Membaca adalah sarana untuk menemukan kosa kata baru.
Setidaknya itulah yang saya rasakan dari hobi kegemaran aktivitas membaca
selama ini. Sebenarnya sejak dulu sih sering mememukan kata-kata yang unik atau
jarang didengar dan dipakai. Namun sekarang saya mulai menekadkan diri untuk
mencatat kata-kata tersebut agar bisa digunakan dalam proses menulis. Jadi,
tidak memakai kata yang itu-itu saja.
Ada berapa sih kata yang tercatat di KBBI? #nanyadoang
#malasgoogle #KalauMalasGooglingDihitungajadikamus :p
Salah satu kata yang pernah saya temukan dalam buku
yang saya baca adalah kata terbeliak. Terbeliak berasal dari kata beliak -
membeliak yang artinya membuka lebar-lebar. Kata itu pun beberapa kali saya
gunakan dalam cerpen yang saya tulis. Daripada ditulis melotot? Terbeliak
sepertinya lebih pas menurut saya.
Kemudian saat membaca karya Windry Ramadina, saya
menemukan kenyataan kalau Windry sepertinya sangat mencintai Bahasa Indonesia
dan kata-kata. Hal yang membuat saya cemburu. Huh... Cemburu itu tanda cinta
kan? Karena itulah saya merasa saya mencintai kata-kata, kemudian menuliskannya
di beberapa profil medsos saya. Hehehe…
Dalam karya Windry saya menemukan kata-kata yang biasa
ditulis dalam bahasa Inggris dan lebih familiar dengan kita justru adalah
istilah asing tetapi Windry menuliskannya dalam bahasa Indonesia. Seperti saat
menyebut email, Windry menulisnya dengan surel. Online dengan daring, offline
dengan luring serta banyak lagi kata-kata baru yang sesuai EYD yang saya
temukan dalam membaca karya Windry.
Ketika membaca What If, saya juga menemukan kata wudu
dan salat. Memang seperti itulah yang tercatat di KBBI. Bukan wudhu atau shalat
seperti yang biasa kita tulis. Dalam What If saya juga menemukan kata birai
yang artinya pagar (dinding) rendah di tepi jembatan (tangga) atau di pinggir
perahu. Sebelumnya saya tidak tahu kalau pagar atau dinding tersebut namanya birai.
Saat membaca salah satu buku, saya juga menemukan kata
semringah. Hey, bukankah biasanya ditulis sumringah? Setelah saya cek KBBI
ternyata yang benar memang semringah yang artinya berseri-seri atau segar.
Jadi, setiap membaca sebuah karya saya selalu memerhatikan kata semringah ini.
Ada beberapa yang menulis semringah, ada yang masih pakai sumringah. Saya juga
pernah menemukan status seorang penulis yang karyanya pernah dimuat di media
nasional dia menyebut semringah dengan semringah. Terkadang saya bisa takjub
sendiri dengan para penulis dan editor, dalam status facebook saja mereka
biasanya sangat memerhatikan EYD. Hal yang menjadi PR besar buat saya yang
masih menulis secara serampangan bahkan untuk karya yang harusnya serius
memakai EYD. Hiks.
Dua kata yang kerap menjadi perhatian saya juga adalah
sekadar dan camilan, bukan sekedar dan cemilan yang lebih familiar buat kita.
Sekadar berasal dari kata kadar dan tidak ada kata kedar di KBBI. Begitu pun
dengan camilan, bukan cemilan.
Beberapa hari yang lalu, saya juga menemukan kata baru
dari status seseorang yang bergelut dengan dunia menulis (membaca status
termasuk menbaca juga kan? Hihihi). Kata itu adalah tengara. Yang artinya tanda
atau firasat. Itu adalah kata dasar untuk kata menengarai. Menengarai sih sudah
sering mendengarnya. Tapi tengara... Wah, itu kosa kata baru buat saya. Tengara
lho, bukan Tenggara. Kalau tenggara adalah salah satu nama mata angin. Hihihi….
Semakin banyak hal yang kita baca, seharusnya semakin
banyak kosa kata baru yang kita dapat dan kita serap. Sehingga tulisan kita pun
jadi semakin bagus dengan modal membaca tersebut. Saya pun masih harus banyak
belajar terkait hal ini. Dan ketika membuka halaman pertama buku Ayat-ayat
Cinta 2, di kalimat pertama saja saya sudah menemukan kata yang membuat saya
membuka KBBI. Kata itu adalah Petala. Apa artinya petala?
Bumi Murakata, 080116
Saat ingin mulai membaca AAC 2
Baca novelnya Windry, Tere Liye, Dee, Kang Abik mmg banyak nemu kosakata baru. Eh aku punya applikasi Kosa Kata di hp. blm dicoba tapinya.
BalasHapusBetuuuul, Teh. Apalagi karya2 sastra yang banyak membuat berkerut kening. Mungkin banyak lagi kata2 baru yg kita dapat. Mau coba lihat2 ah aplikasi kosa kata ;-)
HapusSemakin banyak membaca semakin kita menyadari bahwa ilmu dunia itu sangat luas.
BalasHapusBetul, Mbak Lusi. Dan apa yang kita ketahui ternyata belum ada apa2nya :D
Hapusterbeliak dengan terbelalak sama gak, ya? Kayaknya saya harus cek KBBI juga, nih :)
BalasHapusSama, Mbak. Sinonim katanya terbeliak adalah terbelalak *buka kamus juga sih tadi :D
HapusWaduh.. banyak kosa kata baru yang saya belum paham artinya. Cara menulis saya masih jaauuh sekali dengan EYD. Aburadul :D
BalasHapussaya pun juga begitu, Mbak Lia. Ini pelan-pelan mau ngebenarin dan membiasakan menulis dengan baik dan benar :D
Hapuslangsung buka kamus dan cari arti kata distorsi. Ternyata memang banyak makna dari distorsi ya. Memungkinkan buat dijabarkan jadi cerita :D
BalasHapus