Saya sudah
mengetahui informasi itu sejak jauh-jauh hari. Informasi tentang kedatangan
Tere Liye di Balikpapan dalam rangka meet and greet dan juga launching novel
terbarunya yang berjudul Matahari.
Jadwal Roadshow Tere Liye |
Pengin
datang? Pengin.
Apalagi saya
merasa sedang tertatih mengumpulkan semangat menulis. Saya butuh sesuatu yang
bisa memotivasi saya untuk rajin menulis. Tapiii... Menjelang hari H ada
bimbang dan galau menyertai. Bahkan, saat hari H pun masih saja bimbang. Pukul
8 pagi di hari Sabtu tanggal 30 Juli itu saya memutuskan batal datang!
Pukul 11
siang, saya ngobrol lagi dengan suami. "Yakin tidak jadi datang?"
Pertanyaan itu kembali muncul ke permukaan. Bimbang datang lagi. Berpikir ini
itu. Kemudian setelah diskusi, saya dan suami memutuskan untuk pergi ke
Balikpapan siang nanti sekitar pukul 1 siang. Dengan penguatan kalau tidak
setiap saat Tere Liye datang ke Balikpapan. Baiklah... Mari kita berangkaaat..
Di kota lain
acara dimulai pukul 4 sore, di Balikpapan justru pukul 5 sore. Tadinya saya
pikir, waduh ketabrak waktu maghrib nih. Tapi, belakangan saya syukuri karena
saya baru datang di Gramed Balikpapan saat mendekati pukul 5 sore. Dan Tere
Liye punya cara jitu agar tidak tabrakan dengan waktu maghrib. Oya, FYI, jarak
antara daerah tempat saya tinggal dan Balikpapan kurleb 90 km.
Pihak
panitia hanya menyediakan kursi yang sedikit, ada 2 baris kursi saja dan
semuanya sudah terisi penuh saat saya datang. "Jadi, bakal berdiri selama
acara?" tanya saya ke suami. Mendadak kebayang capeknya. Hehehe...
Pukul 5
sore, acara dimulai. MC memandu acara, bla bla bla menyapa penonton. Kemudian
dipanggil seseorang yang sudah ditunggu-tunggu. Jeng... Jeng... Jeng.. Muncul seorang pria dengan tshirt berwarna
putih. Dialah Tere Liye, penulis puluhan buku yang best seller di mana-mana. Beberapa sudah difilmkan. Penonton tepuk
tangan.. Dan sesi tanya jawab antara MC dan
Bang Tere Liye dimulai. Oh ya, sebelum dimulai Bang Tere bilang kalau masih ada
spot kosong di depan beliau yang bisa ditempati dengan dudul lesehan. Beberapa
peserta pun langsung menyerbu duduk ke depan, termasuk saya. Hahaha... Akhirnya
bisa duduk :p
Tere Liye di Gramedia Balikpapan |
Di awal-awal
acara, Bang Tere Liye ngomong apa aja ya? Hahaha... Agak lupa nih. Emmm...
Kalau tak.salah ingat beliau bercerita tentang novel Matahari. Tentang serial
fiksi yang baru terbit ini. Tentang inspirasi menulis fantasi dan seterusnya
dan seterusnya.
Tentang jika
ingin menjadi penulis, mulailah dengan menulis 1000 kata setiap hari. Karena pada dasarnya, kata beliau, manusia
modern bisa menulis 1000 kata sehari. Tidak percaya? Coba hitung apa yang kita
tulis di berbagai aplikasi chatting, komentar di medsos, dan lain-lain. Kalau
dihitung, bisa jadi 1000 kata sehari. Nah, tinggal pindahkan hal itu ke sesuatu
media yang bisa menampung tulisan kita dengan lebih terstruktur.
Menulis itu
proses. Tere Liye mengaku kalau ia suka menulis sejak dulu, semenjak ia masih
kecil. Ia mengirimkan tulisan ke Majalah Bobo namun tak kunjung ada yang
dimuat. Mencoba menulis lagi ke berbagai media. Dan kemudian ia menulis novel, pernah
ditolak penerbit juga, setelahnya kita tahu siapa Tere Liye hari ini.
Menulis
cerita fantasi itu adalah proses mengkhayal. Menciptakan hal-hal yang
sepertinya tidak mungkin menjadi bisa diterima oleh para pembaca. Pengetahuan-pengetahuan
kecil yang kita miliki bisa menjadi sumber alasan untuk sebuah cerita fiksi fantasi
bisa menjadi 'real' di pembaca.
Bang Tere
pernah mengajukan survey di fanpage beliau tentang apa sih kekuatan yang ingin
dimiliki. Pilihannya saat itu adalah membaca pikiran orang lain, juga memiliki
sesuatu seperti kantong doraemon. Kebanyakan memilih opsi membaca pikiran orang
lain. Tapi, kata Bang Tere, super hero mana pun tidak ada yang memiliki
kekuatan seperti itu. Karena jika punya kekuatan seperti itu, maka cerita akan
selesai di halaman pertama karena si tokoh utama sudah tahu tujuan atau hal-hal
apa yang diinginkan orang lain.
Opsi kedua
diambil, memiliki seperti kantong Doraemon, tapi tidak plek plek memiliki
kantong Doraemon juga sih. Dimodifikasi idenya sampai menjadi tokoh seperti Ali
yang serba bisa? Iya ya? Karena saya tidak baca serial Bulan, Bumi, dan
Matahari jadi saya tidak kenal karakter Ali. Hehehe...
