Tere
Liye akan datang ke Balikpapan. Mengisi
acara bedah buku untuk bukunya sendiri yang berjudul Tentang Kamu. Informasi itu saya terima beberapa bulan yang lalu.
Setelah mencek jadwal, jadwalnya pas dengan jadwal mudik yang sudah selesai,
juga jadwal turnamen bulutangkis yang akan disiarkan pada malam hari.
Tapiii, pas jadwalnya itu tidak serta merta membuat saya
mendaftar dan menyatakan ikut acara tersebut. Acaranya berbayar, dengan jumlah
pembayaran yang menurut saya lumayan besar. 150 ribu untuk silver, 175 ribu untuk gold.
Lumayan banget kan uang segitu buat beli daging seperempat kg, mangga 2 kg,
ayam satu ekor, dan aneka sayur mayur juga bumbu dapur.
Apalagi kata suami, dia mau ikut menemani saya. Wah, ini
bayarnya jadi double deh. Pendaftaran
buat berdua bisa beli satu gamis kece. Hahaha... Waktu saya cek fasilitas yang
didapatkan peserta ternyata gratis buku novel Tentang Kamu tersebut. Oh, oke
lah menurut saya. Bukunya lumayan tebal dan harganya lumayan mahal. Dijual lagi
mungkin bisa menutupi uang pendaftaran #mamakmamakngiritdanperhitungan. (Kali
aja ada yang mau beli bukunya bisa hubungi saya ya. Ada diskon kok. Hahaha…)
Setelah itu, apa saya langsung mendaftar? Oh, belum. Karena
berdasarkan pengalaman saya ikut acaraTere Liye setahun kemarin di Gramedia Balikpapan, di mana acaranya gratis,
pesertanya sedikit dibandingkan acara di kota lain. Yang gratis aja sedikit...
apalagi bayar. Jadi, ntar-ntar aja deh daftarnya, pikir saya.
Tapiiii... ternyata saya salah. Suatu hari di bulan Oktober,
saya dapat info dari grup Blogger Balikpapan kalau tiket gold buat acara tersebut sudah hampir habis. Langsung panik dan
menghubungi contact person panitia,
bertanya tentang beda tiket gold dan silver, kemudian memutuskan membeli
tiket gold. Kata panitianya... tiket gold yang saya beli adalah dua tiket
terakhir. Wah.. saya kaget sendiri. Tidak menyangka ternyata antusias
orang-orang Balikpapan buat mengikuti acara ini sangat besar. Acara yang bayar
saja banyak peminatnya. Saya terharu sendiri, pada awalnya, sebelum mengetahui
kenyataan sebenarnya...
Tiket Bedah Buku Tere Liye
Sebelum Hari H, sayaaaa.. si perencana ini sibuk memikirkan
ini dan itu. Saya bilang ke suami, nanti berangkatnya sebelum subuh saja dan
shalat subuh di perjalanan (saya tinggal 90 km dari kota Balikpapan), jadi kita
bisa datang lebih awal buat dapat tempat di depan. Kata panitianya gitu, siapa
cepat dia dapat untuk tempat duduknya. Tapi rencana saya ditolak oleh suami.
Dia bilang setelah shalat subuh saja, karena sekarang waktu subuh lebih awal
datangnya. Pukul 7 InsyaAllah sudah sampai di Balikpapan, begitu kata suami. Sebagai istri sholehah
(Aamiinkan saja), saya nurut aja ke suami.
Kemudian mikirin sarapan... agar dapat menyerap acara dengan
maksimal saya perlu sarapan dulu. Hahaha... karena waktunya mepet dengan
kedatangan ke Balikpapan dan waktu acara dimulai, kami tidak bisa menyantap nasi kuning Tante Lena karena jaraknya cukup jauh dengan
tempat acara. Lantas, pilihan jatuh pada Warung Padang UPIK di Sepinggan yang
buka 24 jam. So, pagi-pagi sekali
sudah ke Warung Padang dan menyantap gulai otak sapi. Wuiiih, gulainya enaaak.
