Saya bukan Ashanty, walaupun nama sama-sama
berakhiran Ti (secara pelafalan), jadi kalaupun saya ikut menemani suami dinas
atau kerja ke luar kota, mungkin tidak akan ada yang bertanya-tanya seperti
netizen bertanya pada Ashanty yang menemani suaminya dinas.
Beberapa waktu yang lalu, Ashanty
menemani suaminya Anang yang dinas ke Polandia. Kata Ashanty, suaminya pengin
ditemenin. Dan ketika netizen bertanya, bagaimana dengan biayanya? Apakah
ditanggung negara? Jawabannya Ashanty tidak memakai biaya negara Semuanya
ditanggung sendiri kecuali Anang yang memang bertugas yang dibiayai oleh DPR
dengan dapat tiket ekonomi, dan lain-lain. Jadi mengajak keluarga atau upgrade
tiket dan lainnya, semua biaya ditanggung sendiri.
Itu Ashanty, kalau saya mirip tipis-tipis
lah sama Ashanty kala menemani mengikuti
suami kerja ke luar kota. Miripnya tipis-tipis, bedanya tebal-tebal
alias banyaak. Hahaha… Suami saya bekerja di sebuah perusahaan swasta. Selain
kantornya di Kalimantan, ada juga kantor pusat yang terletak di Jakarta. Karena
itulah beberapa kali, suami bisa ditugaskan ke kantor Jakarta. Bisa sehari dua
hari saja, atau lebih dari dua pekan.
Saya selalu ikut? Tidak selalu. Misal
hanya meeting satu hari di Jakarta,
tentu saja dengan kondisi begitu saya tidak ikut. Tapi ada kalanya saya ikut
dengan berbagai pertimbangan. Biasanya saya akan memikirkan banget kalau mau
ikut suami tugas. Ada beberapa pertanyaan yang akan diajukan ke pihak kantor
sebelum saya atau suami memutuskan "Ya" untuk ikut.
Biasanya suami juga akan memberitahu
atasan atau pihak terkait kalau mau membawa istri. Alhamdulillah, beberapa kali
sih atasan suami tidak mempermasalahkan hal itu dan mempersilakan saja jika
suami membawa istri kala tugas di luar kota dengan syarat BAYAR SENDIRI. Hahaha…..
Dan saya juga tidak setiap suami ke luar kota untuk urusan pekerjaan selalu
ikut. Beberapa pertimbangannya antara lain :
1.
Berapa lama tugas di
luar kota?
Ini pertimbangan
utamanya. Saya ikut biasanya kalau lebih dari satu minggu atau ada waktu yang
melewati weekend. Kalau cuma satu
atau dua hari saja, tentu saja saya memilih tidak ikut serta. Berat di ongkos,
Cyin...
2. Menginap di mana?
Ini
juga penting banget untuk ditelusuri sebelum memutuskan ikut atau tidak.
Sebelumnya juga perlu ditanyakan, apakah suami mendapat kamar sendirian atau
kamar untuk berdua dengan rekan kerjanya. Biasanya kalau tugas untuk waktu yang
lama, suami memang dapat kamar untuk satu orang sendiri. Kecuali yang hanya
satu hari, bisa jadi ditempatkan satu kamar berdua dengan rekan kerjanya.
Walaupun
ditempatkan di hotel, saya juga tidak serta merta ikut. Mencari tahu dulu
tentang hotel tersebut atau pun cek review tentang hotel itu. Dekat akses ke
mana saja dan juga apakah hotelnya tergolong hotel yang ramai atau tidak.
Karena saya punya pengalaman menginap di hotel yang sepiii sekali.
Sepinya
sih bukan sepi suasana tenang gitu, tapi lebih ke sepi yang suasana mencekam.
Rasanya seram aja gitu. Nah, kalau menginap di hotel seperti itu dan harus
melewatkan siang di hotel seharian, saya tidak betah juga.
3. Apa yang dilakukan saat suami bekerja siang
hari?
Ini
juga penting dan terkait dengan yang poin kedua tentang menginap di mana.
Karena di mana letak penginapan itu mempengaruhi apa yang akan kita lakukan.
Akses dari penginapan itu bisa dekat menjangkau fasilitas apa saja.
Misal
dulu pernah suami ditempatkan di apartemen di kawasan Jakarta Barat.
Apartemennya bersebelahan dengan dua mall besar di Jakarta Barat. Ibaratnya
untuk menjangkau mall hanya sepelemparan batu doang dari kamar. Jadinya saat
suami bekerja, saya bisa jalan-jalan atau cari makan di mall tersebut.
View dari apartemen di mana suami pernah ditempatkan saat tugas di Jakarta |
Yang
terbaru, suami dinas dan ditempatkan di Bendungan Hilir. Wah, Bendungan Hilir
itu ternyata salah satu pusat kuliner di Jakarta Pusat. Saya yang suka wisata
kuliner dan menganggap kalau kuliner
merupakan bagian dari budaya Nusantara ini jadi jejingkrakan senang bisa
menemukan kuliner beraneka rupa di sepanjang jalan Bendungan Hilir Raya. Belum
lagi kalau masuk ke jalan Danau-danau itu, makin banyak yang mau
diicip-icip.
