Hari
perdana ngeIstora di tanggal 3 Juli 2018, saya excited tapi juga deg-degan.
Pertama karena emang itu pengalaman pertama banget, kemudian deg-degannya
karena saya sendirian. Walaupun sebagian para BL di media sosial bilang jangan
takut sendirian karena nantinya di sana juga dapat teman. Dan beneran lho,
dapat teman juga di sana. Apalagi kalau sama-sama sendiri. Jadi deh saya dan
teman baru shalat bareng dan makan bareng di sela-sela nonton.
Istora |
Lima
hari ngeIstora membuat saya mengalami beberapa hal yang ingin saya bagi di
sini. Beberapa hal memang berbeda ketimbang saat saya nonton Indonesia Master
di Balikpapan. Jadi, saya mencoba memberikan tips atau jawaban yang kira-kira
bakal ditanyakan teman-teman yang mau ngeIstora juga. Terlebih dalam waktu
dekat ada Asian Games di mana cabor bulutangkis juga diadakan di Istora.
Jadi, siapa tahu apa yang saya tuliskan
bisa membantu.
Oya,
berhubung tahun ini adalah pertama kalinya saya nonton, tentulah pengalaman
saya tidak sebanyak teman-teman yang sudah tiap tahun menontonnya. Jadi, kalau
mau memberi masukan atau menambahkan tipsnya boleeeh sekali. Apa yang saya
tulis adalah sepengalaman saya saja. Hihihi…
Apa tiket membeli on the spot atau online?
Saya
kemarin membeli online. Beberapa
waktu sebelum turnamen tiket online
sudah dijual. Saya lupa persisnya. Mungkin antara satu atau dua bulan sebelum
turnamen tiket online sudah dijual.
Ada dua tempat penjualan tiket online
Blibli Indonesia Open 2018 yaitu Bliblidotcom dan Tiketdotcom. Saya membelinya
beberapa hari sebelum turnamen dimulai di Bliblidotcom karena kepastian ke
Jakarta juga beberapa hari sebelum turnamen berlangsung.
Waktu
itu di blibli tiket yang dijual batasnya tiga hari sebelum tanggal turnamen.
Sedangkan di tiketdotcom tujuh hari sebelum tanggal turnamen. Jadi, waktu
kepastian ke Jakarta sudah saya kantongi, saya cek di tiketdotcom tiket sudah
tidak tersedia. Sementara di Blibli masih ada. Jadi, beli di Bliblidotcom.
Apakah ada yang menjual tiket On The Spot di Istoranya langsung?
Ada
banget. Dan untuk hari pertama dan kedua kalau saya pikir lebih baik beli tiket
langsung saja karena antriannya justru tidak banyak bahkan tidak antri sama
sekali. Sedangkan antrian untuk penukaran tiket yang beli online itu panjaaaang
sekali di hari pertama.Apalagi tempat penukaran untuk yang membeli di Blibli.
Panjaaang. Sedangkan untuk penukaran tiket yang membeli di tiketdotcom
antriannya sedikit.
Antrian penukaran tiket hari pertama |
Jadi beli online tetap antri di penukaran
tiket?
Iya
di beberapa waktu tertentu tetap antri. Barcode yang kita dapatkan saat membeli
online harus ditukar dengan tiket. Untuk penukarannya ini kalau lagi banyak
antri. Tapi amannya kita udah pasti dapat tiket. Untuk hari final, antrian
pembelian tiket panjaaang sekali dan banyak yang enggak kebagian tiket. Jadi,
kalau emang mau nonton Semifinal dan Final amannya beli tiket online. Kalau
untuk babak-babak awal tidak terlalu masalah beli tiket on the spot.
Apa yang perlu disiapkan di penukaran
tiket?
e-tiket
yang dikirim ke email kita saat membeli. Dalam petunjuknya perlu di-print. Saya
print sih. Tapi saya lihat ada yang tidak di-print tapi tetap bisa di-scan
lewat ponsel. Tapi, emannya di-print kali ya.
Selain
itu juga perlu KTP buat dicocokan datanya dengan e-tiket kita. Dalam
petunjuknya, kalau yang beli bukan kita, kita perlu bawa fotocopy KTP yang
membeli itu. Misalkan kita beli tiket dari Susan, nah bawalah fotocopy KTP
Susan.
