Lama juga
tidak posting tulisan yang dimuat di media karena memang lama tulisan saya belum dimuat di media lagi #ngikik. Tapi, jadi ingat sama tulisan yang belum
dimasukkan ke blog ini, salah satunya tulisan ini. Ini salah satu tulisan yang
special buat saya sebab sampai sekarang baru tulisan ini satu-satunya artikel
perjalanan yang berhasil tembus media. Kirimnya juga jarang sih karena saya
juga jarang jalan-jalan.
Tulisan ini
menjadi special juga karena ini termasuk salah satu tulisan yang awal-awal
dimuat. Sekitar awal tahun 2014. Waktu menerima kabar kalau tulisan ini dimuat
rasanya senaaaang sekali bisa dimuat di rubrik Pariwisata harian Pikiran Rakyat
bulan Maret 2014. Berikut artikel saya
tersebut, artikel asli yang saya kirim ke Pikiran Rakyat sebelum diedit pihak
redaksi. Judul termasuk yang diedit. Hehehe…
Rubrik Pariwisata di Pikiran Rakyat |
Happy Reading
^_^
Mengunjungi Rumah Beruang Madu
“Ini
saudaranya Winny the Pooh,” cetus seorang pengunjung KWLPH siang itu. Saya dan
pengunjung lain yang mendengarnya sontak tertawa bersama. Winny the Pooh adalah
karakter fiksi beruang madu yang akrab dengan anak-anak. Tapi, yang saya temui
di KWLPH (Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup) adalah beruang madu
sungguhan. Bukan fiksi. Dan beruang madu itu ada di Indonesia tepatnya di
Balikpapan, Kalimantan Timur.
Selamat Datang di KWPLH Balikpapan |
Balikpapan,
kota penting di Kalimantan Timur itu memang terkenal dengan sebutan kota
minyak. Tapi bukan minyak yang menjadi maskot kota Balikpapan, melainkan
beruang madu. Klub sepakbola asal kota Balikpapan alias PERSIBA juga disebut
tim beruang madu.
Sebagai maskot
kota Balikpapan, pemerintah daerah kota Balikpapan juga menaruh perhatian yang
sangat besar akan kelangsungan hidup hewan langka itu. Karena itulah KWLPH
dibangung, di mana di sana terdapat enklosur alias pulau hutan dengan luas 1,3
ha.
Di pintu gerbang, KWLPH kita akan disambut dengan papan nama dan
replika dari beruang madu yang terbuat dari ijuk. Tapi replika itu jauh lebih
besar dari beruang madu sebenarnya. Karena beruang madu merupakan spesies
terkecil dari 8 jenis beruang yang ada di dunia. Dia hanya mempunyai berat
antara 30-65 kg.
Replika Beruang Madu |
Ada
enam ekor beruang madu yang terdapat di KWLPH. Dulunya beruang madu itu adalah
hewan peliharaan penduduk sekitar yang mereka ambil secara ilegal dari hutan.
Beruang-beruang madu itu pun kemudian diselamatkan dan ditempatkan di sebuah
pulau hutan (enklosur).
Beruang madu
di sana memang tidak dilepas ke hutan bebas karena mereka tidak tahu cara hidup
di hutan bebas setelah mengalami beragam kejahatan dan siksaan ketika menjadi
peliharaan. Karena itulah beruang madu yang ada di sana tidak lagi sempurna
secara fisik. Ada yang satu matanya buta, ada yang punya bekas luka yang besar
yang melingkari dadanya akibat dulu pemiliknya mangikat beruang madu itu dengan
sleng di sekeliling dadanya.
Dari
enam beruang madu yang ada di kawasan KWLPH, saya hanya berhasil bertemu dua di
antaranya karena waktu kedatangan yang tidak tepat. Waktu yang tepat untuk
menyaksikan semua beruang madu adalah pada jam sembilan pagi dan tiga sore.
Karena pada jam itulah beruang madu melakukan aktivitas makan.
Beruang Madu lagi nyebrang |
Diberi
makannya pun caranya cukup unik. Makanan bukan diberikan secara langsung kepada
beruang madu tapi makanan diletakkan di tempat-tempat tertentu yang
tersembunyi. Jadi ada proses mencari makanan dahulu, bukan langsung menyantap
makanan. Karena itulah pada jam makan tersebut, beruang madu akan keluar dari
tempat persembunyiannya di dalam enklosur. Sehingga pengunjung bisa melihat
mereka mencari makan. Cara pemberian makanan yang unik ini dimaksudkan agar
beruang madu seperti berada dalam habitat yang asli.
