Banjarbaru,
selalu menempati tempat spesial di hati. Salah satu kotamadya yang ada di
Provinsi Kalimantan Selatan itu adalah kota di mana saya pernah tinggal selama
4 tahun. Belajar banyak hal, memperjuangkan banyak kesempatan. Jadinya ketika
kembali ke kota itu, selalu ada kenangan demi kenangan yang nenyusup manis ke
dalam pikiran. Dan saya selalu suka kembali ke kota itu.
Banjarbaru |
Seperti
halnya saat dua pekan kemarin. Sebenarnya ada dua acara yang harus keluarga
saya hadiri di Banjarmasin. Tapi tentunya kami mampir dulu di Banjarbaru dan
semuanya bersepakat untuk menginap semalam di Banjarbaru dari yang direncanakan
sebelumnya dua malam di Banjarmasin. Kesempatan itu, walau sekejap di
Banjarbaru, saya dan keluarga gunakan untuk melakukan petualangan kuliner.
Kami
sampai di Banjarbaru ketika adzan ashar berkumandang. Adek sepupu saya sudah
punya beberapa tempat yang ingin dia datangi untuk membeli makanan. Saya pun
tak ingin ketinggalan, tujuan saya sederhana, hanya ingin mencicipi kopi di Big
Coffee. Apakah masih seenak sebelumnya? Karena saya sudah punya kopi dari
sebuah cafe yang menjadi favorit di Balikpapan.
Setelah
melaksanakan shalat ashar, saya, dua adek sepupu, dan kakak ipar langsung meluncur
ke jalanan kota Banjarbaru untuk melakukan petualangan kuliner.
Sata Taichan Nyot-Nyot
Sate Taichan |
Tujuan
pertama adalah sate taichan Nyot-nyot di Jalan Sukarelawan Depan SMK YPK
Banjarbaru, dekat sekali dengan rumah kakak saya. Sebelumnya saya tak pernah
tertarik dengan yang namanya Sata Taichan. Apaan sih itu sate polos gitu?
Karena bagi saya kelezatan sate itu justru ada pada bumbu agak kehitaman yang
melekat di sate. Maka saya melambaikan tangan pada sate taichan. Itu bukan
selera saya, tadinya begituuu.
Kemudian
ketika saya berbicang dengan kakak tentang sate taichan itu, dia bilang kelezatan
sate itu justru ada pada sambal yang biasanya satu paket dengan sate taichan.
Berbekal supaya tidak penasaran, maka saya pun mencoba membeli sate taichan di
Barabai.
Ketika
saya mencicipi sate taichan untuk pertama kali, kebetulan ada adek sepupu juga
di rumah saya. Dia yang saya bilang pakar dalam bidang persate taichanan pun
ikut mencicipi dan memberikan komentar kalau sate taichan yang saya beli biasa
saja. Ketika menikmatinya, saya juga merasa bahwa sate taichan itu tidak
terlalu istimewa. Mama bilang lebih enak sate ayam langganan keluarga di mana
keluarga saya sering membeli sate satu paket dengan gado-gado.
Karena
itulah ketika adek sepupu mengajak ke sate taichan Nyot-nyot di Banjarbaru itu
saya tidak terlalu antusias. Pikir saya, cukuplah sekali saya merasakan sate
taichan. Asal tahu rasanya yang ternyata tidak terlalu membekas di lidah
saya.
"Tapi
ini beda," bilang adek sepupu.
Sembari
menunggu pesanan disiapkan, saya menggambil beberapa foto dan sesekali
mendengarkan kakak ipar saya yang berbincang dengan -yang sepertinya- owner dari sate taichan itu. Sate taichan
di Banjarbaru itu dibuka oleh sekumpulan anak-anak IT yang berkantor di sebuab
ruko. Karena jngin memanfaatkan tempat kosong di lantai dasar ruko; maka mereka
mengumpulkan informasi tentang kuliner yang hits di Jakarta. Dan dipilihlah
sate taichan kemudian membuka cabang francis sate taichan Nyot-nyot di
Banjarbaru.