Ada
juga kasus di mana yang beli dia, tapi namanya di pembelian itu tidak sesuai
dengan KTP. Misal saya pakai ID nama Susan waktu bikin akun di Blibli.
Sedangkan nama di KTP bukan Susan. Waktu itu orang yang punya kasus seperti
itu, persis ada di depan saya. Tapi dia meyakinkan petugas kalau nomor ponsel
di pembelian itu nomor ponsel dia. “Silakan ditelpon,” katanya. Waktu ditanya
petugas nomor ponselnya, orangnya hafal jadi diloloskan.
Tiketnya ditukar dengan apa?
Barcode
tiket yang kita dapatkan ditukar dengan tiket berbentuk gelang. Nanti dipasang.
Anti air, maksudnya tidak masalah kalau kena air jadi bisa kita gunakan buat
berwudhu. Masangnya hati-hati. Jangan terlalu longgar sehingga bisa terlepas
dari tangan kita, juga jangan terlalu ketat. Scancode di tiket juga jangan
tertutup karena untuk masuk lagi itu bagian di scan sama petugas yang jaga.
tiketnya begini |
Pembelian
tiket di Istora buka jam berapa?
Ini
tergantung harinya. Ada diinfokan biasanya di Instagram atau twitter. Tinggal
kita aja cari-cari info di akun-akun bulutangkis seperti badminton.ina atau
badmintontalk.
Apakah
kalau beli tiket kelas 1 bisa dapat tempat duduk di VIP?
Tidak
bisa. Pintu masuknya beda dan ada pembatasnya.
Apakah
setelah masuk ke dalam Istora bisa keluar dan masuk lagi?
Bisa
banget. Tapi tiket harus ditangan atau digelangkan. Nanti kalau masuk, tiket
diperiksa lagi.
Apakah
tempat duduk sesuai tiket atau nomor kursi?
Enggak.
Jadi, nomor kursi di tiket itu tidak pengaruh sama sekali. Karena untuk Blibli
Indonesia Open 2018 kemarin pakai metode siapa cepat dia dapat. Jadi, kursinya
ya cepat-cepatan kalau mau dapat tempat yang strategis.
Jadi,
kursinya bisa diambil orang dong kalau ditinggalkan? Bagaimana jika pergi
sendiri tidak ada teman yang dititipin kursi?
Bisa
banget diambil orang kalau kita tinggalkan. Tapi, sepengalaman saya kemarin
yang juga sendirian ke Istora tidak terlalu masalah kalau sendiri. Sama teman
kiri kanan pakai asas symbiosis mutualisme. Jadi, mereka kadang nitip kursi ke
kita, kita juga kadang nitip kursi ke mereka. Ntar kalau ada yang mau duduk
pada bilang “Ada orangnya” Gituu….
Kursi ditinggalin kayak gini |
Trus
juga bisa dengan cara tinggalin balon tepok di kursi. Sambil titip juga sama
penonton di samping. Pakai balon tepok ini untuk hari-hari awal efektif sih.
Kecuali kalau ada penonton asing yang nonton, biasanya mereka langsung aja
duduk di tempat yang kosong. Saya mau bilangin juga bingung karena tak bisa Bahasa
Inggris. Wkwkwk…. Untuk mensiasati hal ini, bisa tinggalkan tas atau jaket di
kursi. Jadi deh semakin menegaskan kalau kursi itu sudah ada ‘pemiliknya’. Saya
sampai bawa satu tas yang saya isi kacang buat ditinggalin di kursi. Hihihi….
Ketika Balon tepok sudah tak efektif, tas dan jaket ditinggal |
Bagaimana
supaya dapat tempat strategis dekat dengan lapangan?
Datang
lebih awal. Begitu sudah menukarkan tiket langsung masuk ke dalam. Kalau pintu
Istora belum dibuka, antri di depan pintu. Demi ya demi. Jadi, semakin hari
antrian di pintu itu semakin panjaaang.
