Ada banyak alasan mengapa seseorang memulai mempunyai sebuah
blog dan rutin mengisinya. Saya sendiri awalnya karena suka dengan yang namanya
blogwalking, kemudian melihat blog
teman saya, dan mulai ikut-ikutan ngeblog. Saat ngeblog di Multiply, saya punya
alasan tersendiri. Saat itu, saya melihat penulis terkenal seperti Mbak Asma
Nadia dan Mbak Helvy Tiana Rosa pada punya multiply dan menulis beragam cerita
di sana. Akhirnya saya pun ikut serta di samping saya memang menyenangi
aktifitas menulis lewat blog.
Elisa
Fatma Ariesta, seorang blogger dari Lamongan, juga punya sebab dan motivasi
tersendiri untuk memulai ngeblog. Semua bermula dari twitter, saat itu blogger
yang akrab disapa Elisa itu mengikuti timeline salah satu komunitas blogger
yang sedang menghelat ajang Srikandi Blogger. Elisa merasa bahwa para Srikandi
Blogger itu keren sekali. Di samping itu, Elisa menemukan inspirasi dari salah
satu travel blogger yang bisa terbang ke sana ke mari dengan gratis. Atas
motivasi itulah, Elisa kemudian membuat sebuah blog di blogspot yang sekarang
beralamat di www.elisa-blog.com
DigitaLife, Blognya Elisa |
DigitaLife adalah
nama yang diusung Elisa pada blognya, karena sebagai blogger tentunya tidak
jauh dari kehidupan digital. Dalam blognya, Elisa menuliskan banyak hal, dia
menyebut isinya masih gado-gado, tapi bukankah gado-gado enak dan digemari
banyak orang? Dalam hal ini saya setuju karena saya memang penggemar gado-gado
dan isi blog saya pun masih gado-gado. Hehehe... Walaupun gado-gado dan kita bisa
menemukan beragam hal dari catatan perjalanan hingga review drama Korea, tapi
saya menemukan kekhasan tersendiri dalam postingan yang ada di blog Elisa.
Postingan Elisa bergaya curhat, dan ini membuat pembacanya merasa dekat dengan
si empu blog.
Pada postingan berjudul merayakan ‘Merayakan
Ulang Tahun tanpa Kue dan Lilin dengan Hikmat’, saya menemukan kesamaan dengan
Elisa. Sampai sekarang saya pun sama dengan Elisa, rasanya tidak bisa merayakan
ulangtahun dengan kue tart dan lilin seperti kebanyakan orang. Tidak biasa.
Saya merasa jengah melakukannya. Saya lebih suka merayakan ulang tahun dengan
hikmat seperti Elisa yaitu memanjakan diri dalam satu hari tersebut, melalui
hari tersebut dengan bahagia dan dipenuhi energi, sugesti dan pikiran positif.
Tulisan tentang Pancake Durian yang
diposting Elisa langsung mengingatkan saya pada suami saya yang tidak suka
dengan buah bernama durian. Walaupun bukan fans garis keras buah tersebut, tapi
saya lumayan menyenanginya. Namun, karena suami tidak suka, jadi jarang sekali
membeli buah tersebut. Membaca tulisan Elisa tentang dia yang tadinya tidak
suka kemudian jadi suka karena menikmati pancake durian membuat saya
terinspirasi. Siapa tahu suami saya jadi suka durian dengan memaksa diri
menikmati pancake durian. Masalahnya, tidak ada tekad kuat dalam hatinya untuk
memulai mencicipi apa pun yang berbau durian. Hahaha… Dia selalu bilang TIDAK
pada korupsi durian.
Pada blog Elisa, banyak hal bisa kita temukan
dengan gaya curhatnya yang khas. Teruslah berbagi, Dear. Agar impianmu bisa
tercapai untuk memberikan manfaat pada untaian kata yang mengalir di blog
Elisa-blog.
Aku salut degnan blogger2 sejati seperti Mbak Elisa. Moga makin sukses blognya ya :)
BalasHapusAamiin. Iya, Mbak.. Semoga kita bisa seperti itu juga ya :-)
Hapuskalau si abangnya nggak suka duren, sini bagi aku aja mbak
BalasHapusAhahaha... Saya juga suka, Mbak. Cuma menahan buat beli kasian si Abang mencium aromanya :D
HapusSalam kenal, mba El. Kalau untuk saya, lifestyle blog itu layaknya majalah. Majalah juga isinya lebih dari satu tema, jadi sama asyiknya kok dengan blog satu niche 😁
BalasHapusHihihi... Betul, Mbak Nita. Jadi asyik2 aja ya bacanya. Saya juga maju muncur cantik buat bikin blog khusus jalan2. Jalan2nya jarang sih. Hihihi....
HapusJadi ingat mantan atasan di kantor dulu, seorang ekspatriat Australia.
BalasHapusSaking gak suka sama durian, suatu hari pernah berkata (dengan bergurau tentunya), siapa yang berani bawa baunya durian (bawa baunya aja tuh, catet!) ke kantor akan aku bunuh, katanya, Hahaha...
Tapi tetap saja kalau pas musim durian, bau durian tercium meski sedikit.
Jadilah si boss seharian tak pernah ngantor, cuma di lapangan saja.
Aja-aja ada yaa, cerita tentang durian.
Salam Kenal Mbak Elisa. Semoga tulisanku bisa semengalir blognya Elisa. Salam kenal juga Mbak Hairi
BalasHapus