“Ada banyak hal-hal hebat yang tampil sederhana. Bahkan sejatinya, banyak momen berharga dalam hidup datang dari hal-hal kecil yang luput kita perhatikan, karena kita terlalu sibuk mengurus sebaliknya.” (Hal 257)
Di balik pribadi seseorang yang sederhana dan
bersahaja, bisa jadi tersimpan kisah hidup yang luar biasa juga kekayaan yang
mencengangkan. Seperti yang ada pada seorang wanita penghuni panti Jompo di
Paris yang bernama Sri Ningsih, tokoh dalam novel Tentang Kamu karya Tere Liye.
Saat Sri Ningsih wafat, sebuah kantor firma hukum di Inggris mendapatkan tugas
baru untuk menyelesaikan amanat Sri Ningsih yaitu mengurus harta warisannya.
Ada satu hal yang membuat karyawan di firma
hukum yang mengurus tentang harta warisan tercengang yaitu kekayaan yang
diwariskan Sri Ningsih bukan hanya seratus atau dua ratus juta. Tapi mencapai
angka 19 triliun rupiah. Sebuah tanda tanya besar pun muncul, mengapa seorang
penghuni panti jompo bisa memiliki kekayaan sebesar itu? Dan siapa ahli
warisnya? Karena tak ada catatan sama sekali ia memiliki keluarga.
Adalah Zaman
Zulkarnaen, pengacara muda asal Indonesia yang bertugas menangani kasus
tersebut. Zaman pun kemudian langsung terbang ke beberapa tempat untuk
menelusuri kehidupan Sri Ningsih. Tempat pertama adalah Paris, di mana panti jompo
Sri Ningsih bernauang berada. Di sana Zaman bertemu dengan Aimee, petugas
panti. Lewat gadis berusia 30an itu, Zaman mendapatkan buku harian Sri Ningsih.
Buku harian itu
terdiri dari lima bagian yang ditulis Sri Ningsih. Sri menamai tiap bagian
dengan nama juz. Juz pertama tentang kesabaran
menerbangkan Zaman ke satu wilayah di kawasan Sumbawa yaitu Pulau Bungin. Di
sanalah kehidupan masa kecil Sri Ningsih berada. Setelah dari Pulau Bungin,
Zaman beranjak ke Surakarta, Sri menyebut Surakarta sebagai masa persahabatan yang termaktub dalam juz
kedua buku hariannya. Saat di Surakarta, Sri memang bersahabat dengan dua
wanita, Nur’aini dan Sulastri. Foto mereka bertiga juga tersimpan di buku
harian Sri.
Selepas dari Surakarta, petualangan Sri
berada di Jakarta. Zaman pun ke Jakarta menelusuri alamat yang ada pada
surat-surat yang dikirimkan Sri ke Nur’aini. Kehidupan Sri Ningsih di Jakarta
ternyata penuh dengan cerita jatuh bangun ia membangun bisnis. Tentang
kehidupan Sri di Jakarta tertuang dalam buku hariannya pada juz ketiga yang bertema keteguhan hati.
Setelah tuntas menelusuri kehidupan Sri di
Jakarta, selanjutnya Zaman kembali ke London, tempat di mana kantor firma hukum
Zaman berada. Di London pulalah Sri Ningsih hijrah pasca kehidupannya di
Jakarta. Dalam buku hariannya, Sri menulis London dalam juz keempat yaitu tentang cinta. Setelah mendapatkan banyak
informasi di London, Zaman pun kembali ke Paris. Paris disebut Sri pada juz kelima buku hariannya yaitu tentang
memeluk semua rasa sakit. Di Paris, Zaman menelusuri akhir kehidupan dari
Sri Ningsih untuk menentukan siapa pewaris yang berhak akan harta yang
ditinggalkan oleh Sri. Berhasilkah Zaman?
