Beberapa hari
silam, masalah payung cukup membuat saya berpikir tentangnya. Rasanya payung
sepakat merebut perhatian saya di mana sebelumnya terabaikan begitu saja. Dari
novel yang saya baca bercerita tentang payung merah yang katanya bisa menyatukan
jalan cinta dua insan yang bernaung di bawahnya. Juga drama Korea yang kisah
asmaranya berawal dari sepayung berdua tanpa sengaja. Kemudian suami yang
bilang kalau ia butuh payung baru. Hujan bulan Desember pun tetap rajin
mendatangi hari-hari yang seketika mengingatkan pada payung. Payung dan hujan
seperti sesuatu yang lekat dan agak susah buat dipisahkan.
Scene Payung di Drama Korea |
Berapa harga payung?
Pertanyaan yang
ada di pikiran saya beberapa hari yang lalu. Payung merupakan barang yang
teramat jarang saya beli, saya bahkan lupa apakah saya pernah membeli payung.
Keluarga saya pedagang dan kami begitu sering mendapat payung dari sponsor.
Payung itu kadang berlebih dan diberikan kepada keluarga yang lain. Payung yang
bertuliskan Bridgestone atau GT Radial yang kerap menaungi dari serbuan rintik
hujan.
Lagipula saya
pecinta hujan. Buat apa payung jika saya lebih suka bermandikan hujan?
Namun suami saya
butuh payung untuk mengiringi langkah-langkahnya kala hujan. Payung yang
dulunya dipakai suami saya juga berasal dari payung sponsor yang saya bawa dari
kampung halaman. Kemudian payung itu rusak dan tak berdaya lagi. Terlebih sekarang
masih bulan Desember dan hujan masih rajin datang berkunjung.
Jadilah ketika
berada di satu supermarket saya dan suami melangkahkan kaki menuju deretan
payung yang dipajang di sana. Dan saya terbelalak kaget mendapati harganya.
Payung ternyata tak murah. Harganya berada di kisaran lebih dari 80 ribu. Hal
itu membuat saya mundur teratur tak jadi membeli.
“Beli di pasar
aja atau online,” kata saya kepada
suami.
Saat santai di
rumah, saya pun mencari payung di ‘pasar online’. Oh… Ternyata beragam inovasi
ada pada payung zaman sekarang. Ada payung yang berbentuk terbalik, maksudnya
dibuka secara terbalik, ada payung yang ujung pegangannya berbentuk lingkaran
sehingga bisa dimasukkan ke pergelangan tangan dengan begitu kita masih bisa
bernaung di bawah payung sementara tangan bisa mengenggam apa saja.
Harga payung pun beraneka ragam dan ternyata
lumayan juga ya harga payung. Tadinya saya pikir saya masih bisa menemukan
payung yang oke dengan harga 30 ribuan. Ternyata enggak… Sebagian ya di atas 50
ribuan. Ada payung yang di bawah lima puluh ribuan yaitu payung ala Pak Jokowi.
Hihihi… Itu loh payung biru ketika Pak Jokowi mau shalat jum’at pada aksi super
damai 212.
Pak, payungnya bagus, Pak |
Payung tersebut akhirnya saya pilih dan satu lagi payung transparan ala dorama-dorama Jepang. Tapi begitu pesanan diselesaikan, jyaaaah… ternyata ongkos kirimnya mahaaal sekali. Padahal sudah belanja di pasar online yang ada subsidi ongkir. Tapi sepertinya berat payung lumayan jadinya dua payung yang saya beli memakan berat dua kilogram. Atau packing khusus yang menyebabkan payung itu jadi berat. Saya pun membatalkan niat buat membeli payung secara online.
Suatu hari saat
pergi ke pasar untuk membeli termos, saya menyempatkan bertanya tentang payung
kepada penjualnya.
“Oh, payung. Ada
banyak. Itu yang 50 ribu,” kata Cici penjual payung menunjuk payung besar
berwarna kelabu, seperti warna langit saat mendung.
“Ada payung lain,
Ci?” Tanya saya. Cici penjual pun menunjukkan payung lainnya. Payung
bunga-bunga, payung lipat, dan aneka payung lainnya yang kisaran harganya
antara 30-50 ribu. Setelah melihat aneka payung, pilihan jatuh ke payung awal
yang saya lihat. Payung berwarna kelabu seharga 50 ribu.
Saya pun jadi tau
harga payung setelah sebelumnya tidak tau sama sekali. Berapa harga payung yang
teman-teman beli?
