Buat saya yang
lahir dan besar di Kalimantan Selatan, maka syarat utama kelezatan sebuah nasi
kuning adalah nasinya terbuat dari beras unus. Itu loh beras khas Banjar Kalimantan Selatan yang butir-butir nasinya
bisa dipisahkan satu-satu. Tidak pulen, tapi pera dan itu menjadi favorit saya
sepanjang masa.
Pernah pada satu
masa, saya dan keluarga ke Surabaya, dan kami menikmati makan di satu rumah
makan yang lumayan terkenal. Saya merasa ada yang kurang saat itu tapi tidak
tahu apa. Kemudian paman saya berkata, “Kalau nasinya dari beras unus, pasti
aku bakalan nambah dua piring lagi.” Aha!
Saya pun jadi tahu kalau yang kurang itu adalah nasinya bukan dari beras unus.
Kembali ke nasi
kuning. Di Kalsel dan juga Kaltim, nasi kuning adalah salah satu pilihan
sarapan yang banyak dijual di sudut-sudut kota. Tapi itulah, saya merasa nasi
kuning akan kurang nikmatnya kalau bukan dari beras unus. Walaupun suami telah
mengajak saya ke nasi kuning paling famous
di Balikpapan, tapi tetap favorit saya adalah nasi kuning Zainal di Barabai
itu. Hehehe…
Jadi, kalau saya
mudik dan menggunakan pesawat pagi (biasanya pakai Lion Air yang pukul 7 pagi
menuju Banjarmasin), saya akan menolak jika diajak sarapan di Balikpapan. Sarapannya
ntar aja kalau sampai Banjarbaru. Kakak saya yang menjemput saya udah tahu kalau
beli sarapan pas saya mudik, pastilah ada jatah buat saya. Hahaha…. Kalau pun
belum dibelikan, selepas menjemput saya maka kami akan melipir cakep sebentar
ke warung nasi kuning. Warung mana aja oke… Asalkan nasinya dari beras unus.
Nasi Kuning dengan Telur Bebek Sumber IG @nasikuning.tantelena |
Waktu bergulir,
saya kemudian mengetahui info tentang nasi kuning lezat di Balikpapan lewat
instagram @dapurbalikpapan. Nasi Kuning
Tante Lena, katanya namanya itu. Yang membuat saya semangat mencoba adalah
letaknya yang masih daerah jajahan saya. Maksudnya daerah yang sering saya lewatin.
Mana dekat pulak dengan rumah mertua saya yaitu di kawasan Kebun Sayur.
Saat menginap di
Balikpapan, esok paginya langsung mencari lapak nasi kuning Tante Lena itu. Di
wilayah tersebut, belakang Plaza Kebun Sayur, ada beberapa penjual nasi kuning.
Saking tidak ingin salahnya, saya sambil membuka IG dan membandingkan di foto
dengan kondisi nyatanya. Mengenali dari taplak meja dan jenis pepancian yang di
foto dengan yang di lapangan. Untunglah ketemu.
Rekomendasi dari @dapurbalikpapan
adalah telur bebeknya yang maknyus. Wah, saya dunk penyuka telur bebek dan
langsung beli nasi kuning dengan telur bebek dan daging. Bagaimana rasanya?
Telur bebeknya sungguh istimewa, dimasak dengan api kecil yang lamaaa sehingga telur
bebeknya jadi sintal. Saya memang suka telur bebek yang dimasak seperti itu.
Saat pertama mencicipinya, hanya telur bebeknya yang saya rasa istimewa.
Selebihnya ya biasa saja karena berasnya bukan dari beras unus.
Namun, saya selalu percaya kalau cinta tak melulu jatuh pada pandangan pertama. Pandangan kedua dan seterusnya bisa juga akan
membuat kita jatuh cinta, begitu pun pada urusan rasa. Jika pagi ada di
Balikpapan, nasi kuning Tante Lena selalu menjadi tujuan. Kemudian saya jatuh
cinta.
