Di
mana kesabaran saat kamu sedang membutuhkannya?
Kalimat pembuka
di bab awal buku keenam Keo & Noaki 6. FYI, Keo dan Noaki adalah serial
yang saya sukanya kebangetan. Sampai ada label khusus di blog ini untuk
postingan-postingan tentang serial yang ditulis Mbak Ary Nilandari itu. Bisa di klik di sini.
Seperti biasa,
pada buku keenam bercerita dari sudut pandang Noaki. Buku seri genap selalu
menjadi favorit saya karena saya merasa Noaki itu saya banget. Antara saya dan
Noaki banyak sekali kemiripannya. *ngaku-ngaku. Hihihi….
(Baca juga : NoakiNeomarica dan Saya)
Noaki bimbang dan
galau. Ia harus menyelesaikan lukisan yang dipesan Kak Rumi, juga bimbang
karena belum meminta izin orangtuanya untuk ikut perkemahan RBR (Remaja Bina
Remaja). Buat sebagian anak lain, mungkin mudah saja meminta izin untuk ikut
kegiatan, tapi Noaki berbeda. Ia pun selalu menunda untuk berbicara dengan
kedua orangtuanya. Masalah tambah rumit saat lukisan yang tengah ia kerjakan
ternoda oleh tumpahan air. Arrrghhh… Noaki blingsatan…
Namun, Keo punya
cara agar Noaki ikut. Toby juga merencanakan sesuatu jika Noaki tak bisa ikut.
Tapi, rencana Keo yang berjalan. Ia melakukan sesuatu agar efek domino sampai
pada kartu terakhir yaitu Noaki diizinkan untuk ikut kemping.
Singkat cerita,
Noaki ikut acara kemping tersebut, semua anggota Formasi 8 ikut serta. Walau
Keo sempat sakit dan Noaki khawatir, tapi Keo tetap ikutan juga. Selain formasi
8 juga ada Triple A yang ikut acara kemping tersebut. Dan Formasi 8 bersitegang
dengan Triple A. Beragam hal pun terjadi di acara perkemahan itu, termasuk
terbongkarnya Froyo yang tadinya akan dibuka 10 tahun yang akan datang.
Bagaimana Noaki,
Keo, dan teman-teman mengatasi hal-hal di luar dugaan yang terjadi di
perkemahan? Dan… segala kerumitan yang terjadi. Yuk bacaaa….
Keo & Noaki 6 : Layang-layang Hati |
***
Lagi-lagi, saya
harus mengatakan kalau Noaki itu sayaaaa banget. Melihat bagaimana Noaki
susahnya minta izin untuk kegiatan menginap, wah, itu saya banget. Bedanya,
Noaki memperjuangkan agar diizinkan dan dibantu teman-temannya. Kalau saya….
Pasraaah. Hahaha… Dulu, saya pernah terpilih untuk ikut perkemahan mewakili
sekolah dan tidak diizinkan ikut. Sudah. Begitu saja. Saya menurut ketika tidak
dapat izin. Hihihi… Oh ya, alasan-alasan
orantua Noaki juga seperti alasan yang dikemukakan orangtua saya.
Serial Keo &
Noaki ini ditulis oleh emak-emak 3 anak (CMIIW), tapi ketika menulis serial
dengan tokoh anak-anak, Mbak Ary Nilandari tetap membuat cerita berdasarkan kacamata
anak-anak yang sering bergumam ‘Betapa cerewetnya ibu gue’. Hal ini tergambar
saat Noaki merasa kesal dengan ibunya saat ibunya memasak dan memanggil Noaki
minta diambilkan kecap. Padahal Noaki pikir, ibunya bisa mematikan kompor dulu,
kemudian mencarinya sendiri. Atau pada kalimat ‘Ibu paling tidak suka mendengar
anak-anak berteriak-teriak tanpa alasan. Hanya ibu yang sering berteriak di
rumah ini karena selalu ada alasan.’
Prasangka. Dalam serial keenam ini ada
bahasan khusus tentang prasangka dan saya sukaaa sekali akan bahasan ini.
