Medali di Olimpiade selalu istimewa.
Lewat layar kaca, saya menyaksikan bagaimana para negara memberikan sambutan
luar biasa kepada atletnya yang berhasil meraih medali. Indonesia juga begitu. Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir
disambut begitu luar biasa. Belum lagi hadiah menggiurkan yang menanti mereka.
TV pun berebut mengundang mereka.
Saya dong yang belum bisa move on dari kemenangan mereka,
maklumlah rasanya sudah kangen sekali dengan yang namanya JUARA. Setelah gagal di perebutan Piala Thomas juga kegagalan
meraih medali di Olimpiade London 2012, raihan medali emas di Olimpiade ini
terasa seperti guyuran air segar buat para BL (Badminton Lovers). Jadinya
ketika menemukan jadwal live Owi dan
Butet di TV, saya pun mengikuti wawancara mereka dari pagi sampai malam.
Emas nih, Kakaks... Sumber : IG @tontowiahmad |
Interview
dengan TV yang berbeda di hari yang sama membuat Owi dan Butet kerap harus
menjawab pertanyaan serupa. Saya sampai hafal dengan jawaban mereka karena
sebelumnya juga banyak membaca artikel tentang mereka. Pertanyaan dari pihak TV
seperti tentang panggilan Butet untuk Liliyana Natsir, cerita seputar
pertandingan mereka di Olimpiade, tekanan-tekanan yang dirasakan, dan buat apa
hadiah uang bermilyar-milyar yang mereka dapatkan.
Liliyana Natsir adalah seorang gadis
dari Manado. Sementara Butet adalah panggilan untuk anak perempuan dari Medan.
Keluarganya sendiri memanggilnya Yana. Asal muasal panggilan Butet ada saat
Liliyana mulai merantau ke Jakarta. Saat itu Liliyana masih kecil dan masih
terlihat manja juga suka nangis karena kangen rumah. Seniornya di klub yang
berasal dari Medan pun bertanya.
“Nama kamu siapa?” Tanya si senior.
“Liliyana,” jawabnya.
“Kepanjangan. Sudah kamu dipanggil
Butet saja,” ujar si senior.
Sebegai junior, Liliyana tidak bisa
menolak dan akhirnya cuma menjawab, “Iya, Kak.” Dan kemudian panggilan itu
menempel pada Liliyana dan dianggap sebagai nama hoki.
Owi dan Butet juga menceritakan
bagaimana mereka bekerjasama saat dipasangkan menjadi ganda campuran. Tidak
mudah menyatukan dua kepala apalagi mereka sempat mengalami paceklik prestasi
tapi sekaligus pengin mendapatkan emas di Olimpiade. Saat itulah mereka harus
memperbaiki komunikasi. Butet pun mengaku kalau ia harus sering mengontrol
emosi dan menurunkan egonya untuk tidak meluapkan emosi berlebihan saat di
pertandingan. Lebih sabar dan lebih tenang agar permainan bisa dikendalikan.
“Harus kompak. Kalau kita tidak
kompak atau musuhan sama partner
sendiri, musuh kita jadi nambah. Musuhan sama partner juga dua lawan di depan. Jadi, fokus dengan lawan yang di
depan dan harus kompak dengan partner,”
ujar Liliyana.
Tentang pertandingan sendiri, baik
Owi maupun Butet mengaku kalau lawan berat yang mereka hadapi ada di semifinal
Olimpiade Rio 2016 kemarin. Mereka harus melawan ganda campuran nomor satu dunia,
Zhang Nan dan Zhao Yunlei. Bukan
hanya ganda nomor satu dunia, tapi Owi dan Butet juga punya catatan kekalahan
beruntun melawan duo ZZ ini. Namun akhirnya mereka bisa menang melawan ZZ dan
melaju ke final.
Untuk final, di atas kertas, Owi dan
Butet sebenarnya lebih unggul. Namun, pertandingan bukan pertarungan di atas
kertas tapi di lapangan. Mereka pun tidak ingin takabur dan tetap ingin fokus.
Pada akhirnya mereka berdua bisa memenangkan pertandingan dan mendapat medali
emas.
Bonus 5 milyar menanti dari
pemerintah ditambah bonus-bonus lainnya. Bahkan salah satu maskapai memberikan
hadiah gratis terbang seumur hidup kepada mereka. Wow banget sih… Untuk rencana
jangka pendek, Owi ingin umrah bersama keluarganya. Sementara Butet katanya
ingin liburan bareng teman-temannya. Arti keluarga juga sangat penting bagi
Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir. Walau harus jauh dengan keluarga, mereka berdua
tetap melakukan komunikasi dengan keluarga.
Banyak hal lagi yang dikemukakan kedua juara ini dalam wawancara mereka di TV. Pasti roadshow ke berbagai TV ini melelahkan buat mereka, tapi demi berbagi kebahagian dengan masyarakat Indonesia mereka berdua tetap tersenyum saat diwawancara. Ada beberapa tayangan yang di mana saya ketinggalan menonton interview keduanya. Tapi, zaman sekarang masalah seperti itu telah ada jalan keluarnya. Tinggal nonton video rekamannya di beberapa portal online. Emang butuh pulsa atau kouta sih, tapi jika kehabisan ada Berbagai Pilihan Pulsa Online yang bisa
dijadikan pilihan.
Aku suka bagian itu: Musuh kita di depan, bukan di samping kitab😊
BalasHapusSenang ya mba lihat pertandingan apalagi kalau Indonesia yang menang....
BalasHapusWah jadi tau sejarah nama Butet setelah baca ini. Jadi kaya informasi deh
BalasHapusaku juga bangga sama mereka, inget lagi kecil kalau nonton badminton di tv itu ramai sekali, kita sellau juara
BalasHapusMasih belum move on dari olimpiade juga ya Mbak, rasa bangganya belum hilang2. :)
BalasHapusFokus, jangan sombong..hehe
BalasHapusDulu aku BL juga lho, sekarang gak ada waktu buat ngikutinnya. hiks. Deg-degan membayangkan momen kemenangan mereka, nyesel gak nonton live-nya
BalasHapus