Gulai Otak Sapi |
Selesai makan, langsung meluncur ke tempat acara yaitu Gedung Kesenian Balikpapan. Dibantu
Google Map, akhirnya sampai ke sana. Gedungnya besar, lahan parkirnya luas.
Gedungnya juga dipenuhi oleh ornamen khas Kalimantan Timur. Sampai di sana,
sudah banyak peserta yang hadir. Dari wajah-wajah mereka kebanyakan anak muda.
Wah, saya terharu sendiri melihat geliat semangat anak muda Balikpapan
mengikuti acara kepenulisan. Sebelum tahu kenyataan sebenarnya.
Gedung Kesenian Balikpapan |
Datang pagi-pagi, ternyata gedungnya belum dibuka. Panitia
sepertinya masih menyiapkan tempat acara di dalam, buktinya saat memasuki
tempat acara, ada yang masih sibuk memasang sesuatu.
Kata suami ini masangnya ga safety. Harusnya pakai body harness untuk ketinggian 2 meter, kecuali ada handdrail (Saya juag tak paham) |
Oya, saya akhirnya
registrasi pertama dan bisa milih tempat duduk. Hihihi... untung nurut sama
suami buat tidak berangkat sebelum subuh, karena bisa masuk ke tempat acara
juga setelah lebih dari pukul setengah 8.
Gedung Kesenian Balikpapan |
Acara baru benar-benar dibuka pada pukul setengah 9. Molor
satu jam... hal klasik yang sering terjadi. Sebelum acara ada pengarahan
tentang gedung. Di mana letak toilet, pintu keluar dan bagaimana keluar dalam
kondisi darurat. Berasa naik pesawat. Hahaha...
Gedung Kesenian Balikpapan ini dilengkapi pendingin udara
(AC) dan tempat duduk layaknya seperti di bioskop. Persis deh kayak bioskop.
Kursinya yang ada tempat buat menaruh minuman, juga deret kursi yang tersusun.
Bagian dalam Gedung Kesenian Balikpapan |
Sebelum masuk ke acara inti... maka sebelumnya ada
sambutan-sambutan dan doa. Di sinilah saya mengetahui kalau acara ini banyak
diikuti oleh para mahasiswa. Karena mengikuti acara ini akan dapat sertifikat
dan mereka harus mendapatkan 8 sertifikat sebagai syarat menyusun skripsi...
pantas aja pesertanya banyaak. Heuheu....
Selain itu juga ada kumandang lagu Indonesia Raya dan Hymne
Balikpapan yang membuat saya terharu. Kata-katanya syahdu dan menggambarkan
kota Balikpapan banget. Kata suami, Hymne Balikpapan itu diciptakan oleh Bimbo.
Bagaimana Hymne-nya? Bisa dicek ke instagram saya @hairiyanti ya. Ada saya
posting videonya. Di-follow juga
boleh banget.
Setelah acara pembukaan, maka dimulailah acara utama. Sang
penelaah, ibu Dayang Suriani diperkenalkan oleh moderator. Beliau adalah salah
satu dari 50 guru terbaik di dunia. Wah.. kece sekali ya. Dan kemudian, muncul
si Abang Darwis alias Tere Liye.
Hal pertama di acara inti adalah bagian Ibu Dayang Suriani
yang menelaah tentang novel Tentang Kamu. Kata ibu Dayang, novel Tentang Kamu itu terdiri dari 5 bagian penting yaitu kesabaran,
persahabatan, keteguhan hati, tentang cinta, dan memeluk semua rasa sakit.
5 bagian penting di novel Tentang Kamu |
Penjelasan
Ibu Dayang ini jadi menbuat saya me-refresh
lagi cerita di novel Tentang Kamu. Maklum ya. Bacanya udah lama. Hihihi.. Oya,
novel Tentang Kamu karya Tere Liye pernah saya resensi di sini.