4. Fasilitas Kamar atau Tempat Menginap
Ini
juga hal yang penting karena bisa jadi saat suami bekerja, kita hanya berada di
kamar saja kalau sedang malas berpergian ke mana-mana. Jadi, fasilitas yang
didapat di kamar bisa menunjang aktifitas kita. Misalkan ada free wifi, jadi yang mengaku blogger
bisa tetap ngeblog atau yang mengaku penulis bisa riset dengan berselancar di
dunia maya dengan memanfaatkan wifi tersebut. Asal jangan memanfaatkan wifi
buat cari cerpen untuk di-plagiat apalagi sampai 20 lebih cerpen (Lagi heboh
tentang plagiat sekarang)
5. Budget atau dana
Seperti klarifikasi
Ashanty saat ditanya apakah dia dibayarin negara saat mengikuti Anang dinas?
Dan Ashanty menjawab tidak. Saya pun begitu, mengikuti suami dinas, saya bayar
semuanya sendiri (masih pakai uang suami sih, tapi tidak dibayarin kantor
maksudnya). Seperti tiket pesawat, makan sehari-hari. Kecuali untuk penginapan
saja yang nebeng itu pun kalau upgrade juga bayar sendiri. Jadi, emang harus ada dana yang dikeluarkan sendiri.
Itulah empat pertimbangan saya kala memutuskan ikut atau tidak saat suami tugas kerja ke luar kota.
Ngerepotin ikut suami dinas? Kalau saya
tanya suami, katanya sih enggak. Dan dia bilang senang kalau ditemenin. Yah
namanya juga bukan di kampung sendiri. Pulang kerja, dia senang aja ada istri
yang menunggu trus nemenin cari-cari makan. Untuk urusan makan istrinya memang
paling semangat. Untunglah suami juga kerja di luar kotanya masih di wilayah
Indonesia, jadi tidak perlu beli
paket roaming untuk menghubungi keluarga di kampung halaman.
Mengikuti suami kerja di luar kota juga
membuat saya jadi menambah pengalaman. Tiga kali ikut, ketiganya memberikan
pengalaman yang berbeda-beda. Dari tempat menginapnya saja udah beda-beda. Pertama
kali ikut nginapnya di hotel, kedua di apartemen, dan yang ketiga ini ngekost.
Jadi deh saya punya pengalaman ngekost di ibukota :-)
Mengunjungi tempat baru juga menjadi
hiburan tersendiri buat saya. Maklumlah ya, sehari-hari tinggal di kampung.
Jadi, suka norak dan happy aja lihat
jejaran gedung bertingkat. Plus juga bisa mencicipi kuliner-kuliner yang selama
ini cuma bisa saya lihat di media sosial, liputan di TV atau review para
youtuber di channel mereka. Apalagi kalau punya voucher makan atau belanja, nah,
datang ke kota besar ini kesempatan untuk memakai voucher tersebut.
Jadi, mengikuti suami tugas ke luar kota,
yay or nay? Yay. Dengan beberapa pertimbangan. Kalau teman-teman bagaimana?
Kalau aku semalam suamiku yang ikut aku dinas. Rada sebel dia soalnya harus jagain anak pas aku lagi tugas. Heuheu
BalasHapusWah.. iya kah ka? Inggih kalau lawan anak jadi rada repot kak lah...
HapusWah, sayangnya saya belum pernah ikut suami yang kerja ke luar kota.
BalasHapusCobain kalau ada kesempatan mbak :-)
HapusKalau ikut dinas ke berbagai kota jadi enak ya Mbak, banyak pengalamannya.
BalasHapusIya mbak. Nambah pengalaman :-)
HapusBelum pernah punya pengalaman ikut suami dinas, hihi.
BalasHapusSaya udah 3 kali :D
HapusKeknya seru tuh, hehe. Tapi saya gak ada kesempatan buat ikut dinas atau semacamnya.
BalasHapusIya, Mbak. Hitung2 nambah2 pengalaman. Hihihi...
HapusKalo ada kesempatan lagi, apa mau ikutan lagi? 😁
BalasHapusSampai saat ini aku belum pernah ikut suami dinas luar kota, mba. Meski pernah sih suami mengajak. Suami PNS. Biasanya kalau dia ditugaskan ibukota dan menginap di hotel. Kalaupun mau ikut pasti mempertimbangkan tempat menginapnya, di hotel atau pusdiklat. Cuma dua itu mba pilihannya. Pertimbangan lainnya, kudu bayar sendiri.
BalasHapusAku tim yay, tapi ya belum pernah aja wkwkwk. Kemarin pas suami ke Padang diajakin, tp blm sreg tar deh nyiapin mental dulu bawa bayi pake pesawat hihihi cemen nih emaknya :D
BalasHapusSelamat, Mbaaaa
BalasHapusSuka terkagum-kagum lihat orang2 yg subur banget
MasyaAllah
Bener2 kuasa Allah
Aku tim yeyy, bayar sendiri juga wkkk
BalasHapusMayan mb bisa refreshing xixixi