Saya bukan atlet, tapi saya mendamba untuk
hadir di Istora. Sebagai penonton, sebagai pendukung, sebagai penikmat cabang
olahraga yang begitu dicintai di negeri ini : bulutangkis.
Semenjak menasbihkan diri sebagai Badminton Lover, keinginan untuk
nge-Istora memang telah lama ada. Nge-Istora adalah sebutan untuk para pecinta
Badminton saat menonton langsung bulutangkis di Istora Senayan walaupun
sekarang Namanya berubah menjadi Blibli Arena tapi rasanya lebih menyenangkan
menyebutnya Istora atau Istana Olahraga.
Istora Senayan |
"Kalau enggak Ramadhan, kita nonton di
Istora," kata suami saya setahun kemarin. "Tahun depan saja ya,"
lanjutnya lagi.
Saya tidak mengiyakan tapi juga tidak
menggelengkan kepala. Di kepala saya justru bermain pikiran berapa budget yang kudu disiapkan jika ke
Jakarta hanya untuk menonton bulutangkis. Tiket masuknya aja sudah mahal, belum
lagi tiket pesawat, penginapan, dan lain-lain.
"Kalau sengaja datang sih sepertinya
enggak. Kecuali kalau ditugasin ke Jakarta lagi," kata saya ke suami. Dan
ternyata kejadian walaupun sebelumnya saya galau-galau juga antara pengin ikutan
atau tidak. Hahaha....
Perusahaan tempat suami bekerja memang punya
kantor di Jakarta. Beberapa kali suami pernah diminta datang ke kantor pusat,
baik untuk membantu suatu project, meeting dengan klien, atau apalah apalah
itu yang intinya dia jadi ngantor di Jakarta. Begitu juga dengan beberapa bulan
terakhir ini. Karena durasinya lama jadi saya ikutan dan merasakan pengalaman
nge-kost di ibukota.
Baca juga : Ikut
Suami Dinas ke Luar Kota, Yay or Nay?
Pasca Ramadhan, beberapa hari sebelum Blibli
Indonesia Open 2018 dimulai, suami kembali dapat penugasan ke Jakarta. Saya
yang masih mudik di Kalsel ikutan ke Jakarta. Suami berangkat dari Balikpapan,
saya dari Banjarmasin, dan bertemu di Soekarno Hatta. Saat saya mau naik
pesawat, suami baru tiba di bandara. Ketika pesawat saya sudah mendarat,
pesawat yang ditumpangi suami baru mau berangkat karena delay selama satu jam.
Dan pada akhirnya, sepasang suami istri ini bertemu juga. Hahaha...
Hari itu hari Senin, 2 Juli 2018. Esok hari
barulah Blibli Indonesia Open 2018
akan resmi digelar. Tapi, sebagai Badminton Lover (BL) saya tau kalau di H-1
dan H-2 itu para pemain akan latihan dan mencoba lapangan di Istora.
"Ke Istora yuk," ajak saya ke suami.
"Kapan?"
"Sore ini," jawab saya.
"Boleh deh. Sekalian pengenalan
jalan," kata suami.
Esok harinya saya memang berencana pergi
sendirian ke Istora karena suami kerja. Dan perginya jalan kaki. Jaraknya mayan
dekat dengan tempat kost saya. Lumayan juga jalan kaki buat ngebakar kalori :p.
Dan suami pasti tahu persis kalau istrinya ini suka lupa sama jalan dan arah.
Jadiii, emang pas banget kalau hari Senin itu ke Istora lagi agar lebih hafal
jalan. Walaupun beberapa bulan sebelumnya pernah ke sana juga. Jalan kaki juga
:-)
Blibli Indonesia Open 2018 |
Sampai di Istora, persiapan terus berlanjut.
Sudah ada tulisan BWF World Tour Super 1000. Hadiah uang yang banyak pada
turnamen ini dan beragam booth yang
sedang dipersiapkan. Blibli Indonesia Open memang salah satu turnamen paling
bergengsi di dunia untuk cabang bulutangkis.
H-1 menjelang Indonesia Open |
Ada beragam kelas turnamen bulutangkis. Untuk
BWF World Tour sendiri ada yang berstatus super 300, Super 500, Super 750, dan Super
1000 seperti Indonesia Open ini. Dari angkanya saja kita sudah tahu kalau ini
bukan turnamen main-main. Di atasnya hanya ada Kejuaraan Dunia dan Olimpiade.
Pemain-pemain dunia tentu tak ingin melewatkan
kesempatan untuk bertanding di Istora. Selain hadiah gede, poin besar yang
menanti, Istora Jakarta memang punya daya tarik tersendiri buat para atlet
dunia. Istora yang selalu gegap gempita dan dukungan para fans yang
luar biasa. Para atlet selalu dikejar, dimintai foto bersama, tanda tangan juga
beragam hadiah yang diberikan ke mereka.
Saat ke Istora pada H-1 itu, saya seperti
berasa mimpi bisa hadir di sana. Bagaimana pun sebagai BL, impian banget bisa
hadir di Istora menyaksikan Indonesia Open. Walaupun sebelumnya saya sudah
pernah menyaksikan Indonesia Master di Balikpapan, tapi tentu saja berbeda
dengan Indonesia Open di Istora.