Ibu Dayang Suriani |
Selanjutnya adalah bagian Tere Liye yang bicara. Santai
sekali beliau saat itu. Di atas panggung memang ada
sofa tempat duduk penelaah, moderator, dan penulis. Jadi, suasana santai dan
akrab memang tercipta.
Sofa di panggung |
Hal pertama yang disampaikan Tere Liye beliau merasa kaget
dan tak percaya kalau ada yang menjadikan karya beliau sebagai skripsi, tesis,
atau dibedah sedemikian rupa. Sama saat beliau mendengarkan Ibu Dayang Suriani menelaah
tentang novel Tentang Kamu. "Beneran ya saya nulis begitu?" Kata Bang
TL yang membuat hadirin tertawa.
Selanjutnya beliau bercerita tentang proses kreatif novel
Tentang Kamu tersebut. Oh ya, sebelumnya klarifikasi dulu. Jadiii... saya sadar
deh kalau ingatan saya tidak tajam-tajam banget. Parahnya waktu acara saya
tidak mencatat tapi live di facebook.
Saya lihat orang-orang yang live di
facebook itu kemudian nanti-nanti live
rekamannya itu bisa dilihat lagi.
Saya pikir tadinya saya juga bisa begitu. Tapi setelah live selesai dan klik finish, tidak ada rekaman apa pun di wall saya. Huhuhu... saya sediiiih.
Menyadari kalau saya telah melewatkan kesempatan buat merekam. Mencatat kagak
(karena tangan pegang hape), merekam hanya sedikit karena hape saya gunakan
buat live. Jadiii... kalau misal ada
yang salah dengan tulisan saya, ingatkan ya (Kali aja ada peserta yang datang
dan baca tulisan ini)
Kembali ke proses kreatif novel Tentang Kamu yang dijabarkan
Tere Liye. Seperti yang kita tahu, Tere Liye itu menulis beragam genre tulisan.
Tadinya beliau hanya menulis tentang keluarga dan anak-anak. Seperti Hafalan
Shalat Delisa, Bidadari-bidadari Surga, dan serial anak-anak Mamak. Semakin ke
sini, genre yang beliau tulis semakin beragam.
Ada yang romance
ala-ala seperti Daun yang Jatuh Tidak
bisa Membenci Angin atau Sunset Bersama Rosie. Ada juga yang
perpolitikan, seperti Negeri di Ujung
Tanduk atau pun Negeri Para Bedebah.
Tere Liye juga menulis fantasi di serial Bumi, Bulan, Matahari dan seterusnya.
Kemudian beliau juga ingin menulis novel tentang Keteguhan hidup seorang
manusia seperti novel Tentang Kamu yang sudah hadir meramaikan perbukuan tanah
air.
Bedah Buku Tere Liye |
Novel Tentang Kamu itu risetnya satu tahun. Riset dan
prosesnya panjang dan lama. Sementara novelnya ditulis dalam jangka waktu satu
bulan. Novel Tentang Kamu itu pun tidak sim salabim dalam sekejap jadi. Semua
butuh perenungan, pemikiran, dan riset demi riset.
Siapa tokohnya? Di mana latar tempatnya? Bagaimana agar
menjadi karakter yang kuat? Dan sebagainya dan sebagainya. Semua itu dilalui
dengan proses pemikiran dan perenungan yang panjang.
Tokoh Tentang Kamu disepakati adalah wanita. Kenapa wanita?
Karena wanita lebih perasa jadi dramanya akan dapat. Baik dari segi
persahabatan di mana Sri Ningsih (Tokoh tentang kamu) akan menghadapi dilema
antara menghadapi persahabatan atau menjunjung kebenaran atau pun dari segi
cinta-cintaannya.
Sri Ningsih adalah anak nelayan, karena menurut Bang Tere
Liye, anak nelayan itu tangguh. Sementara itu latar tempatnya Pulau Bungin,
Solo, Jakarta, Paris, juga London. Semua latar tempat yang dipakai tersebut
telah melalui beragam pertimbangan.