Beruang madu
memang tidak diletakkan dalam krengkeng karena akan membuat dia sangat stress
dan seperti hidup di penjara. Karena itulah beruang madu diletakkan di pulau
hutan supaya mereka bisa melakukan perilaku alami seperti di hutan bebas.
Jadinya beruang madu itu bebas memanjat pohon, membongkar kayu mati, menggali
tanah, santai di sungai dan makan serangga. Kalau beruang ditaruh dalam kandang
kecil tentu dong kita tidak bisa menyaksikan hal itu.
Alasan
lain kenapa beruang madu juga ditempatkan di enklosur adalah karena menipisnya
hutan alami sebagai tempat hidup beruang tersebut. Dengan adanya enklosur
supaya mereka bisa mendapatkan kehidupan yang mirip dengan di hutan bebas.
KWPLH merupakan tempat wisata yang asyik. Dengan hutan buatan yang seperti
hutan alami, sehingga suasana rindang dan teduh bisa kita dapatkan di sana.
Udara di sana juga terasa sejuk sekali, karena banyak tanaman hijau. KWPLH juga
terlihat terawat, kondisinya bersih dan tertata apik. Petugas-petugas yang
berjaga juga dengan ramah dan sigap memberikan informasi dan menjawab
pertanyaan para pengunjung.
Rumah Kucing |
Tempat
yang asyik untuk wisata keluarga. Dan untuk masuk ke sana tidak dipungut biaya
sedikit pun alias Gratis. Selain enklosur beruang madu, di KWLPH kita juga bisa
mengunjungi rumah kucing dan menyaksikan bentuk rumah lamin, rumah adat
Kalimantan.
Rumah Lamin |
***
Mantep mba ^^
BalasHapusNanya bole mba?gimana caranya biar tembus PR mb?pernah kirimin cerpen atau lainnya mba ke PR?mohon info :D
Kemarin itu saya baca2 tulisan yang pernah dimuat di sana dan nyoba nulis juga, Mbak. Kalau cerpen belum pernah, Mbak. Saya belum ada berhasil nulis cerpen dewasa. Hehehe... Ini satu2nya yang dimuat, pernah kirim lagi tapi ga dimuat.
HapusPanjang naskahnya sekitar 2 halaman A4 spasi 1,5. Lampirkan 3 foto (Saya melampirkan 6 foto tapi cuma dimuat 1). Sertakan biodata singkat plus nomor rekening. Dikirim ke hiburan@pikiran-rakyat.com. --- syarat kirimnya, Mbak :D
waaah.... hebat. Tulisannya dimuat di koran langganan saya. Nyontek infonya juga ah, barangkali suatu saat dapet wangsit nulis naskah buat dikirim ke koran hehe...
BalasHapusAyo Mbak Orin. Dicoba kirim ke sana. Kalau langganan gampang memantau dimuatnya :D
HapusMinat ke sana lagi? :))
BalasHapusHahaha "beruang madu" ngingetin aku dulu suka manggil suami gtu pas awal2 nikah.
BalasHapusBtw beruang madu ini hewan yg aku tau lewat majalah anak dulu dan sejak kecil sudah melekat kalau hewan ini nggemesin. Btw selamat ya tulisannya dimuat :D
Wah senangnya bisa kenal dengan sesama #BloggerKalimantan, salam kenal ya Kak dari saya. Btw, untuk di Pontianak sudah tidak ada lagi yang namanya Kebun Binatang. Yang ada hanyalah Mega Mall dan Pusat Hiburan Keluarga, sedangkan Pusat Edukasi sepertinya masih sangat minim. Hhhmmm...
BalasHapusaaa aku mau kesana, tapi masih nabunggggg karena tiket pesawat ke balikpapan masih mihilsss </3
BalasHapusbtw salut, tulisannya dimuat di Pikiran Rakyat. Saya jadi pengen belajar gimana caranya kirim tulisan ke koran, tapi ntar kasian pembacanya stress hihihi