Kemarin beli terakhir 55rb Mbak. Bagus dan kokoh kelihatannya. Tapi belum tahu juga, payung sekarang ma jaman dulu kualitasnya beda jauhhh. Awet yg payung jadul
BalasHapusBetul, Mbak Wahyu. Kalau payung jadul awet2 ya. Kuat dan kokoh. Itu yang saya beli juga kelihatannya kokoh tapi ga tahu bagaimana. Entah berapa lama bertahan. Semoga aja awet ya :D
Hapusiya sudah lama aku enggak beli payung, terakhir tahun 2006 an. Banyakan payung dari toko, bank atau dari ibuku
BalasHapusBanyak payung hadiah ya, Mbak Astin. ternyata payung jarang dibeli orang ya. Pantas di toko2 seering berdebu :D
HapusAku beli cuman 30ribu modelnya kayak punya noni Belanda gitu mba klo dipake di kantor semua orang menatap dan bilang lucu banget sih...payungnya *bukan orangnya* hahahaha..
BalasHapusHahahaha... Yang ada renda2nya, Mbak? bagus tuh mbak payung gitu :D
HapusSetelah baca postingan ini aku baru nyadar lho bahwa selama ini BELUM pernah beli payung hahaha.
BalasHapusSemua payung di rumahku hadiah, ada yang dari bank, kantor Abah, atau beli apa hadiah payung gitu hehehe..
Iya yah, berapaan sih payung?
Ya Ampuuuuun... Ternyata teteh malah belum pernah beli sama sekali ya. Iya, teh. Itu ada promo di minimarket beli berapa gitu trus dapat hadiah payung. Xixixix...
HapusPayung lipat rasanya 50ribu deh saya terakhir beli belum lama ini 😀
BalasHapusBerarti sama aja di mana-mana kisaran harganya segitu ya, Mbak :D
HapusAku biasanya beli yg sekitar 50rb juga mba..tp kalo beli di asemka, bisa jauh dibawah itu sih.hihi
BalasHapusKisaran harga payung memang segitu ya, Mbak. Saya lihat di supermarket lebih tinggi dari harga itu :D
HapusAku malah kmrn beli payung transaparan gtu di ace hardware 100an deh hrgnya, kirain bakal awet ternyata kena angin dikit lgsng rusak:(
BalasHapusWaduh :(
HapusPadahal saya juga tertarik sama payung transparan itu, Mbak. Seperti lebih romantis kayak di drama2 Korea. Hehehe... Semoga payung selanjutnya awet ya, Mbak
saya 2 kali beli payung. pas habis nikah thn 2003 di kampung cina harganya 17 rb. terus beliin payung anak saya, payung kecil yg atasnya ada telinganya, tahun 2007 atau 2008 (lupa) di pasar gembrong 20 rb. sudah habis itu gak pernah beli payung lagi hehe
BalasHapusPayung ternyata barang yang jarang kita beli ya, Mbak. Berarti gapapa juga kalau kita beli agak mahal ya. Asal awet. Tapi jarang belinya karena sering dapat gratis juga ya. hehehe..
HapusAku juga nggak tahu harga payung. Karena sering dikasih orang dan kantor. Kalau lagi banyak ya saya bagi orang lain, mba.
BalasHapusSamaan, Mbak. Saya di rumah mama banyak payung sponsor. Heheh..
HapusBelum pernah beli payung krn selalu dapat hadiah entah itu goodie bag atau hadiah langsung. Iyahh.. aku seperti itu hehehe
BalasHapusHihihi... Banyak yang senasib tuh mbak Vita. Pantesan ya saya sering menemukan payung di toko berdebu. Ternyata lumayan jarang dibeli ya :D
HapusSaya gak pernah beli payung. Karena saya gak suka pake payung. Lebih memilih pakai jas hujan. Tapi tetep sedia payung buat ditaro di mobil. Biasanya payung gratisan :D
BalasHapusAhahaha... Saya juga ga bisa kalau pakai motor pakai payung, Mbak. Pakai sepeda juga ga bisa. Iya ya. Lebih milih jas hujan.
HapusAku tiap kali beli payung, setelah beberapa kali pakai, payungnya rusak. Mungkin karna harganya yang lebih murah juga kali ya mbak. Hehe.
BalasHapusAda harga, ada kualitas ya, Mbak. Semoga payung2 kita awet ya mbak. Kalau musim hujan jadi berasa perlu payung :D
Hapusbuatku payung itu gunanya lbh melindungi dr cuaca panas mbak, drpd hujan ;p.. aku ga kuat kena panas soalnya.. jd tiap adamatahari dikit lbh milih pake payung ;p.. dulu pas msh di malaysia, semua org di sana, laki2 ato perempuan bnyk yg pake payung siang2 bolong.. jd ga aneh ngeliatnya.. tapi pas aku balik ke indo, dan pakai payung tengah hari bolong, bnyk tuh yg nyeletuk, emg hujan yaa?? duuuh, mereka ga tau apa kalo sinar matahari ga bgs utk kulit -__-.
BalasHapuspayungku sendiri hrgnya ga mahal kok.. yg penting bisa awet, ada pelindung uv dan ukurannya kecil jd bisa masuk tas :D.. dulu belinya pas di jepang.. itu murah2 di sana ;p.. kalo di rp in mungkin sktr 20 rb kali yaa.. dan aweeet bgt.. payung yg aku beli di supermarket sini aja, 60 rb, malah udh jebol skr -__-