Novel setebal 524
halaman ini merupakan karya terbaru tere Liye yang terbit pada bulan Oktober
2016. Tidak ada sinopsis khusus berupa cerita yang didapatkan pembaca jika
membaca blurb di cover belakang Tentang Kamu. Karena di sana hanya tertulis
untaian kata walau sederhana tapi maknanya dalam. Namun, itulah yang didapat
dari keseluruhan cerita di novel ini. Dari seorang Sri yang sederhana, kita
akan menemukan sebuah perjalanan hidup dengan pemaknaan yang dalam.
Cover Belakang Tentang Kamu |
Tere Liye bukan
nama baru di dunia perbukuan Indonesia. Novel-novel yang ditulisnya kemudian
diterbitkan selalu best seller di
mana-mana. Tentu saja ini didukung oleh kelebihan-kelebihan tulisannya yang
memikat pembaca. Sama halnya dengan novel tentang kamu ini. Elemen-elemen yang
ada dalam sebuah karya fiksi diramu oleh Tere Liye dengan sedemikian rupa,
sehingga setiap bagiannya terasa istimewa.
Sebuah karya fiksi tersusun dari
elemen-elemen penyusunnya yaitu ide, karakter, plot dan alur, setting, serta ciri khas dari penulis.
Dalam novel Tentang Kamu ada keistimewaan dari tiap elemen tersebut.
1.
Ide
Cerita tentang Kamu dibuka oleh
seorang pengacara yang bergegas ke kantornya, kemudian disertai kilas balik
tentang mengapa pengacara muda tersebut bekerja di sebuah firma hukum. Juga apa
yang menjadi kelebihan firma hukum itu sehingga terasa istimewa.
Setelahnya pembaca akan
disuguhkan oleh kasus yang harus ditangani oleh Zaman Zulkarnaen yaitu mencari
ahli waris dari seorang penghuni panti jompo dengan kekayaan berlimpah yang
bernama Sri Ningsih. Hal ini akan mengikat pembaca dari awal cerita sehingga
mereka pun akan berpenasaran ria, siapa Sri Ningsih ini? Penghuni panti Jumpo mengapa
sebegitu kayanya? Ide cerita ini pun kemudian mengalir menjadi sebuah kisah
kehidupan yang menakjubkan dengan banyak pelajaran hidup.
2.
Karakter
Karakter yang paling menonjol
ditampilkan di novel ini adalah karakter dari Sri Ningsih. Sri Ningsih tidak
digambarkan sebagai wanita cantik jelita, tapi justru penggambaran yang paling
sering muncul adalah pendek, gempal, dan hitam. Namun, bukan fisik yang
menyedot perhatian pembaca, justru dari kisah hidupnya yang menakjubkan membuat
para pembaca mengetahui kalau hati seorang Sri adalah hati yang cantik jelita.
Kehidupan Sri penuh tantangan dan
kesedihan, namun, Sri memeluk semua kepahitan itu dengan lapang dada walaupun
begitu dalam novel ini Sri tetap ditampilkan sebagai manusia biasa, yang kerap
kali ia merasa letih juga patah semangat. Ada masa di mana Sri merasa kesedihan
begitu dalam membelenggu dirinya dan ia tak bisa lepas darinya.
Zaman Zulkarnaen juga tak bisa
dielakkan begitu saja keberadaannya di novel ini. Kehadiran Zaman di novel ini
seperti kehadiran Zaman bagi Rajendra Khan, penjual roti di mana Zaman kerap
mampir membeli sarapan. Percakapan singkat mereka hanya 60-90 detik, tapi
karena nyaris setiap hari, mereka mengenal satu sama lain dengan baik lewat rangkaian
potongan-potongan percakapan pendek.
Begitu pun dengan Zaman di novel
Tentang Kamu, walau kisah kehidupan Sri yang lebih mendominasi, tapi rangkaian
cerita-cerita singkat tentang Zaman membuat pembaca sedikit demi sedikit tahu
tentang kehidupan Zaman. Seperti tentang Zaman yang belum menikah dan ibunya
yang mulai menjodoh-jodohkannya dengan tetangga sebelah. Walau prioritas cerita
bukan pada Zaman, tapi kehadiran Zaman tetap menarik perhatian.
