__ Tidak ada
yang abadi di dunia ini, tidak juga kesetiaan - Gaby (Hal. 149)__
Love Catcher
karya mbak Riawani Elyta adalah buku perdana yang saya selesaikan membacanya di
tahun 2018 ini. Novel yang konflik di dalamnya menerbangkan saya pada ingatan
tentang sebuah workshop menulis yang pernah saya ikuti di Balikpapan dulu. Pada
workshop itu, para peserta diajarkan tentang membentuk premis yang kuat
sebagai langkah awal untuk menulis sebuah cerita.
Premis itu beda dengan ide cerita walau pada ujungnya dianggap sama. Premis lebih diartikan sebagai
permasalahan dasar yang ingin dijadikan cerita. Pengertian tentang premis saya dapatkan dari twitter penerbit
Gradien.
'Seseorang
yang sangat menginginkan sesuatu yang jika tidak dipenuhi sesuatu itu maka dia
akan ‘mati’ tapi ada sesuatu lain yang menghalanginya.' Begitulah
kira-kira yang dimaksud mas Arief Ash Shidiq dari plot point - sang
pemberi materi pada workshop - tentang premis yang kuat.
Pada novel Love Catcher ini pun begitu. Azizi dan
Gaby sudah merencanakan ingin menikah. Usia mereka sudah sangat matang untuk
menikah. Gaby sendiri sudah berusia 30 tahun. Tapi, pada waktu di mana rencana
pernikahan itu semakin mendekat, Azizi harus dipindahkan ke luar Bandung –
tempat domisilinya sekarang – dan keputusan kepindahan kerja itu mutlak serta
tidak bisa ditawar-tawar lagi. Azizi sudah mencari pengganti namun hasilnya nihil.
Gaby pun
mengalami dilema, di satu sisi ia tetap ingin menikah dengan Azizi tapi di sisi
lain meninggalkan Bandung adalah hal yang sangat sulit dilakukan oleh Gaby.
Untuk
membentuk suatu premis yang kuat, maka ‘musuh’ dari tokoh utama itu bukan
keadaan tapi orang yang menghalangi si tokoh. Musuh yang baik itu adalah musuh
yang bisa mikir dan bertindak. Yang dimaksud musuh adalah yang menghalangi si tokoh untuk menggapai
yang diinginkannya walaupun misalkan musuh ini bukan tokoh antagonis. Begitulah
materi lanjutan yang diajarkan Mas Arief. Di novel Love Catcher pun begitu.
Ada tokoh
mama (Yang tentunya bisa berpikir dan bertindak) yang membuat Gaby berat
meninggalkan Bandung. Tiga bersaudara anak-anak mama hanya Gaby yang tersisa
untuk terus mendampingi. Ghea, adik Gaby, pergi demi cintanya pada laki-laki
lain. Sementara kakaknya Gary hanya menjadikan rumah sebagai tempat singgah
sementara. Gaby menjadi satu-satunya harapan mama untuk terus membersamainya di
rumah.
Tips selanjutnya buat membentuk premis yang kuat adalah musuh yang
baik itu yang punya alasan kuat kenapa harus melakukan (menghalangi keinginan
si tokoh) itu. Kalau dia tak melakukan itu maka musuhnya itu juga akan ‘mati’.-- materi
selanjutnya dari Mas Arief tentang premis. Mari kita lihat pada novel Love
Catcher.
Mama yang
menjadi alasan dilematis Gaby tidak bisa meninggalkan Bandung karena masih
berharap Ghea akan kembali. Jika pindah, mama takut Ghea tidak tahu alamat
untuk pulang. Mama pun sering membiarkan rumah tak terkunci agar jika Ghea
datang, bisa langsung masuk ke rumah.
Bagaimana
jika Gaby dan Azizi tetap menikah kemudian menjalani LDM pasca menikah? Ini pun
ditentang mama. Mama dan Papa Gaby dulu pernah melakukannya dan akibatnya rumah
tangga mereka berakhir. Trauma itu masih membekas dan mama tidak ingin hal itu
terulang pada anaknya. Sementara bagi Gaby, restu dan kebahagiaan mama juga hal
yang sangat penting.
Jadiiii?
Keputusan apa yang akan diambil Gaby?
Belum lagi
muncul Mirza sebagai ‘orang ketiga’ di antara Gaby dan Azizi. Belum lagi Tante
Sophie, orangtua angkat Azizi yang membuat Gaby merasa tidak nyaman. Kemudian
Mirza yang diterima dengan baik oleh keluarga Gaby begitu juga sebaliknya serta
Mirza yang tidak berencana pindah ke mana-mana karena punya usaha di kota
Bandung.
Novel ini
akan menyeret pembaca ke perasaan dilematis Gaby. Jika menjadi Gaby, saya pun
bingung harus berbuat apa. Bagaimana cara Gaby menyelesaikan konfliknya? Bisa
dibaca di novelnya. Dan jika teman-teman ingin belajar bagaimana cara membuat
premis yang kuat, saya rasa novel ini bisa menjadi rujukan.
Selain premis
yang kuat, novel ini juga berlatar tentang cokelat. Gaby sendiri punya usaha
kafe cokelat yang bernama Chocolieta. Sebuah usaha yang ia dirikan ketika
sedang mengalami patah hati. Gaby ingin menunjukkan pada sang mantan kalau pengkhianatan
yang ia terima tak cukup untuk membuat ia hancur. Cara move on yang kece…
Hihihi…
***
Judul :
Love Catcher
Penulis :
Riawani Elyta
Penerbit :
Gagas Media
Tahun Terbit
: 2017
Editor :
Tesara Rafiantika
Tebal Buku : 314 Halaman + vi
Wah keren yanti mulai membahas premis euy. Dulu kupikir premis itu ide cerita. Ternyata permasalahan ya
BalasHapusSoal premis dulu pernah dibahas pas SMA tapi kenapa skarang aku jadi lupa ya. Hhehe. Wah kalau novel yang dilematis begini biasanya aku membacanya jadi menebang nebak nih jalan ceritanya apa. Apalagi kalau ada orang ketiga. Mmhh makin kebawa kesalnya kalo baca :p
BalasHapuscateeeet... sama juga sih kirian premis juga merupakan ide cerita, ternyata konflik dasar. makasi mbaaaaaak :)
BalasHapusWah, lengkap. Terima kasih penjelasan dan tipsnya, Mbak..jadi lebih banyak tahu tentang premis....
BalasHapusJd pengen baca buku lg hehe udah lama gak hunting buku
BalasHapusKeren sekali Mba Workshopnya dan berkat tulisan ini saya jadi tahu tentang runut penulisan dan arti premis. Nice sharing
BalasHapusOh novelnya Mba Elita ya. Keren mba nge-review-nya dari sisi premisnya. Chocolieta nama cokelat dagangannya Mba Elita Duatnova kan. Namanya sama2 Elita :D
BalasHapus