Berikut saya ambil cuplikan dari halaman 117 :
“--- kita
terbiasa berprasangka. Lihat seseorang tersedak saat makan misalnya. Langsung
punya kesan bahwa orang ini ceroboh, terburu-buru, kelaparan, enggak punya
keluarga, merana ditinggal kekasih, dan berniat balas dendam. Baru lihat
sekali, sekilas, sudah punya cerita setebal bantal tentangnya lengkap dengan
prekuel dan sekuel.”
Itulah yang
dituturkan Kak Sylvia dalam satu sesi di acara kemping tersebut. Dan kemudian
para peserta diminta berinteraksi dengan teman yang baru dikenalnya. Mereka pun
mengemukakan apa yang ada di pikiran saat melihat teman baru. Noaki berhadapan
dengan Rizki dan Noaki pun menggambarkan tentang kehidupan Rizki. Setelahnya,
Rizki menceritakan apa yang terjadi pada hidupnya dan itu jauh dari dugaan
Noaki. Hal itu seperti menegaskan terkadang
apa yang terjadi pada kehidupan seseorang tidak seperti kelihatannya.
Serial ini adalah
serial praremaja. Tau dong ya kalau pra remaja ini penuh gejolak kawula muda
(ini judul lagu atau film?) maksudnya mereka merasakan hal-hal aneh yang dulu
tak mereka rasakan. Itu karena ada hormon pertumbuhan yang mulai muncul ke
permukaan. Bagaimana menyikapinya?
Dalam serial ini, juga ada seorang remaja
yang bertanya tentang… emmm… pacaran. Kata sang remaja, agamaku melarang
pacaran. Tapi, teman-teman banyak yang jadian. Gimana dunk? Mereka bilang
pacaran bisa meningkatkan semangat belajar. Sementara ada juga seseorang yang
kusuka? Aku bisa apa?
Jawaban Bu
Dokter, sebagai seseorang yang ditanyai pun bagus banget. Sampai saya garis
bawahi bagian pentingnya.
“Hanya karena dilakukan banyak teman, bukan
berarti kamu harus melakukannya juga.”
“Pacaran dalam arti berdekatan fisik
memberi kamu kesenangan itu. Dan kesenangan itu seperti candu. Semakin
diperturutkan, semakin kamu ingin lebih dan lebih. ----- Jangan bebani badan
kamu dengan rangsangan berlebihan. Jauhi sekalian hal-hal yang akan membuat
kamu menyesal seumur hidup.”
Jawaban lebih
lengkapnya silakan baca bukunya langsung. Buku ini.. permasalahan pra remaja
yang ada di dalamnya… bisa banget jadi bahan diskusi para orangtua dengan
anak-anak tentang hal-hal yang dialami anak-anak pra remaja.
Okeh, sekian
review dari saya dan saya ikut berdebar-debar seperti Noaki saat bersama Keo
menanti cerita mereka 10 tahun yang akan datang. Pengin baca langsung kisah
mereka saat dewasa *Kasih kode ke penulisnya* Hihihi…
***
Judul : Keo & Noaki 6 (Layang-layang
Hati)
Penulis : Ary Nilandari
Ilustrator : Dyotami Febrianti
Penyunting : Zulfa Ruhama
Cetakan Pertama : September,
2016
Penerbit :
DNA Creative House
(Serial Keo Noaki edisi 1 sampai 4 diterbitkan oleh Penerbit Kiddo
dengan judul Go Keo, No Noaki. Sementara dari edisi 5 sampai seterusnya
diterbitkan secara indie. Untuk pemesanan bisa menghubungi Mami Betty di FB
beliau di sini)
Aku belum kesampaian punya buku ini. BAca ulasan di atas jadi makin penasaran :)
BalasHapusSemoga kesampaian bacanya ya, Mbak :D
HapusHufttt sepertinya aku juga pernah kaya Naoki, apa-apa dicerewetin mama. Sampai berprasangka gaje, dan sekarang pas jadi mama-mama baru memahami benar, blio gitu ya karena sayang doang :)
BalasHapusWow buku dengan pendekatan Islam untuk pra-remaja ya. Nice 😊
BalasHapus