Kehadiran karakter-karakter
pendukung juga ikut memperkaya jalan cerita. Aimee, Beatrice, Maximillien, La
Golo, Ode, Sueb, dan yang lainnya. Yang paling menonjol adalah karakter dari
Rajendra Khan. Pedagang roti yang menjadi langganan Zaman itu kerap melontarkan
celutukan-celutukan yang membuat pembaca terhibur.
3.
Plot dan
Alur
Alur yang digunakan di novel ini
adalah alur maju mundur. Ada alur mundur dalam menengok kehidupan Sri Ningsih,
juga alur maju cerita tentang Zaman yang harus menuntaskan pekerjaannya.
Dalam alur dan plot di novel ini
terlihat betapa piawai seorang Tere Liye meramu sebuah ide. Karena bisa saja
cerita hanya bergulir dimulai dari kehidupan Sri Ningsih lahir hingga ia wafat.
Tapi, Tere Liye justru membuat alur cerita tidak demikian. Dengan cara memulai
dari akhir (Saat Sri Ningsih wafat) justru lebih mengikat pembaca yang
bertanya-tanya siapa sebenarnya sosok Sri Ningsih dan apakah Zaman berhasil
menuntaskan tugas pekerjaannya.
4. Setting
Setting waktu atau
pun setting tempat yang disajikan
novel ini sama istimewanya, perpaduan antara setting tempat dan waktu justru
merupakan kelebihan tersendiri.. Dengan perpaduan itu, kita justru bisa
mempelajari sejarah yang terjadi di negeri ini.
Setting tempat
misalkan, membuat kita mengetahui satu tempat yang selama ini jarang sekali
diulas yaitu Pulau Bungin, Sumbawa. Pulau terpadat di dunia. Berdasarkan
petunjuk dari buku harian Sri yang menyebut ‘Di
tempat di mana rumah-rumah yang bersinggungan atap, tiada tanah, rumput,
apalagi pepehonan yang terlihat oleh elang yang terbang tinggi’, kemudian dengan
bantuan Razak, pilot pesawat jet yang ditumpangi Zaman, ia mengetahui tentang
Pulau Bungin tersebut. Pulau yang luasnya paling delapan hektare, seluruh pulau
hanya terlihat atap rumah. Rapat satu sama lain, tidak menyisakan pemandangan
tanah lagi.
Pulau Bungin Sumber : inafeed.com |
Di pulau itulah kehidupan Sri
Ningsih bermula dan cerita awal betapa keras kehidupannya dan betapa begitu
gigih Sri dalam menghadapi segala kesulitan hidup.
Setting tempat selanjutnya
yang dituturkan di novel ini adalah Surakarta pada rentang tahun 1961-1966.
Seperti yang kita tahu bahwa di tahun 1965 ada peristiwa pemberontakan di
negeri ini. Tere Liye lewat untaian kata yang terbangun di novel ini juga
menuturkan terkait yang terjadi di tahun 1965. Pengkhianatan yang membuat Sri
lebih terluka lagi.
Penggambaran akan pembantaian
yang dilakukan oleh penjahat pengkhianat itu sungguh membuat jeri. Kejadian di
novel ini penting untuk diingat kembali, bukan untuk membuka luka lama, tapi
untuk mengingatkan betapa kejamnya apa yang telah dilakukan para pengkhianat
itu pada tahun 1965.
Pada saat Sri Ningsih ke Jakarta,
perjalanan hidupnya justru seakan merekam pembangunan Jakarta pada rentang
waktu 1967-1979. Sri Ningsih tidak bercerita langsung, tapi lewat penelusuruan
Zaman dan bantuan dari ‘guide’ Zaman di Jakarta, pembaca disuguhkan akan
sejarah pembangunan kota Jakarta.
5.