Kids Zone di Istora yang sedang dipersiapkan |
Suami saya pun menyatakan hal yang sama. Karena
setelah beberapa saat di Istora, kami menyaksikan langsung para pemain dunia
yang biasanya hanya bisa dilihat di layar kaca lewat di depan kami. Ada Chou
Tien Chen dari Taipei. Lu Chiang yao dan Yang Po Han. Si kembar Stoeva dari Bulgaria,
dan eonnie serta oppa-oppa dari Korea.
Saya yang kesulitan menghafal wajah orang ini
perlu loading beberapa saat sebelum
mengenali wajah para atlet. Seperti saat Chou Tien Cien lewat, wajahnya
familiar tapi namanya lupa. Pas dia udah lewat dan mendapati tulisan China
Taipei di punggungnya baru saya ingat kalau dia itu Chou Tien Chen.
Chou Tien Cien |
Tak lama kemudian lewat lagi atlet bertubuh
tinggi yang menoleh ke saya dan menganggukkan kepalanya dengan sopan. Nah,
entah kenapa kali ini loading saya
mengingatnya lumayan cepat, mungkin karena perlakuan sopannya yang mengingatkan
saya pada saat dia bersalaman dengan Koh Hendra Setiawan seusia pertandingan,
di mana dia juga menganggukan kepala dengan sopan.
Lu Chiang Yao |
Jadinya saya langsung bilang ke dia "Lu
Chiang Yao." Dan dia jawab "Yes." Dari bahasa tubuhnya
sepertinya dia siap diajak berfoto, tapi saya tidak mengajaknya. Hahaha... Saya
menanti atlet cewek untuk bisa diajak selfie. Dan kemudian keluarlah para
eonnie dari Korea. Bertanya ke mereka apakah bisa berfoto bersama dan mereka
mengiyakan dengan senyum ramah.
Btw, saya juga lupa nama Eonnie yang saya ajak berfoto. Saya
kirimkan fotonya ke grup dan bertanya ke teman-teman siapa yang berfoto bersama
saya. Dari teman-temanlah saya tau kalau itu Jung Kyun Eun dan Lee So Hee.
bersama Lee So Hee |
Setelah eonnie-eonnie pemain ganda putri Korea
berlalu, muncul Coach Agus Dwi Santoso, pelatih Korea yang berasal dari
Indonesia bersama seorang atlet cowok. Saya memotret para BL yang berebut
berfoto bersama atlet tersebut. Ketika mereka berlalu, suami bertanya.
"Tadi tau enggak siapa?"
Son Wan Ho dan fans |
Saya bilang wajahnya familiar. Tapi namanya
lupa.
"Tadi kan Son wan Ho,” ujar suami
Hah? Saya langsung kaget. Suami ketawa dan dia
udah nebak saya enggak ngeh kalau itu Son Wan Ho jadi saya anteng-anteng aja
tidak ikutan mau foto bareng. Son Wan Ho adalah atlet tunggal putra Korea
pemegang Ranking 2 Dunia sekarang.
Hari sudah menjelang petang saat itu. Saya dan
suami pun beranjak dari Istora untuk pulanv ke kost. Suami bekerja keesokan
harinya, sementara saya punya jadwal NGeIstora.
Blibli Indonesia Open 2018 tahun ini memang
punya kesan tersendiri buat saya karena saya bisa berbisik ke stadium tempat ia
diselenggarakan, "Istora, aku datang."
Bersambung kah?
BalasHapusIyaaaa... kepanjangan ntar kalau semuanya satu postingan. Hehehe...
Hapuswah asyik ay bisa nonton langsung
BalasHapusIya, Mbak. Seru juga. Hehehe....
HapusMbak hapal sekali pemain Badminton. Sejak jarang nonton TV, saya udah gak ngikuti lagi pemain-pemain Badminton. Lee Chong Wei udah gak main lagi, ya, Mbak?😂
BalasHapusLin Dan kabarnya juga pensiun
Klo ke Istora H-1 nonton latihannya bebas masuk, Mbak? Atau bayar?
Baru tau Istora ganti nama jadi Blibli Arena. Menunggu lanjutan ceritanyaaa😄
Lee Chong Wei masih main, Mbak. Dia kalah di semifinal lawan pemain Jepang yang jadi juara. Lin Dan juga masih main. Kalah di babak pertama..lin Dan ga suka main di Indonesia. Berisik. Hehehe... kalau latihan ga boleh masuk, Mbak. Nunggu di luar pas atlet keluar aja :D
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusSayang sekali padahal sudah rencana jauh jauh hari mau nonton Indonesia Open 2018 tapi batal karena ada acara lain mau liat atraksi kevin sama berapa tinggi si viktor axelsen
BalasHapusMasih ada Asian Games dalam waktu dekat, Mbak. Tapi sayang enggak ada Viktor ya di Asian Games :-)
HapusSeru juga ya, bisa lngsung ketemu dengan para atletnya... hhehehe
BalasHapusIya, Mbak. Bisa foto-foto sama atlet yang selama ini cuma bisa dilihat di tipi. hihihi...
HapusAku malah nyuruh anak buahku dtg ke sana sekalian menggaet nasabah2 baru :p. Krn HSBC jd salah satu sponsornya. Anakku juga cerita, dia happy krn bisa ketemu banyaaaak atlet hahahah. Jd aku omelin, targetnya malah ga achieve hihihi :p.
BalasHapus