di novel ini ada daftar isi yang berisi judul bab per bab.
Sementara ketika halaman demi halaman di buka, semua judul bab itu tidak
ditemukan sama sekali di awal bab. Semoga bisa diperbaiki untuk cetakan
selanjutnya.
Ada daftar isi berupa judul bab, tapi di halaman awal bab tidak ada judul |
Beberapa
istilah dijelaskan di akhir buku seperti istilah transpersonal, narsistik,
histrionic, OCD (Obsessive Compulsion Disorder), dan beberapa kalimat dalam
bahasa daerah. Padahal dalam beberapa istilah lain, dijelaskan secara apik
dalam kalimat sebelumnya pada cerita. Seperti penjelasan tentang farmakologi
dan relapse. Sebagai pembaca saya
merasa nyaman dengan cara yang kedua, di mana penjelasan istilah yang mungkin
asing buat pembaca dijelaskan secara langsung. Kalaupun tidak bisa diselipkan
dalam cerita, bisa dijadikan catatan kaki dengan menaruh penjelasan di bawah
halaman, bukan di bagian akhir buku.
Namun, beberapa ‘keretakan gading’ yang terdapat di
novel ini tak mengurangi kualitas Bulan Nararya. Bulan Nararya tetap sebuah
novel yang sarat makna dan menambah wawasan pembacanya. Maka layaklah memang
jika novel ini menjadi salah satu juara dalam Kompetisi Menulis Tulis Nusantara
2013 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Republik Indonesia.
***
Judul
: Bulan Nararya
Penulis
: Sinta
Yudisia
Penyunting Bahasa : Mastris Radyamas
Penerbit
: Indiva
Media Kreasi
Tahun Terbit : Cetakan Pertama, September 2014
ISBN : 978-602-1614-33-4
Tebal Buku & Ukuran : 256 Halaman. ; 19 cm
Harga Buku : Rp. 46.000,-
Aku punya buku ini, tapi belum dibaca *penimbun buku*. Reviewnya bagus bgt Yan, aku jd belajar nih. Kurang mendalam kalo bikin review.
BalasHapusSama, Teteh. Ynt jg berasa kurang mendalam kalau bikin review. Masih belajar nulis review yg cakep spt mb Lyta. Atau kmrn ada lihat blog yg ngereview drama korea detaiiil banget. Pengin ngereview buku spt itu :D
HapusWah kayaknya berat nih kalau baca novel psikologi. Kadang saya nggak ngerti.
BalasHapusGa berat ini, Mbak Lina. Pembahasannya mudah dipahami karena ada contoh cerita :D
Hapussepertinya menarik :)
BalasHapustertarik pengen baca bukunya :)
terimakasih resensinya Mbak Hairi :)
Sama2, Mbak. Ini bukunya bagusss banget :D
HapusKasus2 psikologi selalu menarik ya utk dibahas jadi cerita fiksi
BalasHapusIya, Mbak. Dijadikan drama Korea juga asyik :D
HapusCovernya tantiiik... Keren idenya. Psikologi, pasti deh perasaan kita diaduk-aduk baca ini
BalasHapusIya, Mbak. Tambah pengetahuan juga. Kalau saya bilang berasa tambah pinter abis bacanya. Hehehe...
HapusBagus resensinya
BalasHapusMakasiiih, Mbak Naqiy :-)
HapusWahhh aku pernah hampir mau beli buku ini dan ragu. Duh, sepertinya pilihanku kemarin salah. Apa tabunganku yang harus diperbanyak ya. Aku ingin baca buku ini.
BalasHapusWah nanti harus dibeli, Mbak. Saya penggemar karya mb Sinta Yudisia jadi udah naksir bukunya lama. Sering diskon bukunya di toko buku Afra :D
HapusWahhh aku pernah hampir mau beli buku ini dan ragu. Duh, sepertinya pilihanku kemarin salah. Apa tabunganku yang harus diperbanyak ya. Aku ingin baca buku ini.
