Sebagai seseorang yang lumayan suka nonton drama
Korea dan suka makan juga, tentulah ada keinginan buat makan aneka makanan
Korea yang saya saksikan di drakor itu. Tapi, saya bukan tipe orang yang ngejar
banget kudu makan karena menyadari kalau lidah saya ini Banjar sekali. Jadi,
belum tentu juga makanan Korea itu cocok sama lidah saya.
Ketika menonton drakor, paling saya
sama-samakan aja. Misal saat mereka menyantap mie hitam yang nampak lezat,
pikir saya "Ah, paling sama aja dengan indomie dikecapin." Saat Kim
Bok Joo menyantap sate apa gitu di tepi jalan, saya mikir "Paling juga
kayak kita makan sosis goreng atau pentol goreng yang ditusuk-tusuk." Tapi
ada satu makanan yang pengiiiin banget saya coba, yaitu daging panggang. Aneka
daging yang dimasak di atas kompor dan panggangan itu. Kok sepertinya seru ya?
Sempat terpikir juga beli kompor dan panggangannya itu biar bisa bakar-bakar
ala drakor. Tapi enggak jadi juga sih belinya.. Hahaha...
Sebenarnya tidak terlalu sulit di zaman now ini menemukan resto-resto Korea.
Tapiiii... saya menahan diri. Pertama karena saya enggak yakin bakal doyan,
kedua takut enggak halal. Persoalan halal itu bukan hanya tidak adanya daging
babi, tapi juga aneka saus-sausan yang digunakan. Kemarin saya cari soy sauce aja yang berlabel halal susah
sekali. Dapatnya akhirnya beli online,
di mana ada yang jual soy sauce dari
yang dibeli literan kemudian di-sharing
menjadi botol-botol kecil.
Kembali ke masakan Korea, selepas ziarah ke
daerah Kalibata, saya dan suami mampir ke Plaza Kalibata dan saya kaget
menemukan ada Mujigae. Resto Korea yang sudah bersertifikasi halal
MUI. Wah, ini kudu dicoba, pikir saya. Tapi.. tapi.. perut sudah kenyang
sekali karena sebelum masuk Plaza Kalibata saya dan suami sudah makan. Jadi?
mujigae sudah berSH MUI di Plaza Kalibata |
Akhirnya kami keliling-keliling deh dan shalat
dzuhur saat waktunya tiba. Setelah itu baru membelokkan langkah menuju Mujigae.
Mujigae sendiri tipe resto modern di mana para
pelanggan memesan sendiri dengan menggunakan tab yang tersedia di meja. Tapi
kalau butuh bantuan, ada pelayan yang siap membantu. Namun, kalau teman-teman
udah terbiasa belanja online atau
pesan go food insyaAllah tidak akan kesulitan dalam memesan makanan di Mujigae
ini.
mesan di tab |
menu paket mujigaes |
Selain pemesanan di tab, kita juga dikasih buku
menu. Jadi, bisa lihat-lihat dulu deh menu yang tersedia sebelum memutuskan
untuk memesan menu apa saja.
menu mujigae |
Choco Bingso itu semacam es kepal yang lagi
kekinian tapi versi lebih mahal komplit resto. Di atasnya ada
toping taburan susu coklat bubuk, lelehan coklat cair yang udah memadat membeku,
dan marshmallow. Kata suami, serutan es-nya lembut sekali kayak salju. Padahal
belum pernah icip salju juga sih. Karena choco bingso ini merupakan dessert jadi datangnya emang lebih
belakangan dari menu utama. Tapi malah saya bahas di awal yak. Buahahaha....
Menu utamanya seperti yang saya bilang, saya
cuma mesan premium beef bbq alias daging panggang. Di sini customer bisa
memanggang sendiri ala-ala drama Korea gitu. Bisa menentukan tingkat kematangan
yang diinginkan. Panggangannya menggunakan alat tradisional Korea, Bangjja,
terbuat dari kuningan dan tembaga untuk tingkat kematangan dan tingkat rasa
yang maksimal. Untungnya ada penjepit buat mengangkat dan membolak-balik
daging. Kalau pakai sumpit doang, saya nyerah deh.
premium beef bbq |
Daging yang disajikan ini sudah dimarinisasi
entah pakai bumbu apa. Dagingnya pun empuuuk sekali dan bumbunya berasa.
Sederhananya, ini enak banget. Ada bonus keju dan kimchi juga untuk setiap
paket daging panggang yang kita pesan. Di sinilah pertama kali saya mencicipi
yang namanya Kimchi.
kimchi |
Bagaimana rasanya?
Awalnya lidah Banjar saya ini sedikit tidak
terima juga sih... Muka saya agak-agak meringis. Mungkin karena asam ya. Tapi
kemudian rasanya cukup bisa diterima di lidah saya. Rasanya mirip-mirip asinan
gitu. Mujigae ini sepertinya taste
rasanya udah agak ke-Indonesia-an. Atau memang rasa Kimchi mirip asinan?
premium beef bbq dan kimchi |
Saya dan suami memesan es mangga dan es teh
jeruk untuk minumnya. Dan kedua minuman ini segaaar sekali. Walaupun kalau
disuruh memilih, saya lebih suka es teh jeruknya. 8 buat mangga dan 8,5 deh
buat es teh jeruknya. Dagingnya 9, dan choco bingso 8. Sekalian kasih nilai
semua. Hahaha....
minuman di Mujigae |
Memuaskan makan di sana? Buat saya ya. Dan jika
ada kesempatan saya pengin lagi datang ke sana buat mencicipi menu lain seperti
ayam, tteobokki atau ramyeon. Walaupun yang bikin nagih ya daging panggangnya
itu. Hahahaa...
Mujigae karena resto ala Korea jadi suasananya
emang Korea banget. Dari adanya penjaga berpakai hanbok di depan, sampai
ornamen-ornamen khas Korea yang terpasang, juga ada layar yang menampilkan
drama Korea dan musik Korea gitu. Begitu juga sapaan saat masuk dan keluar.
Saat keluar, gadis berpakaian hanbok yang ada di depan pintu berucap
"Kamsahamnida..." dan suami pun menoleh ke saya. "Jawabnya
apa?" Tanyanya.
Saya bengong sepersekian detik kemudian
menggeleng. Saya juga tak tahu apa jawaban Kamsahamnida walau sering menonton
drama Korea. Jadi, jawabannya apa teman-Teman?
Dan setelah itu pulang naik angkot dan metro mini..😂
BalasHapusMujigae rasanya otentik banget mbak persis kyk di korea bedanya ngak ada oppa ganteng aja hahahah
BalasHapusSegitu banyaknya dimakan langsung Mbak? Kok ga dibagi ke saya kwkwkwk. Jadi Mbak orang Banjar. Di Jakarta liburan
BalasHapusBarusan aku nyoba makan korea di rabenshi sultan adam. Lumayan enak sih dan pilihan menunya banyak banget
BalasHapusGwenchana kali ya mba, hihi... Lupa aku materi hanguel zaman kuliah dlu pernah mau ikutan pelatihan bahasa Korea di belakan rektorat ULM. Kimchi itu asyem tenan... Ga sukak T.T padahal asinan Korea itu katanya masuk 5 makanan tersehat dunia
BalasHapus