Satu sendok bawang goreng siap ditaburkan Sumber IG @nasikuning.tantelena |
Saya merasakan
memang ada kelezatan tiada tara pada sebungkus nasi kuning itu. Berasnya
berkualitas bagus, tidak terlalu pulen, tidak juga terlalu pera. Bumbu balinya
pedas menggigit, pun dengan kuah bistik buat yang tidak suka pedas juga dibuat
dengan racikan rasa yang oke punya. Untuk ayam, di nasi kuning Tante Lena
menggunakan ayam kampung, dan ini seolah menerbangkan diri saya pada masakan
mama yang memang hampir selalu menggunakan ayam kampung. Apalagi ayam
kampungnya tidak alot, daging bisa dicuil tanpa perlawanan. Maka, ayam kampung
dan telur bebek yang menjadi menu favorit saya di nasi kuning Tante Lena.
Untuk pertama kalinya dalam hidup, saya tak
lagi mengutamakan nasi kuning dengan beras unus sebagai syarat dari sebuah
kelezatan. Semuanya karena nasi kuning Tante Lena.
Buat penggemar
pedas, maka seperti menemukan jodohnya dengan bumbu Bali Tante Lena. Tapi,
tidak perlu khawatir buat yang tidak tahan pedas. Atau yang suka pedas sedikit
seperti saya. Buat yang tidak suka pedas bisa dilewatkan bumbu balinya dengan
hanya mengguyur nasi dengan kuah bistik. Tetap enak dan lezat. Buat yang suka
pedas-pedas dikit seperti saya tinggal bilang ke mbak-nya “Pedasnya dikit aja.”,
maka akan beliau guyur nasi dengan bumbu bistik dan bumbu Bali sedikit.
Nasi Kuning Tante Lena. Sumber sama. Dari IG naskuntantelena |
Di mana bisa menemukan Nasi Kuning Tante
Lena?
Ada tiga outlet
Nasi Kuning Tante Lena di Balikpapan. Outlet
pertama adalah di gang Bakti (Belakang Giant Plaza Kebun Sayur). Antriannya
lumayan panjang di sini.
Antrian depan Gang Bakti. Agak lumayan lah karena hujan |
Outlet kedua hanya sepelemparan batu dari outlet pertama yaitu di teras depot Foni, di depan KUA Balikpapan Barat, samping Mesjid Al-Amin Area Belakang Lapangan Foni. Antriannya agak mendingan di banding yang di Gang Bakti, tapi cepat habis juga. Weekend kemarin saya ke sana jam setengah delapan, dan mbak-nya nanya ke saya dan beberapa pembeli lain mau berapa bungkus dan untuk ibu-ibu ketiga dibilang “Habis”. Wuiiiih… Telat dikit emang suka habis aja nih nasi kuning. Begitu pun yang di Gang Bakti, cepat habis juga. Jadi pukul 06.30-07.00 sudah nongkrong di sana. Atau seperti kami yang sebelum buka sudah nongkrong di depan KUA, nungguin nasi kuning Tante Lena buka. Hehehe….
Kejauhan ke
Balikpapan Barat? Mungkin outlet ketiga bisa jadi pilihan.
Nasi Kuning Tante Lena MT Haryono Sumber IG @nasikuning.tantelena |
Outlet
ketiga Nasi Kuning Tante Lena ada di Ruko Prasmanan Gentong samping pempek 77,
jejeran Gallery Indosat, sekitar seberang PLN Pikitring. Ini
katanya buka dari jam 7 pagi. Di MT Haryono ini kabarnya bisa makan di sana.
Pakai kabarnya karena saya belum pernah ke outlet MT Haryono. Kalau di dua
outlet di Balikpapan Barat hanya melayani bungkus. Kabarnya sih yang depan
Lapangan Foni bisa makan di sana, tapi dua kali ke sana, sepertinya cuma
melayani bungkus karena waktu ditanya kata mbak-nya depot Foninya belum siap
buat makan di tempat.