Ciri Khas
Penulis
Dalam sebuah talk show, Tere Liye pernah mengungkapkan ada tiga tahapan dalam menulis yaitu menemani dan menghibur,
bermanfaat, dan yang ketiga adalah menjadi inspirasi. Ketiga hal ini memang
selalu ada dalam tiap karya Tere Liye.
Tentang Kamu tentu saja menemani
dan menghibur para pembacanya. Cerita Zaman menelusuri kehidupan Sri Ningsih
membuat pembaca penasaran. Dari novel Tentang Kamu, Tere Liye juga mengajak
pembaca untuk menelusuri sejarah. Diantaranya, betapa kejamnya pemberontakan
pada tahun 1965, juga sejarah pembangunanan Jakarta seperti yang telah saya
sebutkan sebelumnya.
Kegigihan Sri Ningsih dalam
berusaha kerap kali membuat Zaman Zulkarnaen juga ikutan merasa terinspirasi
dan termotivasi. Seperti saat dia ingin menemui pimpinan pabrik tapi ditolak
sekuriti, maka Zaman bertanya dalam hati ‘Apa
yang akan dilakukan Sri jika dalam posisi seperti ini?’ (Halaman 266)
Begitu juga kegigihan Sri dalam
membangun bisnisnya yang termaktub pada juz ketiga buku hariannya. Di sana Sri
menyebut : “Saat kita melakukan yang
terbaik dan tetap gagal, apa lagi yang harus kita lakukan? Berapa kali kita
harus mencoba hingga tahu bahwa kita telah tiba batas akhirnya? … Berapa kali
kita harus menerima kenyataan, untuk tahu bahwa kita memang tidak berbakat, sesuatu
itu bukan jalan hidup kita, lantas melangkah mundur? Aku sekarang tahu
jawabannya … Jika kita gagal 1000x, maka pastikan kita bangkit 1001x.”
Kalimat-kalimat itu bisa saja
menjadi inspirasi para pembaca Tentang Kamu untuk terus gigih berusaha. Begitu
pun ketika luka dan kesedihan silih berganti mewarnai kehidupan Sri. Sri
bangkit saat ia teringat pada perkataan Hakan : aku tidak akan menangis sedih karena semua berakhir, aku akan tersenyum
bahagia karena semua hal itu pernah terjadi. Apa yang dilakukan Sri dalam
memeluk semua rasa sakit semoga juga menjadi inspirasi para pembaca untuk
senantiasa move on ketika terluka.
Dengan segala
kelebihan pada elemen-elemen penyusun yang ada pada novel ini, ada beberapa hal
yang mengganjal seperti pada usia Sueb,
tukang ojek yang membawa Zaman mengelilingi Jakarta untuk menelusuri
alamat-alamat Sri Ningsih.
‘Usia Sueb empat puluh tahunan’ keterangan
itu tertulis di halaman 202. Jika merujuk pada penggunaan aplikasi ojek online
yang baru ada di Jakarta dalam dua tahun terakhir, apa yang tertulis di buku
ini terjadi pada tahun 2015 ke atas, maka diperkirakan Sueb lahir pada tahun
70-an atau akhir tahun 60-an. Namun, ketika Zaman bertanya pada Pak Sueb. “Apa
yang Pak Sueb ketahui tentang peristiwa Januari 1974?” Salah satu jawaban Sueb
justru memberitahu kalau saat tahun 1974 ia sudah berusia belum genap dua puluh
tahun. Iya sih, usia 4 tahun juga belum genap dua puluh tahun. Tapi kalimat
belum genap dua puluh tahun itu seolah-olah merujuk ke usia menjelang dua puluh
tahun. Jadi, sebenarnya berapa usia Sueb?
Begitu pula saat Sri dikatakan sudah terbiasa dengan
transportasi massal negara maju karena sudah pernah mengunjungi Singapura. Seperti
yang tertuang dalam kalimat pada halaman 309 ‘Sri pernah mengunjungi Singapura,
dia pernah merasakan langsung naik kereta bawah tanah – sistem angkutan
transportasi massal negara maju.’ Hal ini sedikit mengganjal karena Sri
diceritakan mengunjungi Singapura pada tahun 1975. Pada tahun tersebut,
Singapura baru 10 tahun merdeka dan mereka belum mempunyai kereta bawah tanah
atau MRT (Mass Rapid Transit). MRT di Singapura pertama kali digunakan pada
tahun 1987.
