Korea
Superseries, salah satu turnamen bergengsi bulutangkis dunia berakhir akhir
pekan kemarin. Indonesia mencatatkan sejarah pada turnamen tersebut. Berjayanya
kembali tunggal putra Indonesia membuat harapan akan kembalinya Piala Thomas
kembali bertunas. Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie di luar dugaan
berhasil melaju ke babak puncak, final tunggal putra Korea Superseries.
Indonesia sendiri
menempatkan lima wakilnya di perempat final. Saat itu hanya Greysia Polii dan
Apriani Rahayu yang gagal mengemas kemenangan. Mereka kalah melawan ganda putri
Jepang yang masih menduduki rangking 1 dunia : Misaki dan Ayaka. Empat wakil
lainnya yaitu Kevin dan Marcus, Praveen Jordan dan Debby Susanto, Anthony
Sinisuka Ginting serta Jonatan Christie menang menghadapi lawan masing-masing.
Semifinal digelar
di hari sabtu dan sabtu itu menjadi sabtu
manis buat para Badminton Lovers (BL) tanah air karena empat wakil yang
bertanding semuanya melaju ke final. Satu galar juga sudah dipastikan milik
Indonesia setelah tercipta All Indonesian Final di tunggal putra. Sinisuka
Ginting dan Jonatan akan berebut gelar yang sekaligus akan menjadi gelar
pertama bagi keduanya, siapa pun yang berhasil memenangkannya.
Minggu subuh,
hujan membungkus daerah tempat saya tinggal. Ketika hari sudah gelap, saya
sudah menuju Balikpapan karena ada acara keluarga. Beragam rencana sudah kami
buat diantaranya di mana menonton bulutangkis. Hehehe… Rasanya sayang untuk
dilewatkan karena Indonesia menempatkan empat wakil di final.
Sepanjang Superseries digelar di tahun ini,
itu adalah prestasi terbaik. Biasanya kita cukup berpuas dengan satu atau dua
wakil, malah ada yang hanya satu-satunya wakil yang dipunya. Itu pun sudah
sangat bersyukur, daripada tidak ada wakil sama sekali. Dan kali ini ada empat,
oh, jangan lewatkan pertandingannya, Dear.
Ganda Campuran adalah pertandingan pertama.
Praveen Jordan dan Debby Susanto berhasil mengemas kemenangan dengan dua set
langsung. Paceklik gelar setelah All England tahun 2016 akhirnya berakhir.
Mereka berhasil meraih podium tertinggi setelah di Hongkong Superseris dan
Australia Superseries harus puas di posisi runner up.
Foto dari @INABadminton |
Pertandingan sengit pun terjadi di nomor
tunggal putra. Walau sesama Indonesia, tapi keduanya tampil sama-sama ngotot.
Siapa sih yang tidak ingin jadi juara superseries? Iya, kan, Jo, Nting?
Pertandingan berlangsung rubber, tiga set. Itu pun di game ketiga, poin 20-20.
Dan kemenangan diraih oleh Anthony Sinisuka Ginting.
Saya senang dan memang menjagokan Ginting.
Menurut saya, Ginting memang layak menjadi juara. Tanpa menafikan perjuangan
Jojo, tapi Ginting memang lebih… hemm… pantas. Masuk semifinal superseries
sebanyak 5 kali, sayang sekali, kan, kalau kali ini tidak berujung juara. You deserve it, Nting.
Foto dari @INABadminton |
Di tunggal putri Korea Superseries kembali
mempertemukan Nozomi Okuhara dan Pusarla V Shindu. Seperti tulisan saya sebelumnya
tentang mereka, every point is a fight.
Mereka kembali menunjukkan laga kelas dunia walau tidak sesengit saat Kejuaraan
Dunia. Dan kali itu, kemenangan dikemas dengan manis oleh atlet India, Pusarla
V Shindu.
Pertandingan terakhir adalah pertandingan
yang ditunggu-tunggu oleh para BL Indonesia. Final ganda putra yang
mempertemukan Kevin Sanjaya Sukamuljo/ Marcus Fernaldi Gideon dengan Mathias
Boe / Carsten Mogensen. Laga klasik dan bikin greget. Bagaimana tidak, pasangan
senior Denmark itu yang menghentikan kemenangan demi kemenangan Kevin dan
Gideon semenjak All England, India Superseries, kemudian Malaysia Superseries
Premier. Mereka kalah pada pertandingan semifinal di Singapore Superseries.