Bang Tere Liye kemudian mengakui kesulitan bagaimana cara
menceritakan kisah Sri Ningsih tersebut. Beliau belum menemukan caranya. Hingga
pada suatu hari dalam perjalanan Jakarta - Bandung, saat orang-orang dalam
perjalanan tertidur, penulis satu itu tetap terjaga. Di kepalanya
berputar-putar beragam hal.
tentang kamu |
Kata Bang Tere Liye, begitulah penulis. Ia bisa saja diam,
tapi pikiran-pikirannya terus bicara untuk mencari ide. Hingga kemudian
terbersitlah satu ide, Tere Liye menyebut ia mendapatkan ilham, cara untuk
menceritakan kisah Sri Ningsih itu adalah membuat cerita dalam cerita. Ada
tokoh yang menceritakan kisah Sri Ningsih.
Kemudian terciptalah Zaman Zulkarnaen. Seorang pengacara muda
yang tampan, cerdas, sholeh. Memang sengaja menghadirkan tokoh laki-laki impian
seperti itu karena itu akan menarik pembaca. Bagaimana tokoh Aimee? Itu juga
dihadirkan agar pembaca setelah selesai membaca bukunya tidak sibuk bertanya
siapa jodoh Zaman.
Kehadiran buku harian Sri Ningsih juga sengaja diadakan
karena itu kunci dari pencarian Zaman pada Sri Ningsih. Begitu pun dengan uang
warisan Sri Ningsih yang banyak itu juga tentang nasib hidup Sri Ningsih yang
ditinggal suami dan anak wafat. Itu harus kudu dilakukan agar karakternya kuat.
Intinya kata Bang Tere Liye, dalam menulis
fiksi itu adalah bagaimana kita menghubungkan benang merah-benang merah
kejadian, latar, karakter, tokoh dan sebagainya untuk menjadi sebuah cerita
yang utuh.
Cerita proses kreatif novel Tentang Kamu selesai, kemudian
masuklah ke sesi favorit saya yaitu
tanya jawab. Saya tidak langsung bertanya sih karena tidak tahu mau nanya
apa. Hahaha... pertanyaan pertama yang diajukan ke Bang Tere Liye adalah apakah
Bang Tere Liye menggunakan mind mapping
saat menulis? Di sini Bang Tere Liye pura-pura bingung mind mapping itu apa? Kemudian beliau nyelutuk "Oh maksudnya
kerangka karangan?" Ujar beliau.
Anak-anak zaman sekarang kata beliau bisa banget memakai
istilah yang kekinian padahal maksudnya ya gitu-gitu aja. Seperti itu mind mapping padahal kita kenalnya bertahnn-tahun
ya kerangka karangan. Atau bilang writer’s
block padahal ya intinya MALAS. Malas kok sekarang punya istilah keren gitu
ya. Penonton pun sontak tertawa.
Jadi, apakah Tere Liye menggunakan kerangka karangan? Jawab
beliau, dalam menulis ada dua tipe
penulis. Pertama ada yang menulis kerangka karangan atau outline-nya
lengkap di selembar kertas. Kedua, ada juga yang mencatatnya di kepala saja dan
Tere Liye ada yang di kedua ini. Mana yang paling benar? Ya tidak ada. Keduanya
tepat. Gunakan yang mana cocok menurut
kamu.
Kemudian ada juga yang bertanya tentang nama Tere Liye...
hehehe... udah pada tahu jawabannya kan? Kata Bang Darwis, mengapa beliau
menggunakan nama pena karena pada dasarnya beliau tidak suka dikenal. Biarlah
orang mengenal karya beliau saja, bukan nama.
Ada juga yang bertanya tentang bagaimana minat baca orang
Indonesia sekarang? Saya lupa redaksi pertanyaan lengkapnya tapi kata-katanya
formal sekali. Hahaha.. dan langsung dijawab Tere Liye dengan satu kata
"Buruk". Mau dilihat dalam keadaan, pengamatan, penelitian atau survei
apa pun baik dari dalam dan luar negeri tetap saja minat baca masyarakat
Indonesia itu buruk.