Bagian yang
sedikit mengganjal lagi ditemukan pada pernyataan
Nur’aini kepada Zaman dengan menyebut ‘…
setelah lima belas tahun di sana, surat-suratnya terhenti total…’ padahal
pada halaman lain disebut ada surat lain dari Sri kepada Nur’aini. Jika ada
surat terakhir, harusnya pernyataannya bukan terhenti secara total.
Ada juga beberapa kesalahan ketik, namun,
tentu saja hal ini bukan menjadi masalah besar. Seperti tulisan takewondo di
halaman 23 yang seharusnya taekwondo jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Saya sertakan salah satu contoh, siapa tahu bisa jadi perbaikan
untuk cetakan selanjutnya.
Walaupun begitu,
ada banyak hal seru yang bisa kita dapatkan dalam novel Tentang Kamu. Seperti
pertanyaan-pertanyaan tak terjawab yang membuat pembaca merenung dan memikirkan
jawabannya. Tapi, jawaban itu tidak lantas tanpa jawaban sama sekali. Semua
pertanyaan mendapat jawaban seiring cerita berjalan. Seperti pertanyaan yang
diajukan oleh senior lawyer di firma
hukum tempat Zaman bekerja yang bernama Eric.
Pada saat mewawancarai Zaman, Eric mengajukan
empat pertanyaan, salah satunya : ‘Jika berkata
jujur akan membuat empat orang jahat terbunuh mengenaskan, sedangkan berbohong
akan membuatnya selamat, maka pilihan mana yang akan Anda ambil?’
Pertanyaan tersebut muncul di bab awal, kemudian terjawab di bagian akhir. Apa
yang menjadi jawaban kamu jika ditanyakan hal tersebut? Dan apa yang menjadi
jawaban Zaman? Tentu saja akan lebih seru jika kita mencari tahu jawaban Zaman dengan
membaca buku Tentang Kamu secara langsung.
Novel setebal 524 halaman ini terlalu sayang
untuk dilewatkan begitu saja. Di dalamnya kita bisa menelusuri sungai kehidupan
seorang Sri Ningsih. Tentang masa lalu, rasa sakit, ketabahan, keteguhan,
mimpi-mimpi dan masa depan yang semuanya akan berlalu, seperti sungai yang
mengalir.
***
Judul :
Tentang Kamu
Penulis :
Tere Liye
Editor :
Triana Rahmawati
Tebal Buku :
vi + 524 Halaman
Tahun Terbit :
2016
Penerbit :
Republika
Dan karena belum baca ini, akuuu jadi makin pengen bacaaaa.
BalasHapusPasti lebih seru jika dibaca sekali duduk ya. Aku suka meluangkan waktu gitu untuk novel2 tertentu.
Resensi yang lengkap, Hai 😊
Ayo, Mbak. Dibaca. Hihihi... Maka kita akan berenang di sungai kehidupan Sri Ningsih :D
HapusYang berkesan dari novel ini adalah bungin. Tere liye membuat riset disana, kebetulan itu kampung saya 😄😄😄
BalasHapusEh, kampungnya? Wah.. Keceee. Jadi terkenal nih Pulau Bungin. Saya pun penasaran sama pulau tersebut :D
Hapusbelum baca dan mau baca
BalasHapusSemoga bisa segera membacanya :D
HapusAh, penasaran, sempat gak ya buat baca novelnya..:p
BalasHapusBaca dunk. Udah lepas2 tuh halaman novelnya :p
HapusWuiih... Yantiii.. keren sangad lah ini resensinya.. dah kayak resensi para juara..
BalasHapusHihihi... Mbak Linda bisa aja. Makasiiih, Mbak :D
HapusSudah baca, dan ... aduhai, rasanya saya pengin punya buku-buku lainnya. Setelah ini terus baca yg matahari, beda banget tapi sama serunya.
