Apa yang
menjadi makanan favorit kita? Sebagian mungkin akan menjawab makanan dari
kampung halaman. Hal itu bisa disebabkan karena lidah kita terbiasa dengan
masakan tersebut atau merupakan masakan ibu yang dimasak dengan penuh cinta.
Jum’at, minggu kemarin suami
mengirimkan pesan ke saya. Beliau mengabarkan kalau di Trans TV dalam acara
Kelana Rasa menayangkan tentang kuliner di Banjarmasin.
“Ada mie bancir,” kata suami lagi
lewat BBM.
Selang beberapa detik kemudian, saya
mendapatkan notifikasi dari Wordpress kalau jumlah kunjungan di blog saya di
wordpress melonjak naik. Waktu saya cek, ternyata banyak yang googling tentang
mie bancir dan kemudian mendarat di blog saya tersebut. Sepertinya tayangan di
televisi itu membuat orang-orang yang menontonnya mencari tahu tentang mie
bancir.
Ini yang bikin kangen Wordpress |
Saya yang ketinggalan menontonnya, mencoba menonton saat malam hari. Selingan saat menonton riuh acara aksi damai 411. Di TV saya ada program ‘TV on Demand’ sehingga bisa menyaksikan acara yang kelewatan ditonton.
Tempat pertama yang dikunjugin tim
Kelana Rasa adalah Depot Dinda yang
menjual Ketupat Kandangan. Ketupat
Kandangan ini khas Kalimantan Selatan banget. Namanya aja ada Kandangan.
Kandangan merupakan salah satu kota kabupaten di Kalimantan Selatan. Ketupat
Kandangan memang berasal dari sana, walaupun kita bisa menemui penjualnya di
mana-mana termasuk di Depot Dinda di Banjarmasin.
Ketupat Kandangan di Barabai |
Saya sendiri belum pernah ke Depot Dinda yang dikunjungi tim Kelana Rasa. Tapi, kalau menikmati Ketupat Kandangan tentu saja pernah. Baik di Kandangan langsung, atau di Banjarbaru dan Barabai, kota kelahiran saya.
Ketupat Kandangan sendiri berbeda
dengan ketupat sayur. Ketupat ini enggak pakai sayur, tapi terdiri dari ketupat
dengan kuah santan dan lauk yang seringnya berupa ikan haruan (ikan gabus) yang
dibakar atau diasap. Kalau tidak suka ikan haruan, bisa pakai telur. Ikan
haruan yang menjadi lauk dari ketupat ini juga bisa dinikmati seluruh badannya.
Dari bagian dagingnya, telurnya, sampai ke bagian isi perutnya. Hehehe… Lihat
saja di Kelana Rasa kemarin, di atas meja disajikan aneka lauk untuk Ketupat
Kandangan.
Aneka lauk Ketupat Kandangan Sumber : IG kelanarasa_transtv |
Menyantap Ketupat Kandangan konon
lebih nikmat dengan cara ketupatnya dihancurkan hingga menjadi butiran-butiran
nasi. Beras yang dipakai untuk membuat Ketupat Kandangan ini adalah beras unus
yang butiran nasinya itu pera dan tidak pulen. Jadi, ketika dihancurkan maka
akan berbentuk butiran-butiran nasi yang tidak menggumpal.
Cara memakannya juga
konon lebih nikmat dengan memakai tangan, serta ditambahkan perasan limau kuit.
Untuk saya sendiri, saya memang sering menyantap sesuai dengan ‘juklak’ yang
kata orang lebih nikmat itu. Dengan dihancurkan ketupatnya, juga memakai
perasan limau kuit (jika ada). Tapi, untuk memakai tangan yang masih jarang,
tetap sih saya makannya pakai sendok :D
Selanjutnya tim Kelana Rasa
mengunjungi rumah makan Mie Bancir
miliknya Agus Sasirangan. Agus
Sasirangan sendiri adalah finalis dari Masterchef 1. Masih ingat acara itu? Dia
kemudian membangun bisnis kuliner di Kalimantan Selatan. Selain Mie Bancir,
Agus juga membuka rumah makan Iwak Karing (Pernah saya ceritakan di sini)
Mie Bancir itu adalah mie yang
nanggung antara mie goreng atau mie kuah. Dibilang mie goreng, tapi dia masih
ada kuahnya sedikit. Dibilang mie kuah, tapi kuahnya tidak melimpah-limpah.
Itulah sebabnya kemudian disebut mie bancir. Bancir sendiri dalam bahasa Banjar
artinya banci. Kalau dalam bahasa Jawa, mie seperti itu istilahnya nyemek ya?