Cara survey
itu juga yang sebagian bisa menjadi inspirasi oleh Bang Tere. Maka, Bang Tere
beberapa kali melakukan survey di fanpage-nya. Nge-scroll ribuan jawaban sampai
bertemu dengan nama Lail untuk tokoh utama wanita bernama Hujan. Juga, ketemu
dengan profesi pengemudi sepit di Kau, Aku, dan Sepucuk Angpao Merah.
Usulan
pembaca tidak menyebutkan langsung pengemudi sepit, tapi ada pembaca yang mengusulkan
sopir angkot. Dari usul itulah Bang Tere memodifikasi ide tersebut. Dari sopir
angkot menjadi pengemudi sepit.
Para peserta meet and greet bersama Tere Liye |
Kata Mbak MC
beliau sudah kehabisan stok pertanyaan, jadi dibukalah kesempatan untuk para
peserta bertanya. Saya angkat tangan juga dong. Hahaha... Rugi jauh-jauh datang
tidak nanya :p Tapi kesempatan pertama buat bertanya diserahkan bukan buat
saya, saya dapat kesempatan kedua.
Penanya
pertama bertanya tentang nama Tere Liye. Kenapa memakai nama itu dan mengapa di
buku-buku Tere Liye tidak ada profil dan foto? Tentang nama Tere Liye, sudah
pada tau kali ya jawabannya. Itu nama asal comot katanya. Setelah mulai
terkenal baru mencari tahu arti dari nama tersebut yang ternyata artinya 'Untukmu'.
Tentang tidak
ada profil... Hemm... Sepertinya Tere Liye menikmati tidak dikenal oleh
pembaca. Karena beberapa kali beliau mengalami hal-hal dari imbas
ketidakterkenalan itu. Seperti, saat di pesawat duduk bersebalahan dengan orang
yang membaca buku beliau atau di kereta, di depan beliau juga ada yang membaca
buku beliau.
Penanya
kedua adalah saya. Tadinya saya sudah menyiapkan beberapa pertanyaan dari
rumah. Tapi, saya demam mikropon. Hahaha... Saat mikropon dalam genggaman saya
mendadak gugup aja gitu. Akhirnya satu pertanyaan saja yang terlontar yaitu 'Kok
bisa ya Bang Tere Liye tidak putus asa dalam proses menulisnya?'
Pertanyaan
ini tentu saja mewakili apa yang menerpa saya beberapa waktu belakangan. Merasa
putus asa dan tak lagi bersemangat dalam menulis. Lalu, apa jawaban Bang Tere?
Bersambung
ke part 2
halah ko bersambung si mba :p sudah gelar tenda padahal disini hahhaa
BalasHapusHihihi.. Coming soon mbak lanjutannya. Ditunggu ya :D
HapusHihihi.. Coming soon mbak lanjutannya. Ditunggu ya :D
HapusAku belum pernah baca buku Tere Liye yang fantasi lho.
BalasHapusIdem, Teh. Ga selesai bacanya :D
HapusMbak gak foto bareng Bang Tere? :).
BalasHapusGa boleh, Mbak. Udah dia sebutkan di awal acara. Ga ada foto bareng :D
HapusWah kalo aku mending jauh2 dr mikrofon. Soalnya rencana nanya 1 bisa bablas jd 5...😁
BalasHapusAhahaha.... Kebalikan sama saya ya mbak Lyta. Saya demam mikropon. Gemetar. Hehehe..
HapusAhahaha.... Kebalikan sama saya ya mbak Lyta. Saya demam mikropon. Gemetar. Hehehe..
HapusSama nih, aku juga lagi butuh semangat nulis.
BalasHapusToss sama mb Leyla :D
HapusYjiaaaah... untung udah lihat videonya... hahaha
BalasHapusBtw.. salut.. 90 km itu tdk dekat. Wajar sempat galau datang atau tdk.
Iya, Un. Apalagi udah tiap weekend kami ke Balikpapan. Penginnya kemarin itu istirahat aja di rumah :-)
Hapussenangnya dapet ilmu dari idola... tapi sayang gak bisa foto bareng.., takut pada berebut kali mba..he2
BalasHapusGa dibolehin foto bareng mbak.. Kecuali sama anak kecil. Emang gitu katanya Bang Tere. Hehehe...
HapusKlo aku lagi putus asa dengan nulis biasanya inget2 lagi tujuan awal nulis buat terapi jiwa. Karena sempet vakum nulis brp hari aja jadinya kayak kebanyakan pikiran gitu yang nggak tersalurkan. Intinya sih nulis buat have fun, berbagi ilmu mb. Selebihnya seperti dikenal atau dapat uang dari nulis itu bonus aja. Kalo tere liye orangnya emang suka nulis banget ya. Produktifnya terjaga. Satu yang aku tahu waktu baca postingab istrinya di blog, dia beli rumah dari royalti buku. Sebelumnya dia ngontrak selama bertahun2. Semua lelahnya terbayar dengan nggak putus asa dalam menjalani proses. Semoga mb yanti jg ga lelah dalam menulis ya.
BalasHapusIya, Mbak. Buat happy2 ya kita nulis. Eh blog istrinya alamatnya di mana mbak? Jadi kepo. Hihihi... Iyaa.. Kelihatan kalau Tere Liye cinta banget sama menulis. Aduh pengin juga beli rumah dari nulis. Padahal nulisnya masih malas2an. Hehehe...
Hapus