Sepekan
belakangan, pembicaraan tentang Sekaca Cempaka muncul ke permukaan. Tentu saja
hal itu membuat penasaran dengan novel karya Urang Banua itu. Untunglah waktu
dicari di Ijak, Si Perpustakaan Digital bukunya ada. Horee... Mari kita pinjam
dan baca.
Sekaca
Cempaka adalah sebutan dari Nurul dan Iful untuk karangan bunga cempaka yang
ada dalam kaca. Herannya, bunga cempaka dalam kaca itu tak layu meski berpuluh
tahun kemudian dan hanya satu pengarang bunga yang bisa membuat bunga itu tak
layu dimakan usia. Keluarga Iful punya sepasang sekaca cempaka, diserahkan Iful
satu sekaca cempaka kepada Nurul saat bilang ingin menikahi gadis tersebut
ketika sudah mendapatkan kerja.
Nyatanya,
Iful tak pernah datang pada Nurul. Nurul menanti hingga terluka dan sakit karenanya.
Sampai pada satu hari, Nurul menyerah menanti Iful, ia terima seorang pria
bernama Badri menjadi suaminya. Mereka menikah dan hidup bahagia... Hingga.. Nurul
kembali bertemu Iful.
Pertemuan
tak terduga itu membuat segela kenangan kembali menyeruak, terlebih saat Iful
menanyakan Sekaca Cempaka milik Nurul. Nurul membongkar gudang buat mendapatkan
kembali Sekaca Cempaka miliknya.
Setelah
pertemuan pertama, pertemuan-pertemuan berikutnya kembali menyapa kehidupan
Nurul dan Iful. Bahkan kemudian, kedua anak mereka bersahabat. Betapa kagetnya
Nurul saat mengetahui kalau Iful menamai anak pertamanya dengan namanya, Nurul
Latifah.
Konflik di
novel ini semakin menjadi saat muncul orang kelima yang menggoncang kehidupan
rumah tangga keduanya.
***
Membaca Sekaca
Cempaka seperti melihat sesuatu yang dekat dengan saya. Mungkin karena yang
menulisnya adalah urang Banjar, pun dengan settingnya yang juga Banjar banget.
Nama-nama tokohnya pun terasa sekali Banjarnya. Nurul, Badri, Rahma, Syaiful
yang kemudian dipanggil Iful. Begitu pun dengan bahasa daerah yang beberapa masuk
di sela cerita. Tak perlu diterjemahkan, saya paham saja.
Perihal
Sekaca Cempaka memang asing buat saya. Namun, karangan bunga yang diceritakan
di novel ini adalah sesuatu yang sering saya jumpai. Di pasar Barabai, banyak
sekali yang menjualnya.
Bagaimana
penulisnya menuliskan setting Kalimantan
Selatan pun layak diacungi jempol. Suatu daerah yang biasa saya datangi dan
kesan saya biasa-biasa saja menjadi begitu indah di novel ini. Bahkan saya
penasaran dengan yang namanya Hapingin.
Perjalanan
Nurul dan keluarga ke Hulu Sungai juga membuat saya semringah membacanya.
Begitu berkesannya Hulu Sungai bagi seorang Nurul membuat saya menjadi
bersyukur tinggal di daerah tersebut.
Mengintip
kehidupan Nurul dan Iful sebagai penyair pun menyenangkan. Saya tidak pernah
membayangkan sebelumnya bagaimana kehidupan keluarga para sastrawan dan begitu
membaca novel ini saya pun bergumam, oh jadi begitu.
Tema CLBK
mewarnai tema novel ini. Tentang bagaimana perasaan seorang istri ketika
menyadari ada nama lain yang bertahta di hati sang suami? Tentang bagaimana
seorang suami, ketika tahu sang istri berbalas puisi dengan lelaki di masa
lalunya? Dan juga ketika nama yang disematkan pada buah hati yang ternyata
adalah nama sang mantan? Coba cek nama anak mantan masing-masing, jangan-jangan
ada yang menamainya dengan nama teman-teman. Wkwkwkwk... Kompooor...
Predikat
novel islami pun layak disematkan di novel ini karena nilai-nilai islam memang
menyelip dalam cerita. Kadang mulus, kadang tidak begitu mulus.
Namun,
kehadiran orang kelima terasa amat janggal dalam penilaian saya yang awam ini. Pun
dengan alasan-alasannya pada ending. Jika memang, mencinta, mengapa tak
memperjuangkan sejak semula? Jika memang mencinta, mengapa hanya menghalangi
bersatunya dengan satu orang saja? Tindakan kriminal yang dilakukan pun terasa
sangat janggal.
Walaupun
begitu, saya salut dengan adanya novel ini yang mengangkat unsur kedaerahan
dari kampung halaman saya, Kalimantan Selatan.
Judul :
Sekaca Cempaka
Penulis : Nailiya
Nikmah JKF
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Tahun Terbit : 2014
mba kasih bintang berapa???
BalasHapusWah setting kalimantannya bisa diceritakan dg gamblang di novel ini ya mb yanti
BalasHapusTerkadang emang klo nemu konflik yg janggal bikin kaget ya mb...harusnya ini tp kenyataannya itu
Hahaaaa klo nanya mantan sih nyari mati itu mah wkk
Ada apa aja yg khas kalsel?
BalasHapusOoh ini novel yg diobrolin di wa baw ya. Kalo novelku ada gak di Ijak, Yan? Penasaran jg jadinya.
BalasHapusWah, bunda jadi pengen rajin membaca nih (selama ini rada malas membaca), tapi ada cara lain untuk tetap membaca, ya dengan BW, hehe...
BalasHapusBikin penasaran nih, selalu suka dgn novel bersetting daerah
BalasHapusAh.. bikin baper nih bukunya, baca review mba aja lsg merinding.
BalasHapushttps://elisamonic.wordpress.com/
semakin baper sebuah buku, semakin menarik buat saya, Mbak :D
Hapusurang Banjar keren ya Mba :D
BalasHapusSemua suku juga keren, Mbak :D
HapusKadang kisah yg sudah bagus jadi janggal krn ada 1 elemen yg lanjarannya kurang kuat ya Mbak.
BalasHapusMbak, konflik di novel ini banyak ya? Kayaknya seru. Habis ada pake acara nama anak pake nama mantan. Aaaiiiih. Bikin geregetan. Jadi penasaran pengen baca... :D
BalasHapusterima kasih sudah membaca Sekaca Cempaka:)salam kenal.
BalasHapus