Antrian di pintu masuk |
Saya enggak protes deh kenapa yang
dapat tempat di bagian strategis kursinya enggak mau diambil sama yang datang
belakangan walaupun misalkan orangnya sedang keluar. Sebabnya untuk dapat kursi
yang strategis, mereka perlu perjuangan juga. Datang lebih awal dari yang lain.
Tersebab itu wajar dong mereka menikmati fasilitas kursi yang strategis.
Jam
berapa pintu Istora dibuka?
Kalau
untuk babak awal, sekitar 15 menitan sebelum pertandingan dibuka. Ada juga yang
setengah jam. Untuk babak semifinal dan final, karena ada hiburan seperti Raisa
nyanyi, jadi dibuka lebih awal. Biasanya ada info di Instagram atau Twitter jam
berapa pintu istora di buka. Dan sebelum pintu dibuka itu udah banyak yang
antri di pintu.
Tiket
bisa dibeli satu hari aja atau harus setiap hari?
Bisa
dibeli per hari. Ada juga tiket terusan Namanya kalau mau menonton setiap hari.
Adalah diskon tipis-tipis kalau mau beli tiket terusan. Kalau mau beli satu
hari doang juga bisa banget. Tinggal kita pilih mau nonton hari apa dan kelas
apa. Itu untuk online. Kalau beli tikat langsung di Istora, cuma bisa beli tiket hari itu untuk hari itu. Tidak bisa beli tiket untuk besok dan besoknya lagi. Waktu Indonesia Open sih begitu..
Berapa
harga tiket?
Ini
untuk BlibliIndonesia Open 2018 kemarin
Untuk
Asian Games bulan Agustus nanti bisa dilihat di link ini.
Apa
perbedaan tiket kelas 1, kelas 2, dan VIP?
Ini
ilustrasinya.
Pembagian kelas penonton Indonesia Open |
Tapi untuk Asian Games, ada perbedaan letak VIP dan category-category lainnya seperti ini :
Pembagian kelas penonton Asian Games Sumber : di sini |
Apakah
kudu menonton setiap hari?
Nah
ini tentu tiap pribadi beda. Tergantung kondisi masing-masing. Sebelum menonton
saya udah disaranin sama teman sih kalau jangan nonton tiap hari. Tepar. Dan
itu beneran. Hahaha…. Mungkin karena kita duduk mulu, trus suara di Istora
gegap gempita belum lagi penerangan lampu yang bikin mata lelah. Jadi kalau mau
nonton tiap hari kudu prima itu badan. Hihihi….
Kecuali
kalau teman-teman misalkan hanya nonton beberapa pertandingan trus pulang. Ya
tak mengapa tiap hari. Tapi kalau sudah beli tiket, kan saya kalau enggak
nonton dari awal sampai akhir. Apalagi kalau ada pemain Indonesia yang tanding.
Sayang dilewatkan.
Kalau
kondisinya tempat tinggal jauh dari Istora, misal sampai di rumah udah lewat
pukul 10 malam dan pagi-pagi kudu berangkat lagi. Jangan nonton tiap hari deh.
Hihihi… Saya aja yang cuma jalan kaki 20 menit kelelahan. Tapiiii… kembali ke
pribadi masing-masing. Walaupun jika menanyakan ke saya, tetap saya mau kasih
saran jangan tiap hari. Capek. Hahaha…
Aduh…
Ini udah panjang banget. Nanti kita sambung lagi ya di tips dan cerita-cerita
seputar ngeIstora berikutnya…
Pengalamannya seru banget bisa lihat pertandingan bulu tangkis secara langsung ...
BalasHapusPengen juga bisa lihat pertandingan, tapi sibuk terus ....
BalasHapusBerarti harus cepet-cepetan ya ...
BalasHapusRame juga ya yang lihat pertandingannya, pasti seru banget:)
BalasHapusHarga tiketnya juga masih terjangkau ya...
BalasHapusWah seru juga ya bisa nonton langsung dan beli tiketnya perlu dipikirkan yaaa
BalasHapuswah asik ya bisa nonton langsug pertandingan badminton
BalasHapusWahh lengkap banget ulasannya ya mbak, aku pernah sekali nonton di Istora, waktu BWF Championship 2014 kalau ga salah. Ini aku udh mupeng banget mau nonton Indonesia Master Januari 2019 hihi
BalasHapus