BalasHapusResensinya mantep banget, Mbak. Semoga menang. :)
Aamiin.. Makasiiih, Mbak Leli. Saya belum baca yang Bulan, Bumi, dan Matahari, Mbak. Kapan2 pengin nyoba baca. Karena itu genrenya fantasi ya. Bukan selera saya. Hehehe..
Hapussukaaa ending dr resensi ini. jadi pengen baca bukunya lagi. hahah
BalasHapusEndingnya bikin bapeeer. hahaha...
HapusAku suka karya2 Tere Liye, kisahnya selalu menyentuh.
BalasHapusJadi penasaran novel ini.
Yup. Saya pun, Teh. Suka banget karya Tere Liye. Kecuali genre fantasi. Kalau ada novel baru Tere Liye langsung PO :D
HapusWaa detail banget review-nya. Semoga sukses, yan :)
BalasHapusAamiin... Makasiiih, Ka :D
HapusJadi tahu pulau bungin.
BalasHapusTentang kehidupan Sri di Jakarta tertuang dalam buku hariannya pada juz keempat yang bertema keteguhan hati.
Itu seharusnya juz ketiga kali ya?
Oh iya, Mbak. Terima kasih koreksinya. Iya, jadi tahu Pulau Bungin :D
HapusResensinya lengkap, Mbak. Novel Tere Liye selalu menginspirasi. ^_^
BalasHapusSetuju, Mbak Ratna. Selalu ada inspirasi dari tiap karya Bang Darwis :D
HapusWidihhh, tajam resensinya. Pasti ngolahnya lama ini.
BalasHapusKereeen.
Hahaha... 4 hari, Kakak... Sambil ngobrol sih ama emak2 BL :p
HapusAku udah ada bukunya tapi belum sempat baca. :o
BalasHapusKalau udah mulai seru jadi penasaran dan susah berhenti, Mbak :D
HapusSering sekali dengar Tere Liye, tapi blm pernah baca karyanya nihh. Mgkn bisa dimulai dgn Tentang Kamu ini yaaa..
BalasHapusKalau mau yang rada tipis ada Daun yang Jatuh Tidak Pernah membenci Angin. Tapi Tentang Kamu ini juga kece banget :D
HapusAku udah baca novel ini, kak. Menarik sekali karena ceritanya benar-benar mengandung banyak inspirasi! Tapi nyesek banget sama Sri Ningsih. Karena berbagai masalah datang menghampiri secara bertubi-tubi. :'(
BalasHapusIya bener. Nyesak. Saya paling seedih waktu Nugroho pergi. Huhuhu... Kenapa ga dibikin hidup aja gitu :(Sedih banget di bagian itu...
Hapusresensinya keren. jadi penasaran pengen baca. anaku yg di pesantren malah udaa baca duluan, pinjem punya temennya
BalasHapusWah.. Anak2 santri sama dengan saya waktu ngekos dulu ya, Mbak Inna. Gantian baca buku. Seru mbak Ina ceritanya :D
HapusHosh hosh, makin penasaran. Belum kesampaian baca buku ini Mbak Hairi huhuhu. Karakter tokoh2 tere liye emang asik bikin kita baca sampai akhir kata perkata
BalasHapusIya, Mbak. Kalau udah penasaran ga bisa berhenti bacanya LD
HapusAku belum pernah baca buku ini mba. Jadi penasaran baca. Pernahnyya membaca berjudul Pulang aja mba
BalasHapusKalau Pulang banyak action-nya ya, Mbak. Ini banyak perenungan hidupnya. Sejenis sama Rindu :D
Hapuskalau sudah penulisnya Tere liye mau setebal apapun pasti semangat baca sampai habis ;)
BalasHapusAhahaha... Betuuul, Mbak. Makin tebal makin asyik :D
HapusTeliti banget yanti...setuju...sungai kehidupan sri emang inspiratif
BalasHapusMakasiiih, Mbak Lyta. Iya, Mbak. Saya pun nyaris ga pengin ikutan lomba ini. Tapi kata2 Sri di buku hariannya tentang Keteguhan Hati membuat saya mencoba juga. Hihihi....