Dan
tak lama kemudian pesanan kami sudah selasai. Semuanya dibungkus saja karena
kami diburu waktu harus ke Banjarmasin setelah maghrib. Di mobil, yang ingin
meluncur membelah kota menuju Big Coffee, adek sepupu saya tak sabar untuk
mencicipi sate taichan. Dia langsung menyantap sate di mobil dan meminta saya
mencicipinya juga.
Dengan
agak enggan saya mengambil satu tusuk, dimakan polosan gitu aja dan
ternyata rasanya enaaaaak... bumbunya benar-benar meresap walau belum dikasih
saos sambal. Ketika dinikmati dengan saos sambalnya yang pedas dan taburan
bawang putih maka lezatnya sate taichan menjadi naik berkali-kali lipat.
Sate Taichan Nyot nyot |
Akhirnya
saya mengerti... mengapa sate taichan punya banyak penggemar karena kalau
dimasak dengan lezat maka memang menjadi sebuah suguhan yang mengundang
selera. Harga Sate Taichan Nyot-nyot di Banjarbaru ini per tusuk 2 ribu
rupiah.
Ketika
pulang ke Balikpapan, seminggu kemudian, saya pun membawakan sate taichan ini
untuk disantap bersama suami. Rasanya tetap enak dan lezat walau sudah terdiam
di kulkas semalaman dan saya hangatkan menjelang makan. Semoga ada sate taichan
Nyot nyot yang buka di Balikpapan.
Panties Pizza
Ini
juga pilihan adek sepupu saya. Ingin menikmati Panties Pizza. Saya sungguh
tidak tahu ada kedai pizza begini di Banjarbaru. Setelah dari Big coffee (tentang
Big Coffee tidak diceritakan karena sudah pernah nulis di sini.
Dan ke sana cuma beli cappuccino float doang untuk dibawa pulang) akhirnya
mobil berhenti di kedai Panties Pizza di
Jalan Panglima Batur Ruko No. 3 dan 4 Loktabat Utara, Banjarbaru Utara..
Kakak ipar memesan dua pizza, satu manis dan satu gurih.
Di
dinding Panties Pizza ada 2 gambar yang menarik minat saya. Kalau sudah begitu
tentu saja saya tak melewatkan kesempatan untuk memotretnya walaupun ada
pengunjung yang duduk sehingga sedikit menghalangi gambar di dinding.
Panties Pizza. Dindingnya Lucu |
Hello, Get me Pizza |
Di
rumah, saya dan keluarga pun akhirnya menikmati pizza itu. Ini pizza
bentuknya setengah lingkaran dengan toping yang berada di dalamnya. Dan kejunya
itu melted banget... meleleh. Rasanya enak dengan isian yang lumayan banyak.
Terutama kejunya itu yang juga enak.
Pizzanya meleleh kejuanya |
Ini
termasuk kuliner yang ingin saya kunjungi lagi karena itu di pekan selanjutnya
saya pun janjian denga kawan baik saya, Ina, untuk sama2 menyantap pizza
sembari memikirkan nasib bangsa. Hahaha.... Maklumlah kami berdua adalah
Badminton Lover yang seringkali memikirkan nasib bulutangkis negeri ini.
Warung Rosi Batas Kota Martapura Banjarbaru
Salah
satu alasan kenapa keluarga saya ingin menginap di Banjarbaru padahal acara di
Banjarmasin adalah warung Rosi ini. Aneka kuliner di Warung Rosi menarik minat
untuk melalui pagi di Banjarbaru karena memang buka di pagi hari untuk melayani
sarapan pagi para pengunjung.
Seperti
yang pernah saya ceritakan di sini
di Warung Rosi menjual sarapan berat dan ringan. Sarapan beratnya ada nasi
kuning dan ketupat kandangan. Sementara sarapan ringan ada aneka kuljner
tradisional seperti apam bajuruh, lupis, kukulih, putu mayang, laksa, dan masih
banyak lagi.
Setelah
order ketupat kandangan dan nasi kuning, saya pun duduk manis di depan penjual
jajanan tradisional itu. Sabar mengantri menunggu apam bajuruh yang fresh from the rinjing. Kala itu saya
memang dapat tugas untuk membeli sarapan sementara yang lain hanya menunggu di
rumah. Kesempatan itu tentu saja memberikan kesempatan untuk saya menikmati
apam bajuruh langsung di tempat. Selagi masih panas dan bisa memilah banyak
aneka kuliner yang lain.