Pasangan senior Denmark pun sok memberikan
tips bagaimana mengalahkan pasangan ganda putra Indonesia itu yang membuat para
BL gregetan… Belum lagi saat Piala Sudirman, lagi-lagi Kevin dan Gideon kalah
dan Indonesia gagal melaju ke perempatfinal. Hasil terburuk Indonesia di Piala
Sudirman sepanjang Piala Sudirman digelar.
Jadiii… pertandingan ituu sangat ditunggu
oleh para BL dan mereka sangat berharap Kevin dan Gideon bisa menang.
Melengkapi dua gelar yang diraih sebelumnya. Tapi, nyatanya…. Pasangan Denmark
senior itu bermain sangat bagus. Defence mereka mantap dan kematangan mereka di
lapangan membuat mereka memenangkan pertandingan.
Sore itu menjadi sendu. Hasil yang didapat
oleh Kevin Gideon seolah seperti sebuah mimpi buruk. Seakan-akan ada
kebahagiaan tercerabut.
Padahal kurang apa coba? Dua gelar sudah
diraih Indonesia, haruskah bermuram durja karena satu kemenangan yang lepas?
Tapi itulah manusia. Dikasih A pengin AB, dikasih AB pengin ABC. Padahal di
turnamen-turnamen sebelumnya Indonesia kerap kali hanya memiliki wakil 1-2 di
final. Itu pun sudah sangat bersyukur kalau bisa satuuu aja yang juara.
Setidaknya tidak pulang dengan tangan hampa dan para fanpage badminton tanah
air bisa ganti foto cover.
Kekalahan Kevin dan Gideon tentunya juga
merupakan pelajaran penting buat mereka. Pasca Kevin cedera dan mereka harus
kalah di R1 kemudian hanya berhasil sampai ke perempatfinal di Kejuaraan Dunia,
hasil Korea Superseries yang sampai final sudah merupakan hasil bagus buat mereka.
Second place is not too bad. We back on
the track and we will learn more, tulis Kevin di instagramnya.
Kata Kevin Sanjaya di IGnya |
Sometimes
you win, sometimes you learn. Kevin dan Gideon kalau dilihat dari segi
usia memang sangat jauh dengan Boe dan Mogensen. Perbedaan usia Kevin dan Boe
adalah 14 tahun. Bisa jadi saat Boe sudah ikut kejuaraan junior, Kevin masih
oek oek meminta ASI pada Ibu Nia di Banyuwangi. Kevin dan Gideon pada saatnya
akan menemukan racikan yang pas yang didukung dengan ketenangan dan kematangan
permainan mereka untuk mengalahkan Boe dan Mogensen. Para BL Indonesia menunggu
saat itu tiba.
mb Yaanti update banget bultang aku yang ga tau ada superseties baca ini jadi tahu hehehe
BalasHapusHahahaha... iya mbak. Lagi senang nonton bulutangkis sekarang. Ngikutin semua turnamennya :-)
HapusWah, aku suka banget baca postingan ini, aku juga liat pas di partai Final Jojo sama Anthony bertanding dan emang lebih menjagokan Anthony ketimbang Jojo, lalu di Final Korea Open lagi-lagi minions bertemu Pasangan Mathias Boe-MOrgensen dan lagi-lagi dikalahkan tapi puas pas di SF Japan Open akhirnya mereka berhasil mengalahkan Mathias Boe dan Morgensen....
BalasHapusAkhirnya bisa mengalahkan Om Boe ya mbaK. PR mereka sekarang ngalahin Zhang nan dan Liu Cheng :-) dan mereka ga ikut Perancis karena cedera...
HapusTerlepas dari apapun hasilnya, yang jelas mereka adalah pahlawan yang sudah berjuang mengharumkan nama bangsa. Ayo Indonesia harus Bisa!
BalasHapusBeneeer, Mbak. Semoga makin jaya bulutangkis Indonesia :-)
Hapus