Beliau kemudian membayangkan bagaimana jika perpustakaan itu
ada di tengah mall. Kondisi ber-AC, sejuk, adem, rapi, dan bersih. Buku-bukunya
banyak dan baru-baru. Orang-orang mungkin akan betah berlama-lama di
sana.
Trus ada juga yang nanya apa tidak takut menulis yang
menyangkut masalah politik seperti di Negeri Di Ujung Tanduk dan Negeri Para
Bedebah? Kata Bang Tere Liye. Tidak. Di fanpage
facebook beliau juga menulis tentang kritik-kritik. Kuncinya fokus ke kritik
itu. Jangan meleber ke mana-mana. Misal saat beliau mengkritisi tentang Pajak,
tidak meluber ke mana-mana atau secara sepihak menyalahkan pemerintah misalkan.
Begitu...
Dalam acara Bedah Buku novel Tentang Kamu karya Tere Liye ini
juga sempat ada cerita tentang keputusan beliau untuk tidak menerbitkan novel
lagi terkait protes beliau terhadap kebijakan pajak?
Saya ingat betul saat membaca pengumuman tersebut (Tere Liye
berhenti menerbitkan buku), berasa patah hati karena Tere Liye memang salah
satu penulis favorit saya. Jadi, benarkah Tere Liye tidak menerbitkan buku
lagi? Belum tentu... kata Bang Tere Liye, beliau masih mencari cara yang paling
tepat buat menerbitkan buku. Entah bagaimana nanti. Nanti diumumkan di fanpage beliau. Kata beliau, orang cerai
aja masih bisa rujuk jadi mengapa risau kalau sudah bikin pengumuman tidak
menerbitkan buku kemudian menerbitkan buku lagi? Hemmm....
Tere Liye juga mengatakan banyak-banyaklah membaca buku untuk
memperkuat diksi, pengetahuan juga wawasan. Selain itu jalan-jalan. Jika masih
muda maka gunakanlah kesempatan itu buat jalan-jalan. Tere Liye sendiri pernah
melakukan perjalanan dari ujung ke ujung Kalimantan. Mendarat di Balikpapan,
meneruskan perjalanan ke Banjarmasin kemudian terusss saja sampai ke Ketapang,
dan lanjut lagi ke Malaysia dan Brunei. (Mungkin perjalanan itulah yang menjadi
cikal bakal novel Aku, Kau, dan Sepucuk Angpao Merah)
Bagaimana jika wanita yang tidak sebebas pria dalam melakukan
perjalanan? Kata Tere Liye berjalan-jalanlah di sekitar tempat tinggal karena
bisa jadi akan kita temukan hal-hal yang tak biasa. Seperti misalkan
berjalan-jalan ke pasar induk pukul 2 dini hari (kalau wanita juga rawan ya
keluar tengah malam #banyakalasan)
Untuk menemukan kearifan hidup, kata Tere Liye, mulailah
berbicara dengan para orang tua. Dengan kakek dan nenek yang sudah hidup
bersama puluhan tahun. Mereka lah contoh cinta sejati yang sesungguhnya. Jika
kita meluangkan waktu untuk berbicara dengan mereka bisa jadi akan kita temukan
sebuah nasehat hidup yang luar biasa.
Eh, udah panjang aja tulisan ini. Baiklah untuk pertanyaan
terakhir yang ingin saya ceritakan di sini adalah pertanyaan dari seseorang
yang kemarin mengenakan jilbab berwarna hitam. Dia bilang gini,
"Sebelumnya Bang Tere Liye bilang yang perlu dilakukan penulis adalah
produktif menulis. Bang Tere sih enak kalau menulis, diterbitkan, dan best seller. Sementara penulis pemula
lain bisa jadi dia menulis tapi tak kunjung diterima penerbit, ditolak
media...." belum selesai ia bertanya, Tere Liye sudah memotong
pertanyaannya (Rasain loe. Hahaha... ). Tere Liye protes karena kondisinya
tidak senyaman yang si penanya tanyakan. Seorang Tere Liye apakah pernah tidak
mood ketika menulis? Pernah.