Apam dan Lupis |
Selain
apam, saya memilih lupis untuk bersatu dengan apam di dalam piring. Kemudian
saya juga tertarik dengan kukulih. Penganan yang juga dinikmati dengan siraman
kuah gula merah. Kukulih ini tipikal camilan yang pecah di ilat atau lidah
karena teksturnya yang sangat lembut.
Kukulih |
Puas
menikmati aneka camilan di Warung Rosi dengan harga per satuan dua ribu rupiah, saya pun pulang dengan membawa
tentengan berupa ketupat Kandangan dan nasi kuning juga apam dan teman-temannya
yang dibungkus untuk dinikmati bersama keluarga di rumah.
Itulah
tiga tempat petualangan kuliner saya di Banjarbaru. Menikmati kuliner baru serta lama dan
jatuh cinta pada kelezatannya. Tentu saja Banjarbaru selalu membuat saya rindu
untuk kembali lagi dan lagi.
Mbak, namanya bikin geli ya. Nyot-nyot, duh duh, jadi mupeng nih pagi2 lihat penampakannya
BalasHapusHihihi... iya mbak. Bikin geli ya tapi mudah diingat :-)
Hapusapam itu kayak bubur sumsum gitu ta mbak? kayaknya mengenyangkan gitu :D
BalasHapusBukaaaan. Seperti serabi atau surabi. Camilan sih mbak. Kenyang sebentar :-)
HapusPerlu nginap 1-2 malam ya nanti di bjb.. 😂
BalasHapusIyaaa banget. Ayo banyakin cutinya :D
HapusWah, sy sm suami pecinta masakan banjar mba.. Kalo kebanjarbaru biasanya kuliner kami diwarung berkat.. Disitu enak2 loh mba masakannya..😊
BalasHapusSaya juga suka makanan2 di RM Berkat, Mbak. Ada juga RM Simpang di Martapura. Di sana juga enak, ikan gorengnya digoreng pakai minyaak kelapa :-)
HapusYang ketiga bikin ngiler ni Mba. hehe. Anw, painties pizza bukannya ada cabang di mana-mana ya Mba? Emang dekornya bagus Mba, di daerah saya juga :D
BalasHapusIya mbak. Ada cabang di mana2 ya. Di Samarinda juga ada. Di Banjarbaru baru buka katanya :-)
HapusSaya memilih bikin sate Taichan sendiri. Abis kalau beli, antreannya panjang banget. Ketahuan banget saya memang malas antre hehehe
BalasHapusBenar, Mbak Mira. Katanya yang saya kunjungi juga itu antriii sekali. Cuman saya datangnya pas baru buka jadi belum ngantri :-)
HapusWuih,penganan khasnya Banjar Baru elihatan enak2.. lupisnya sungguh menggoda.
BalasHapusBtw, salam kenal, ya..
Salam kenal juga, mbak. Iya. Lupisnya enaaaaak :-)
Hapuskulinernya mantaap. asli ngiler banget dengan apam lapis ituu :D
BalasHapusHihihi... iyaaa. Apam lupisnya enaaak :-)
HapusPanties pizza ada jua di banjar. Tapi aku belum pernah ke sana. Huhu aku jadi pengen ke bjb
BalasHapusInggih, Ka. Ada jua di Banjar. Mudahan buka jua di Balikpapan kayna ;-)
Hapusdulu...dulu banget, aku sering ke banjarbaru cuma buat makan tahu sumedang, hihihi
BalasHapusAhahaha... iya mbak Inna. Tahu sumedang pernah ngehits di Banjarbaru :-)
Hapusasli ngiler nih mba, semoga suatu hari bisa main ke banjar...
BalasHapusDibakar juga kok tapi emang ga pakai saos kacang. Iya. Ini sate kekinian katanya :-)
BalasHapusSelama ini denger sate taichan disebut2 tp baru tau ternyata kayak gitu deskripsinya. Hehehe. Bener juga sih padahal yg bikin sate ketagihan itu di bumbu kacangnya :))
BalasHapusDari semuanya aku paling mupeng pizzanya. Nggak pernah tahan iman emang kalo liat keju meler-meler dari makanan, yummy banget.
BalasHapus