BalasHapusSaya punya buku ini, masih segelan. Ih, habis baca kok pengen kenalan sama Nararya juga. Siapa tahu masalah saya bisa didapati penyelesaiannya di sana. Tulisan yang manis, Kak Hairi Yanti.
BalasHapusHihihi... Ayo, Mbak. Dibaca. Sy udah kepengin baca bukunya sejak lihat pengumuman lomba Tulis Nusantara :D
HapusResensinya bagus, jelas memikat, jadi pengen beli bukunya.
BalasHapusTerima kasih, Mbak. Bukunya juga bagus banget. Sampai saya kasih bintang 5 di Goodreads :D
Hapusdesain covernya manis banget, jadi pingin tau jalan ceritanya
BalasHapusCeritanya seru, Mbak :-)
Hapuswuih.. komennya dah banyak euy.. :D
BalasHapusresensinya cakep Yant.. bkin aku tergoda pingin baca lagi dan bkin resensi buku ini jg.. hahaa.. maruk lomba..
Sukses yaa..
Hihihi... Ayo, Mbak. Bikin resensi ini jugaa... Sukses jg buat mbak Linda :-)
HapusSuka baca reviewnya, detil dan menarik, jadi pengen baca bukunya :)
BalasHapusTerima kasih, Mbak. Ceritanya baguss :-)
Hapusserasa lg baca bukunya...kyknya menarik nih buat dibaca. novel psikologis yg sarat makna
BalasHapusIya, Mbak. Sy suka novel ini :-)
HapusBelum baca buku ini. :(
BalasHapusSemoga bisa membacanya suatu saat nanti ya, Mbak Wiwiek :D
HapusHemm... Salut buat kesabaran orang-orang yang bekerja di klinik mental seperti cerita di atas ya. Bukunya sepertinya menarik. Ga melulu romance kan seperti yang biasa dibaca? :p
BalasHapusGaaaa.... Ini mirip2 spt drakor yang tentang psikologi atau kejiwaan itu, Yang. Spt yg bini tonton kemarin itu... :p
HapusIya ya. Salut juga...
Saya kasih 5 star di goodread untuk novel ini. Jarang2 lho sy kasih angka 5 hehe.
BalasHapusSaya pun, Mbak Lyta. Kasih 5 bintang juga :D
HapusAduh yantii keren amiiir resensinya, ada pujian ada kritikan,lengkap sekaleee.. btw kapan deadlinenya nih hahaha..
BalasHapusAduh Mak Tridi.. Sy mah apa atuh.. Masih belajar ngeresensi dan belajar dari kekalahan yg dulu. Hihihihi... Deadline-nya detik terakhir 2015 kemarin, Mak. Udah lewaaat... Hahaha...
HapusKayaknya rame ya, sdh lama gak baca novel, gak keburu aja. Penyakit saya kalau baca harus tuntas ga diseling apa pun, akibatnya kalau baca novel suka banyak kerjaan ya gak keurusin hihi... eh jadi curcol :(
BalasHapusIya, Mbak. Ini bagusss sekali novelnya. Wah... Kalau saya masih bisa selang seling bacanya, Mbak :D
HapusAku sempat takut baca atau nonton sesuatu yang berbau psikologi setelah nonton film yang bikin sakit kepala. Tapi, kayaknya sekarang mulai nggak setakut itu. Buku ini juga sepertinya seru.
BalasHapusSaya malah sekarang takutnya nonton sesuatu yang berbau medis dan polisi jaksa hakim gitu mbak. Hehehe... kalau psikologi doyan malah. Tapi sekarang lebih suka nonton yang santai2 aja :D
Hapusmenarik ini mb aku jadi penasaran pengen baca :)
BalasHapusHayuk mbak dibaca. Saya suka banget karya beliau. Ini ada beberapa buku baru beliau juga yang baru terbit :-)
Hapus