Untuk harga dimulai dari 18 ribu dengan telur
bebek. Lauk double bisa, harga tentu berbeda dengan lauk single. Ada serundeng
dan mie serta bawang goreng juga yang melengkapi sajian nasi kuning ini. Nasi
kuning Tante Lena juga bisa dipesan via GoFood. Untuk keterangan selanjutnya
dan foto-foto cetar nasi kuning yang bikin ngiler bisa sambangi IG
@nasikuning.tantelena
Ubo rampenya lain ya nasi kuning sama di tempatku.
BalasHapusTerus bungkusnya itu beda juga hehehe. Kok kayak dikerucut ya Mbak?
Ubo rampe itu apa, Mbak? Isi nasi kuning? Kalau di Kalimantan biasanya emang gitu, Mbak. Hehehe.. Pakai kuah merah gitu. Iyaa. Bungkusannya seperti dikerucut. Beda daerah, beda2 ya, Mbak. Kayanya Indonesia :D
HapusMau..mau..(dobel mau..:p)
BalasHapusUdah kan kemarin. Mau lagi kah minggu depan? hehehe...
HapusNasi kuning yang unik banget, pake telur bebek dan bumbu bali 😀
BalasHapusDi Kalimantan emang gitu, Mbak Lina. Hihihi... Beda2 ya tiap daerah. Di Kalsel biasanya namanya masak habang, karena kan merah warnanya. Kalau di Kaltim sebagian menyebut bumbu Bali :D
Hapusduh..ngiler liatnya.....dari pic nya keliatan enaknya
BalasHapusIya, Mbak... Lezaaat :D
Hapusya ampuunn fotonya sangat menggoda selera bangeeett
BalasHapusSaya pun awalnya tertarik karena foto2 di IG itu, Mbak :D
HapusDuuuh, nasi kuningnya bikin laper lagiii...
BalasHapusAyo makan, Mbak :D
HapusJadi, selain nasi kuning beras unus, nasi kuning tante Lena yang enak ya ..
BalasHapus*catat :)
Beda, Kak Niar. Nasi Kuning Tante Lena kan merk. Kalau nasi kuning beras unus itu bukan merk. Hehehe...
HapusNasi kuning favoritku bangeeet aaa, dimakan setiap saat juga enak. fotonya bikin ngiler lhooo mbak :D
BalasHapusIya sama. kalau mama bikin nasi kuning, dari pagi sampai malam saya makannya. Hehehe...
HapusWaah mbaak sukses bikin aku pengen makan nasi kuning setelah baca ini 😢 kayanyaaa enak banget nasi kuning tante lena. .btw, tfs kuliner nasi kuning kalimantaan mbaak yaaa 😁 patut dicoba 😁
BalasHapusIyaaa. Kalau ke Kalimantan kudu coba nasi kuningnya sebagai sarapan, Mbak. Pernah saya naik pesawat dari Banjarmasin ke Jakarta. Sarapan di atas pesawatnya nasi kuning. Hehehe...
HapusFoto nasi kuningnya bikin saya lapar :D
BalasHapusSaya pun pengin mbak. Hihihi...
Hapushaiyah ... tanggung jawab nih mbak Yanti langsung kangen nasi kuning ....
BalasHapuswaktu itu sih nyoba nasi kuning di sekitar hotel di Klandasan, perasaan itu aja udah enak he.. he..
gimana kalau nyoba yang tante Lena
Di depot miki ya mbak? Di sana juga terkenal. Saya belum pernah nyoba yang di sana :-)
HapusDuuu jadi kebayang nasi kuning. Btw aku belum pernah nyobain telur bebek. Mungkin beda sama telur asin yang juga dari telur bebek ya.
BalasHapusBedanya kalau telur asin ya asin,Mbak. Saya penggemar telur bebek :D
HapusKami atas nama tante lena pemilik nasi kuning, mengucapkan terima kasih banyak atas reviewnya. Dan jg meminta ijin untuk share tulisan di media sosial.
BalasHapusSekali lg dgn bangga kami ucapkan terima kasih yg sebesar2nya.
Silakan, asal jangan lupa cantumkan sumbernya :-)
HapusMagelinya yang banyak ya stoknya. Supaya ga kehabisan lagi. Hihihi