Berapa
lama teman-teman pernah naik bus untuk menuju satu tempat? Satu jam? Tiga jam?
Atau enam jam?
Kalau
saya pernah naik bus selama kurang lebih 12 jam. Dari jam 7 malam sampai jam 7
pagi keesokan harinya. Hal itu saya alami saat menempuh perjalanan dari kampung
halaman saya di Barabai menuju kampung halaman suami di Balikpapan. Jaraknya
sekitar 326 km.
Perjalanan
darat dengan menggunakan bus tentu saja berbeda dengan perjalanan udara.
Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Kelebihan naik bus adalah
harganya lebih murah daripada tiket pesawat. Tapi, waktu tempuhnya lebih lama
dan lebih menguras tenaga.
Untuk
melakukan perjalanan yang lama itu tentunya perlu persiapan lebih. Selain packing barang-barang yang ingin dibawa,
saya juga biasanya memerhatikan pakaian yang saya pakai. Harus nyaman dan
menyerap keringat karena perjalanan yang jauh. Untuk baju, hal yang saya
perhatikan adalah lengannya mudah digulung buat berwudhu. Hihihi... Maklum deh
badan menggemuk, jadi ada baju tertentu yang lengannya susah digulung.
Oya,
jangan lupa, alas kaki juga perlu diperhatikan agar menggunakan alas kaki yang
nyaman, misalkan sepatu casual wanita.
Persiapan
lain adalah membeli tiket bus. Biasanya dilakukan beberapa hari sebelumnya
apalagi kalau musim mudik dan liburan. Wah, itu harus jauh-jauh hari kalau
tidak ingin kehabisan. Kalau membeli
tiket bus jauh-jauh hari juga memungkinkan untuk mendapatkan kursi yang
strategis. Saya suka duduk di depan karena kalau di belakang itu tidak enak.
Berasa banget goncangannya dan kalau bus membelok rasanya tubuh juga ikut
oleng.
Perjalanan
bus berawal dari Banjarmasin, sementara kota saya jaraknya sekitar 160 km dari
Banjarmasin. Kota saya adalah kota yang dilewati bus jika dalam perjalanan dari
Banjarmasin ke Balikpapan. Jadilah saya hanya menunggu bus datang di tepi
jalan. Biasanya sopir atau kondektur bus akan menelpon kita, memastikan di mana
kita menunggu juga memberitahu plat bus yang akan kita naiki. Kalau bus datang
tinggal naik dan duduk.
Untuk
perjalanan bus dari Kalsel ke Kaltim itu biasanya malam hari dan melewati hutan
Kalimantan, jalanan bergunung serta berlembah. Asyik sekali kalau menikmati
pemandangan hutan Kalimantan yang ijo
royo-royo jika perjalanan di siang hari. Namun, karena malam hari maka
hanya kegelapan yang menyertai. Enaknya sih saat di dalam bus kita tidur dan
bangun lagi pas sudah sampai. Hehehe...
Perjalanan
ke Balikpapan juga tak melulu di daratan karena bus juga akan menyebrang dengan
kapal feri di daerah Penajam. Nah... Di daerah Penajam inilah yang susah
diprediksi waktu antrinya untuk masuk ke dalam feri. Bisa lama, bisa juga
sebentar. Biasanya sampai di Penajam ini ketika hari sudah menjelang subuh.
Shalat subuhnya bisa di Penajam, bisa juga di atas feri. Tergantung antrian bus
masuk feri.
Kalau
bus masuk feri penumpangnya ngapain?
Turun
saja dari bus. Karena itulah melompat dari bus ke feri dan naik ke ruangan
penumpang di bagian atas feri membuat kita harus memerhatikan alas kaki yang dipakai.
Semisal menggunakan sepatu casual wanita.
Di
atas feri, kalau pas waktu subuh, kita bisa shalat subuh di mushalla yang
tersedia. Atau bisa juga mengisi perut dengan makanan yang dijual di sana.
Biasanya sih ada beberapa makanan yang dijual seperti bakso atau soto. Saya pernah
menikmati bakso di atas feri sembari duduk di atas dek ditemani angin laut yang
sepoi-sepoi. Rasa baksonya enaak sekali. Kata suami, enak karena saya
kelaparan. Hehehe....
Setelah
feri merapat di kota Balikpapan, selanjutnya bus akan melaju menuju terminal
bus di Balikpapan. Horeee... Kita sudah sampai. Untuk yang ke Balikpapan bisa
turun di sana. Kalau mau ke Samarinda perjalanan belum berakhir. Ada sekitar
2-3 jam lagi waktu yang diperlukan untuk sampai ke Samarinda.
Perjalanan
darat dengan bus antar provinsi memang lebih lama dan lebih memakan tenaga
dibanding perjalanan udara yang tidak sampai satu jam sudah sampai ke
Balikpaan. Tapiii... Bisa jadi pengalaman yang mengasyikkan juga lho naik bus
itu.
Tertarik
buat mencoba?
Baca juga : Perjalanan ke Jakarta saat Banjir
Done reading, Mba :)
BalasHapusMakasiiih, Mbak :-)
Hapuswah, sepatnya trendi ya. keren. eeh naik feri juga? kayak Lampung-Jakarta ya.
BalasHapusIya, sepatunya bikin mupeng. Hihihi.... Iya, Mbak Naqiy, naik feri juga. Nyebrang kurleb satu jam atau lebih2 dikit lah :D
HapusHmmm, sepatunya cantik. Harus nyoba nih, soalnya andalanku sekarang sendal gunung utk berbagai occasion, sampe sering dpt pandangan aneh krn atasnya feminim bawahnya sendal gunung. Kangen ih jalan2 lintas kalimantan.
BalasHapusPernah jalan darat ga, Teh, ke Balikpapan? Ynt beberapa kali jalan darat. Asyik juga :D
HapusIya.. sepatunya bikin pengin. Apalagi yang merah. Hihihi....
2 aja kah model sepatunya..? :p
BalasHapusYang merah bagus ya #kodekeras :p
HapusKhusus wanita kah ini? :D
HapusMau yang cowok ya yang? :p
HapusMbak, ini lagi ikutan sesuatu ya? :)
BalasHapusNulis sesuatu, Mbak Nurin ;-)
HapusMau jalan darat lagi ga?
BalasHapusMaaauuu. Yuk sesekali.
HapusBerapa ongkos Busby dari Banjar ke balikapanB
BalasHapus200 ribuan sepertinya
HapusBrapa ongkosB bus dari banjar kebalikpapn
BalasHapusmba..apakah jalan menuju balikpapan banyak menanjak kaya jalanan ke pedesaan di jawa??
BalasHapusSaya ga tahu jalanan pedesaan di Jawa jadi tidak bisa membandingkan. Menanjak ada, tapi datar juga banyak.
Hapus