Dalam
hidup, akan ada hal-hal keliru yang kita lakukan. Hal keliru yang membuat kita
banyak belajar di kemudian hari. Termasuk keputusan saya saat membeli kulkas.
foto dari pixabay |
Setelah
menikah, mengikuti suami dan mengontrak rumah ketika baru beberapa hari
berstatus istri, barang yang kudu saya miliki di dapur adalah kompor gas
(dengan gasnya tentunya) juga kulkas. Kulkas menjadi bagian penting karena
pasar jauh, dan kondisi saya saat itu kalau ke pasar kudu diantar suami.
Suami
punya motor, tapi motornya itu motor yang pakai kopling itu log dan saya belum
bisa menggunakannya. Jadilah untuk efisiensi dalam memasak, saya harus punya
kulkas agar bisa ke pasar seminggu sekali saja dan bahan-bahannya disimpan di
kulkas.
Saat
membeli kulkas itulah, penjualnya yang mengetahui saya adalah pengantin baru
memberikan rekomendasi.
"Kulkas
ini aja." Sembari menunjuk kulkas satu pintu yang berukuran kecil.
"Dua tahun menikah aku pakai kulkas seperti ini. Cukup kok," lanjut
sang penjual.
Saya
pun terpengaruh dan memutuskan membeli kulkas itu. Lagian harganya lebih murah.
Saat itu keperluan hidup lagi banyak-banyaknya, jadi menurut saya saat itu
membeli kulkas kecil itu adalah sebuah keputusan yang tepat. Setelah
beberapa minggu baru saya menyadari itu keputusan yang keliru.
Pertama,
kulkas itu terlalu kecil.
Saya
sama sekali tidak menyalahkan penjual sih. Tapi kekeliruan jelas ada di tangan
saya. Saya dan penjual berbeda. Mungkin buat penjual kulkas itu cukup buat dia
tapi tidak untuk saya.
Saya
suka memasak, juga makan buah. Untuk menyimpan bahan masakan satu minggu, dan
juga buah-buahan kulkas itu akan kepenuhan.
Freezer-nya
pun bernasib serupa. Sama penuhnya. Belum lagi saya suka menyediakan frozen food seperti nugget. Kulkas itu
akan penuh sekali.
Kedua,
kulkas itu menghasilkan bunga es di freezer.
Awal-awal
memakai kulkas tersebut, saya tidak terlalu masalah dengan bunga es yang ada.
Jika bunga es sudah terlihat tebal, tinggal dibersihkan.
Tapi
lama-lama ini mengganggu. Berawal saya yang malas membersihkan bunga es
tersebut hingga kemudian membuat pintunya kesulitan dibuka kemudian pintunya
patah.
Patahnya
pintu ini membuat kerja freezer menjadi tidak maksimal lagi. Bahan-bahan yang
saya simpan menjadi tidak maksimal membeku. Jadinya saya harus pintar-pintar
menyimpan dan menggunakan bahan-bahan agar bisa digunakan sebelum rusak.
Hal
ini membuat saya tidak leluasa dalam beberapa hal. Seperti saya tidak bisa
membeli nugget untuk disimpan lama karena nugget yang saya simpan tidak
sempurna membeku. Begitupun saat mau mudik, saya harus mengosongkan freezer
agar tidak ada bahan yang rusak karena tidak beku maksimal tadi.
Patahnya
pintu freezer itu juga membuat titik bekunya menyebar ke bahan-bahan yang di
bawahnya. Buah yang saya taruh di kulkas menjadi beku seperti es.
Lama-lama
kulkas itu juga menjadi tambah mengesalkan karena dua hal tersebut. Mungkin
karena saya tak telaten merawatnya. Entah apa penyebabnya, bunga esnya menjadi
cepat sekali berkembang. Saya bersihkan hari ini, esok lusa sudah penuh
lagi.
Di
titik lelah itu akhirnya saya memutuskan untuk membeli kulkas baru. Kulkas 2
pintu, dengan ukuran yang lebih besar. Bersama kulkas baru itu, saya merasa
banyak tertolong.
Selain
bisa menyimpan banyak bahan, saya juga menjadi lebih bisa melakukan hal-hal
yang sebelumnya agak susah saya lakukan. Seperti :
- Membeli es krim dan menyimpannya di kulkas (Kalau dulu tidak bisa, tiap beli es krim kudu langsung dimakan. Disimpan di kulkas dia tidak bisa beku sempurna. Cair-cair gitu deh)
- Membeli nugget, sosis, dan lain-lain. Buat orang lain ini biasa. Tapi di kulkas yang lama saya menahan-nahan diri membeli ini karena kudu cepat dihabiskan. Ketika membeli frozen food ini dan bisa disimpan dengan beku sempurna, saya lega sekali. Seperti merasa terbantu dalam banyak hal.
- kalau mudik tak harus menghabiskan isi kulkas.
Dalam buku Seni Hidup Minimalis
yang sedang saya baca ada anjuran untuk mempertanyakan kepada diri kita saat
akan membeli barang salah satunya, "Apakah hidup saya akan lebih mudah
karena barang ini?" Untuk kulkas itu ya adalah jawaban yang keluar dari
diri saya.
Terkadang, ada hal-hal yang
ketika kita menggantinya dengan yang baru membuat kita lebih baik, membuat kita
menjadi lebih bisa mengerjakan banyak hal, dan merasa terbantu. Seperti itulah
yang saya rasakan kala memiliki kulkas baru. Tapi, bagi teman-teman yang
mungkin membaca tulisan ini dan memiliki kulkas satu pintu jangan baper yak.
Tiap orang itu punya keperluan
dan kebutuhan yang berbeda-beda. Saya tidak menyalahkan penjual yang
merekomendasikan kulkas kecil itu ke saya, karena memang buat beliau kulkas itu
cocok tapi tidak buat saya.
Mama saya pun memakai kulkas
satu pintu (Walau ukurannya lebih besar dari kulkas kecil saya) berpuluh tahun
dan merasa baik-baik saja juga kulkasnya terawat dengan baik. Teman-teman yang
lain mungkin juga begitu.
'Kelelahan' saya akan kulkas
kecil yang saya miliki mungkin juga karena keteledoran dan ketidaktelatenan
saya dalam melakukan perawatan. Jadi, masing-masing orang berbeda. Kebutuhan
berbeda, kesibukan berbeda, pun juga dengan kebiasaan.
Buat yang akan membeli kulkas,
semoga cerita ini bisa berguna agar memikirkan benar-benar kebutuhan kita akan
kulkas. Kulkas adalah sesuatu yang kita harapkan awet bertahun-tahun, bukan
hanya setahun dua tahun saja. Merogoh uang lebih besar tapi bisa awet
bertahun-tahun tentunya lebih hemat daripada hemat di awal tapi hanya sebentar
dipakai. Hal yang sama juga saya pikirkan kala ingin membeli mikser. Apakah
saya membeli mikser standar saja, atau mikser gede sekalian agar bisa menguleni
roti. Hahahaha....
Kalau aku semalam beli kulkas menyesuaikan budget sih dan alhamdulillah rancak kosongnya kulkasnya. Hihi. Tapi bingung jua nih kena apa freezernya muat gasan asip secara inya ukuran kecil
BalasHapusBila gasan ASIP perlu freezer yang ganal ka lah..
HapusSaya cuma punya kulkas kecil dirumah merek sharp, dan sekarang pintunya mau copot lagi, tetapi masih bisa bertahan dan esnya masih membeku, semoga aja bisa beli baru lagi ..amin
BalasHapus