HapusSudah beli novel ini, tapi belum sempat baca.
BalasHapusSuka sama resensinya mba Yanti, bikin penasaran pengen baca.
Terima kasih, Mbak... Kalau dah masuk ke ceritanya makin penasaran, Mbak :D
HapusLengkap referensi nya mba noted buat tambahan baca,,
BalasHapusSemoga bisa baca bukunya ya, Mbak. Buku kece ini :D
HapusIngin rasanya bisa seperti Tere Liye, menulis untuk menemani, menghibur, bermanfaat dan menginspirasi. Perlu latihan terus ya...
BalasHapusIya, Mbak Nurul. Saya pun pengin. Betul, Mbak. Harus latihan terus. Tere Liye telah melalui karier kepenulisannya sudah lama. Saya yang baru ini harus sabar melalui proses :D
Hapusjadi penasaran tumben tokoh utama dalam novel nggak cantik jelita btw suka kata2 aku tidak akan menangis sedih karena semua berakhir, aku akan tersenyum bahagia karena semua hal itu pernah terjadi.
BalasHapusKalau Tere Liye, tokoh2 wanitanya beberapa emang enggak cantik, Mbak. Seperti di Bidadari2 Surga itu. Iya, Mbak. Saya pun suka dengan kata2 itu :-)
Hapusudah punya bukunya tapi belum sempat dibaca.duh jadi malu..hehehe..tapi emang tere liye itu kereennya pake banget.. tahapan menulis aitu menemani dan menghibur, bermanfaat, dan yang ketiga adalah menjadi inspirasi. NOTEEDD
BalasHapusIya, Mbak Lingga. Saya juga senang banget tahun kemarin bisa lihat tere Liye langsung. Baik dia ngomong atau nulis tetap menginspirasi :D
HapusWah keliatan seru ini ya mba Hairi bacanya. Apalagi ada setting waktu dan lokasi yang berbeda2. 5 juzz. Luar biasa. Resensi mba Hairi apik banget. Jadi penasaran baca lengkapnya.
BalasHapusIya, Mbak Ira. Apalagi setting Pulau Bungin-nya. Kita jadi tahu tentang pulau terpadat di dunia :D
HapusBener banget, kita terlalu sibuk ngurusin hala2 yg besar, padahal yang kecil2 itu membahagiakan
BalasHapusBetul, Mas. Sering abai dengan hal-hal kecil ya kita :D
Hapusaku selalu suka buku tere liye, banyak hal-hal yang menyentuh :)
BalasHapusSama< mbak. Saya pun selalu PO jika dia terbitin buku baru kecuali yang genre fantasi :D
HapusDan saya langsung pengen baca bukunya,
BalasHapusYuk dibaca, Mbak Tian :D
HapusMantep banget ini resensinya.. Hihi
BalasHapusMakasiiih, Mbak Monika :-)
HapusBelum baca novel ini.... ntar coba cari ah
BalasHapusSemoga dapat novelnya ya, Mbak :D
Hapussmg bisa belinya hehehe. mks resensinya yanti..
BalasHapusAku sudah baca sehari habis mba saking penasaran sama Sri Ningsih ahhaha...niat banget sampe ga ke pasar pas weekend :D
BalasHapussetuju sama mba ada yang ga relevan kek ojek online itu yak. Kalau aku si tanda tanya sama si Lastri segampang itukah dy kabur dari pengasingan trus kejar2 Sri mmm namanya jg fiksi tp klo dijadiin film pasti bagus mba. Aqu nangis inget Sri kisahnya kasih inspirasi untuk terus usaha krn hasil ga akan membohongi usaha :)
kayaknya novelnya cocok untuk dijadikan bacaan pas waktu lagi kosong....
BalasHapus