Mengapa betah menunggu satu tahun untuk dimuat di satu majalah?
Mengapa tak mengumpulkan saja cerpen-cerpen yang saya tulis kemudian dibukukan?
Dua pertanyaan itu beberapa waktu yang lalu
dilontarkan seorang teman kepada saya, saat saya mengabarkan tentang cerpen
saya yang dimuat di majalah dan ketika ada teman yang bertanya berapa lama masa
menanti, saya menjawabnya satu tahun. Kedua pertanyaan tersebut memang sudah
berlalu, namun untuk beberapa saat saya terus memikirkannya.
Saya bukan tak ingin menerbitkan sebuah buku.
Sangat ingin malahan. Jauh sebelum saya mengenal menulis untuk media, saya
sudah bermimpi untuk menulis naskah sebuah buku dan diterbitkan di sebuah
penerbit mayor. Buku saya tersebar di seluruh toko buku besar di seantero
Nusantara. Ah, bahagianya.
Kapan buku kamu ada di rak ini, Yan? |
Walau sama-sama berbentuk sesuatu yang dibaca,
majalah atau koran tentu berbeda dengan buku. Buku bisa lebih lama berada di
rak sebuah toko buku. Buku juga bisa menjadi penghuni sebuah perpustakaan. Buku
yang ditulis oleh kita sendiri atau buku solo akan mencatat nama kita di
halaman depannya.
Mimpi saya adalah menulis sebuah novel remaja
atau dewasa. Bercerita tentang kisah cinta yang manis dengan tetap memasukkan
unsur motivasi di dalamnya. seperti Kisah Aku, Juliet! Yang ditulis oleh Mbak
Leyla Hana, ada pesan tentang berbahayanya tawuran di sana. Atau seperti
kisah-kisah yang ditulis Mbak Riawani Elyta, cerita romance tapi sangat santun tanpa mengumbar adegan dewasa namun tak
kehilangan sisi romantisnya.
Sebuah mimpi hanya tetap mimpi jika kita tak
bergerak mewujudkannya. Untuk buku jalan yang harus saya lewati sedemikian
panjang dan saya hanya memandang jalan itu dari kejauhan. Melewatinya sedikit,
lalu kemudian mundur lagi ke belakang. Entah sudah berapa banyak bab pertama
dari sebuah novel yang saya tulis. Ada juga sebuah naskah yang sudah saya tulis
sampai 60 halaman. Pernah juga saya menulis lengkap dari sinopsis, alur per bab
hingga ending, namun semuanya hanya sampai di situ. Tidak ada kata 'selesai'
yang saya tulis di akhir sebuah tulisan.
Namun, suatu hari saya berhasil juga menuliskan
kata selesai tersebut. Pada sebuah naskah novel anak yang saya kerjakan di
bawah bimbingan Uni Dian Onasis di kelas menulis Permen. Ah, ternyata saya bisa
juga menuliskan tuntas sebuah naskah novel.
Hal itu kemudian membuat saya berpikir, mungkin
saya perlu ikut kelas menulis juga untuk menulis tuntas sebuah novel remaja
atau dewasa. Dengan ikut kelas menulis, saya terpacu menulis secara rutin bab
demi bab setiap minggu. Menyetorkannya di kelas, kemudian mengedit sesuai
arahan Guru Menulis. Sampai akhirnya novel itu pun sampai pada ending.
Untuk novel remaja dan dewasa atau nonfiksi,
Ada kelas menulis yang digagas oleh dua penulis keren mbak Leyla Hana dan Mbak
Riawani Elyta yaitu kelas Smart Writer. Mungkin dengan ikut kelas tersebut saya
bisa menuliskan kata selesai di penghujung naskah saya. Hingga bisa
menghasilkan sebuah novel roman yang santun dan bergizi seperti novel-novel
yang ditulis Mbak Riawani Elyta dan Mbak Leyla Hana.
Semoga terwujud keinginannya, Mbak.
BalasHapusSo, semoga jadi salah satu pemenang ya biar bisa belajar langsung sama kedua mentor hebat itu. Salam kenal dari Pemalang.
Aamiin.. Aamiin.. Makasiiih, Mas.
HapusSalam kenal juga dari Kalimantan :-)
aku mah nulis cerpen juga nggak bisa mba huhu..
BalasHapustapi kepengen juga buku kita bisa nangkring di rak gramed..
hayooo pasti bisa mba..
semangaaattt :D
Iya, Mbak. Kita punya impian yang sama ya. Semoga segera bisa terwujud :-)
Hapussemoga mimpinya segera menjadi kenyataanyah Mbak, amin..
BalasHapusAamiin... Makasiih, Mbak Irawati. Semoga mimpi mbak jg jadi kenyataan :-)
HapusSemoga impiannya segera terwujud.
BalasHapusAku pengin juga nulis novel, tapi nulis cerpen aja susah banget hiks.
Ada ga ya yang langsung nulis novel, sepertinya ada mbak :-) Karena ada yg lebih leluasa bercerita panjang ketimbang pendek seperti cerpen :-)
Hapuswow, Insya Allah bisa Yanti, semoga tercapai ya. Aku juga belum punya novel xixixi
BalasHapusTapi Mbak Naqiy udah punya buku solo. Ynt belum. Hiks.
HapusAamiin buat doanya. Doa yg sama buat mb Naqiy :-)
impiannya kereeen banget
BalasHapuspasti bisa, semangat mbak Yanti
Terima kasiiiih, Mbak Monda :-)
Hapussoal buku aku punya mimpi yang masih kuat dipegang tapi entah kapan terealisasi. Aku pengen terbitin novel perjalanan.
BalasHapusMbak Donna pasti keren kalau bikin novel perjalanan. Gaya bahasa Mbak Donna di blog asyik. Senang bacanya :-)
HapusMimpi kita sama, tapi sepertinya aku ketinggalan jauh di dunia menulis ini. hiks
BalasHapusTapi di dunia lain, teteh melaju cepat :D
HapusYg terpenting punya niat yg kuat buat bisa selesaikan hingga jadi novel.. :p
BalasHapusIyaaaa... Jangan malas ya :p
Hapussaya juga pengen punya karya dalam rak2 buku tsb mba Yanti hehe
BalasHapusSemoga segera terwujud ya mbak :-)
HapusAmin.. pasti bisa mba. Kurang lebih resolusi kita sama. Ayok mba nongkrong bareng kita.. :-)
BalasHapusYuk, Mbak Ira, kita sama2 mengejar mimpi kita :-)
Hapussemoga terwujud mba.
BalasHapusbtw.. ijin gabung mba
Aamiin, Makasiih, Bang :-)
HapusSemoga tercapai y mba, saya juga punya impian yang sama. Tetapi untuk saat ini minimal saya bisa bermanfaat untuk orang lain, meski tulisan saya tak secanggih penulis2 lain minimal ada org yang membaca dan syukur2 menginspirasi.
BalasHapusMba Yanti jg inspirasi saya agar berkarya menulis cerpen terbit di majalah. Sukses sll mba :)