Tere Liye pun menceritakan saat ia menulis novel Tentang
Kamu. Saat itu ada masalah keluarga yang dihadapinya. Masalah pelik katanya.
Tapi, ia sudah berkomitmen untuk menyelesaikan novel tersebut. Bagaimana ini
bisa menulis jika masalah berkecamuk di sana sini. Bikin mood hancur dan
sebagainya. Tapi... tulisan harus selesai. Karena itulah Tere Liye bilang paksa
diri kamu menulis setiap hari. Kalau tidak bisa satu tulisan langsung jadi,
tulis satu halaman. Tidak bisa satu halaman, tulis satu paragraf. Tidak bisa
satu paragraf, tulis satu kalimat. Tulis satu kalimat tidak bisa juga, maka
tulislah satu kata. Satu kata juga tak bisa tulis satu huruf.
Hal itu pernah dilakukan Tere Liye. Di hari pertama beliau
menulis A, tutup laptop. Hari kedua tulis K, tutup lagi laptopnya dan di hari
ketiga menuliskan U. Jadi, dalam 3 hari hanya berhasil menuliskan aku. Itu
lebih baik kata Tere Liye ketimbang tidak menulis sama sekali.
Tere Liye tidak menjalani jalan mulus dalam karier
kepenulisannya. Naskah novelnya di awal-awal kariernya pernah ditolak sama
penerbit. Begitu pun dengan tulisan yang beliau kirim ke media. Pernah
berkali-kali ditolak oleh satu media. Bahkan saat beberapa novel beliau sudah
terbit, naskah Rembulan Tenggelam di Wajahmu pernah ditolak oleh editor sebelum
kemudian diminta lagi oleh editor yang sama beberapa tahun kemudian. Mood
adalah hal yang akan terus dihadapi oleh seorang penulis maka yang perlu
dilakukan adalah bagaimana menghadapinya. Tere Liye tidak tahu sampai kapan ia
akan bertahan di dunia kepenulisan, tapi ia bilang ia berjanji untuk terus
memperbaiki niat dalam menulis.
“Semakin lama kamu menulis, masalah di dunia kepenulisan
semakin rumit. Maka, perbaiki niat kalian. Luruskan niat kalian, maka kalian
akan enjoy menjalani dunia
kepenulisan kalian,” ujar Tere Liye.
Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan kedua terakhir yang
dijawab sama Tere Liye. Saya lupa pertanyaan terakhirnya. Acara dialog pun
selesai dan sebagai penutup Tere Liye berkata "Waktu terbaik menanam pohon
adalah 20 tahun yang lalu. Jika menanam 20 tahun yang lalu, maka hari ini
memetik buahnya. Jika kita tidak sempat menanam pohon 20 tahun yang lalu, maka
waktu terbaik menanam pohon adalah hari ini. Itulah perumpamaan untuk karier
kepenulisan. Waktu terbaik untuk memulai menulis adalah 20 tahun yang lalu.
Jika belum memulainya maka mulailah di hari ini. Rutin dan konsisten.”
minta tanda tangan |
Setelah tanya jawab dengan Tere Liye selesai, acara berlanjut
dengan book signing dan peserta juga
dihibur dengan permainan angklung. Peserta yang mendaftar dijanjikan
mendapatkan buku tapi sayangnya saya belum mendapatkan buku tersebut. Kata
panitia, bukunya kurang dan masih dipesan ke penerbit. Saya akan dihubungi jika
buku telah tersedia dan belum dihubungi sampai saat ini. Hehehe... Tapi ada
sebagian peserta yang sudah dapat bukunya. Entahlah apa kriteria mereka yang
mendapatkan lebih dulu. Kalau dibilang yang paling awal registrasi, saya padahal
paling awal. Kalau dibilang yang gold
lebih diutamakan dapat buku, tiket saya juga gold. Mungkin ada kriteria khusus yang saya tidak tahu apa.