Mie Bancir Agus Sasirangan |
Mie bancir ini agak mirip dengan soto Banjar karena dia juga menggunakan kuah sup ayam seperti soto banjar. Jadi, memasaknya itu dicampurkan kuah sup ayam. Taburan di atasnya pun mirip dengan soto Banjar. Ada suwiran ayam, irisan telur, dan tak lupa bawang goreng. Yang tak boleh ketinggalan juga adalah limau kuit. Mie Bancir memang tidak seterkenal Soto Banjar, namun, Agus Sasirangan mampu mengangkat pamor mie bancir hingga lebih terkenal dari biasanya.
Rumah makan mie bancir Agus
Sasirangan ini ada di dua kota, Banjarmasin dan Banjarbaru. Tim Kelana Rasa
mengunjungi rumah makan yang di Banjarmasin. Sementara saya pernah menikmati
mie bancir Agus Sasirangan di Banjarbaru seperti yang pernah saya ceritakan di
blog lama saya.
Tempat wisata kuliner ketiga yang
dikunjungi tim Kelana Rasa adalah Warung Rosi. Sebenarnya Warung Rosi ini letaknya bukan di Banjarmasin tapi di batas
kota Banjarbaru, batas kota antara Banjarbaru dan Martapura. Jika sedang
menginap di tempat kakak saya di Banjarbaru, saya sering membeli sarapan di
Warung Rosi ini. Selain tempatnya dekat dengan rumah kakak saya, juga karena
makanan di sana enak-enak.
Ketupat dan Nasi Bungkus di Warung Rosi |
Warung Rosi menjual sarapan berupa
nasi kuning dan Ketupat Kandangan. Namun, karena Ketupat Kandangan sebelumnya
sudah dibahas di Depot Dinda, jadi tim Kelana Rasa mengulas tentang aneka
kudapan yang dijual di Depot Rosi karena di Depot Rosi juga menjual aneka wadai
(kue) dari Kalimatan Selatan seperti laksa, kukulih, lupis, apam, dan aneka
wadai berkuah santan lainnya.
Menu berat
(nasi dan ketupat) dan menu ringan (Aneka kue) menjadi magnet buat para pengunjung
Depot Rosi. Selain bisa menikmati sarapan khas Kalsel, juga bisa menikmati
aneka kue tradisional dari Kalsel. Jadi, emang layak depot ini dijadikan
pilihan Wiskul buat teman-teman yang berwisata ke Kalimantan Selatan.
Tujuan wiskul selanjutnya dari tim
Kelana Rasa adalah depot Madezo, yaitu sebuah tempat makan di kawasan Jalan
Gatot Subroto, Banjarmasin. Saya sudah sering mendengar tentang depot ini, tapi
lupa-lupa ingat apa pernah ke sana. Rasanya pernah, dan rasanya belum pernah
juga. Hahaha… Mungkin karena menu yang dinikmati tim Kelana Rasa juga familiar
buat saya dan menikmati menu tersebut beberapa kali saat ke Banjarmasin, tapi
lupa di mana. Apa menunya? Itik Panggang khas Banjar.
Itik panggang (Bebek Bakar) di Kalimatan
Selatan khas Banjar agak berbeda dengan yang ada di pulau Jawa. Ituk panggang ini
biasanya dinikmati dengan sayur sup ayam, tapi tidak sekental sup ayam soto
Banjar sih. Biasanya sup ayamnya lebih ‘ringan’ dari sup ayam buat Soto Banjar.
Itik panggangnya pun biasanya disiram dengan saos yang manis. Tambahkan saja
cabe yang dihancurkan di atas saos yang manis itu, maka itik panggang yang
lezat akan menjadi semakin lezat dibuatnya.
Mandai |
Petualangan Tim Kelana Rasa kemudian
berakhir di satu rumah yang juga menyuguhkan masakan Banjar buat tim Kelana
Rasa. Salah satu yang disajikan adalah iwak samu atau pakasam dan mandai. Dua
kuliner yang memang mulai naik daun dan kelezatannya juga tak pernah usang.
Acara Kelana Rasa kemarin membuat saya ngiler dan rasanya ingin menikmati semua
yang dicicipi di sana. Namanya saja makanan dari kampung halaman sendiri, jadi
bikin kangen buat pulang kampung.
Pagi-pagi udah bikin lapar aja mba #ehh ^_^
BalasHapusSekarang sudah siang nih :D
HapusSaya sama sekali belum pernah icip kuliner Banjar Mba..hiks kasihan yaa.. padahal pengen tau rasanya mie bancir sama ketupat kandangan. looks yummy..
BalasHapusAyo mbak ke Banjarmasin dan icip2 masakan Banjar :D
HapusKetupat yuk..hehe
BalasHapusTutup ya kemarin di Kebun Sayur :D
HapusHI apa kabar, makasih udah nonton #KelanaRasaTransTV Episode Banjarmasin ya, jangan lupa tonton kita setiap Jumat 08.30 WIB , semoga bermanfaat
BalasHapusArie Parikesit
Host KelanaRasaTransTV