Acara Bedah Buku ini diadakan oleh Himpunan Mahasiswa dan
Ikatan Alumni FKIP Universitas Balikpapan. Saya lihat yang dapat buku sebagian
mahasiswa.. seharusnya ya.. prioritaskanlah yang dapat bukunya dari pihak umum
atau di luar lingkup mahasiswa, kan ribet kalau mesti ngantar atau nyuruh ambil
lagi buat kalangan umum yang ikut untuk mendapatkan bukunya. Apalagi saya
tinggal di luar kota Balikpapan. Tapi saya baru kepikiran protes pas di rumah
sih. Dalam beberapa hari ke depan jika belum ada kabar, mungkin saya akan
menghubungi panitia acara. Tapi yakin aja sih bakal dapat bukunya InsyaAllah.
Kan panitianya anak-anak muda baik yang udah semangat bikin acara kece gini di
Balikpapan. (Update : Panitia sudah menghubungi saya dan buku sudah diserahkan)
Jadi, karena tidak dapat bukunya tidak minta tanda tangan,
Yan? Oh, tentu tidak. Kan saya bawa buku yang sudah saya punya dari rumah. Buku
Rindu dan Tentang Kamu yang udah kucel banget. Hahahaa...
Buku RINDU yang penuh bercak |
kalau jaman sekarang mind mapping tu sudah keren-keren bentuknya. ada gambar-gambar segala. kalau kerangka karangan cuma poin-poin aja. tapi intinya ya sama aja yaa. hihi
BalasHapusInggih ka. Ada aplikasi2nya jua. Dulu suka melihat mind mappingnya pak Ridwan Kamil :D
HapusSelalu suka dengan nasehat2 yang bang Darwis sampein luruskan niat dan konsisten menulis lalu aku mikir sudahkah aku konsisten?katanya pengen telurin buku tapi malas2an wkwkwk..
BalasHapuskeren banget yah novel setebal kurang lebih 500 halaman ditulis dalam sebulan dan tentang kamu emang novel bagus bahkan seharian aku selesaiin bacanya karena alur ceritanya yang bikin penasaran. Semoga ia punya cara untuk tetap terbitin buku y mba sayang banget karyanya selalu fantastis bombastis soalnya :p
Btw semoga bukunya dapet y mba terus dijual deh wkwkwk sayangnya aku uda punya euy mba bahkan udah aku gilir ke teman yang mau membacanya:p
Hahaha... bukunya udah dapat, Mbak. Alhamdulillah udah dihubungi panitia. Hihihi.. iya keren banget sebulan tapi risetnya lumayan lama juga setahun. Itu Dee nulis 9 bulan. Ada di IGnya ia baru selesai nulis :D
HapusKayaknya tau deh sapa yg disebut penanya di akhir itu..hihihi
BalasHapusSiapa ayooo? Hihihi
Hapusapa-apaan itu ada gulai otak sapi wkwkwkw
BalasHapusYang dapat itu tiket gold.
Yang silver udah bisa ambil bukunya, coba aja kontak CS yang kemarin mbak
Hahaha... lapaaar, Mbak. Tiket saya juga gold mbak. Registrasi pun pertama. Lihat bukunya dan nanya tapi ga dikasih. Nanti katanya..eh tapi udah dihubungi panitia. Udah digojekin bukunya. Hehehe...
HapusSukaa banget sama tulisan-tulisan di blog ini. Bahasanya ringan dan mudah dipahami. Makasih buat tulisan-tulisannya mba :)
BalasHapusMakasiiiih Mbak Tari. Jadi semangat saya ngeblognya. Hehehe.. makasiiih ya mbak :-)
Hapusseneng banget bisa hadir di bedah buku pengarang terkenal..
BalasHapustak apa mbak Yanti gagal live, tapi ini tulisannya bikin pengen ketemu TL juga
Live-nya berhasil mbak tapi disave-nya yang gagal. Hihihi... iyaaa. Senang banget bisa datang :D
Hapus