Tak terasa sebentar lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadan,
untuk kemudian sebulan setelahnya menyongsong Idul Fitri. Libur Idul Fitri
kerap dijadikan sebagai ajang mudik ke kampung halaman. Tradisi mudik di negeri
ini memang begitu kental. Kota-kota besar yang sehari-hari padat akan aktivitas
penduduknya mulai sepi saat libur Idul Fitri.
Mudik di Idul Fitri walaupun banyak tantangannya karena lalu
lintas baik darat, laut, dan udara padat, tapi dirasakan sebagian orang adalah
waktu yang pas buat pulang kampung. Adanya cuti bersama, keluarga yang juga
berkumpul, serta momen sakral Idul Fitri membuat walaupun berat (Karena ramai
di mana-mana, mudik sebagai bagian dari libur Idul Fitri tetap dilaksanakan.
Ada beberapa
hal yang bisa kita lakukan agar libur Idul Fitri di kampung halaman menjadi
menyenangkan.
Pertama,
merencanakan waktu keberangkatan.
Walaupun rasanya bagaimana ya, belum berperang sudah merencanakan
kemenangan, puasanya belum, eh udah merencanakan Idul Fitri. Tapi ini
juga dilakukan demi kekhusyuan saat Ramadan. Karena sudah terencana, maka saat
Ramadan semoga kita bisa lebih fokus ibadah. Lagipula mengejar tiket jauh-jauh
hari membuat kita terhindarkan dari yang namanya kehabisan tiket, jika moda
transportasi yang dipilih yang perlu tiket.
Libur Idul Fitri 2019 ditetapkan Pemerintah dari tanggal 3 Juni sampai tanggal 7
Juni 2019. Sedangkan Idul Fitri InsyaAllah ada di tanggal 5 dan 6 Juni 2019. Sementara
itu pada hari Kamis, tanggal 30 Mei 2019 adalah hari libur nasional. Jadi, hari
Jum’at tanggal 31 adalah hari terjepit nasional. Hari terjepit menjelang libur
Idul Fitri, kebayang bagaimana situasinya. Hehehe…
Memanfaatkan hari terjepit, para karyawan mungkin bisa mengajukan
cuti agar bisa mudik lebih awal. Atau tetap masuk kerja dan mudik setelah
tanggal 31. Saya tanya suami dan beliau memutuskan untuk tetap masuk kerja
tanggal 31 itu dan kami insyaAllah akan mudik setelahnya. Hemm… Loyalitas suami
terhadap perusahaan memang tak perlu diragukan lagi. Hehehe…
Selain menentukan waktu keberangkatan, jangan lupa juga untuk
merencanakan waktu balik. Kalau saya sih biasanya nawar seminggu atau lebih
untuk lebih lama di kampung halaman. Sementara suami akan balik duluan karena
harus masuk kerja.
Baca juga : Pulang keKotamu
Kedua,
menentukan maskapai jika menggunakan transportasi udara. Tahun ini akan menjadi tahun pertama libur Idul Fitri di mana bagasi berbayar. Boleh berharap tidak
kalau tahun ini juga menjadi tahun terakhir? Semoga tahun depan bagasinya tidak
berbayar lagi. Hehehe…
Mudik pakai maskapai apa? |
Disebabkan sebagian maskapai memberlakukan bagasi berbayar, maka
kita harus pintar-pintar memilih dan memutuskan. Kalau memang dirasa barang
bawaan tak banyak, bisa pilih maskapai yang memberlakukan bagasi berbayar. Tapi,
jika barang bawaan kita dengan segala barang dan oleh-oleh yang seabrek-abrek,
bisa dihitung-hitung mana yang lebih hemat, menggunakan maskapai dengan bagasi
gratis tapi lebih mahal atau maskapai dengan bagasi yang berbayar lebih murah
tapi dengan risiko kita akan bayar bagasi.
Ketiga, fokus
ibadah di 10 akhir Ramadan.
Eh, ini termasuk yang perlu dipersiapkan? Iya dong, kan cuma
setahun sekali dan belum tentu Ramadan tahun depan kita masih diberikan usia
buat menikmati jamuan Ramadan. Sebenarnya saya setuju sih dengan wacana yang
beredar kalau sebaiknya tradisi mudik itu ada saat Idul Adha, bukan Idul Fitri.
Karena 10 akhir Ramadan itu sayaaaang sekali kalau tidak diisi dengan ibadah.
Tapi ya mau gimana, namanya juga sistem sekarang membuat Idul Fitri tetap
menjadi waktu yang pas buat mudik karena ada cuti bersama. Sementara Idul Adha,
liburnya pas hari H doang.
Menurut saya, bisa kok kita tetap mudik tapi berusaha agar ibadah
tidak keteteran juga fokus di 10 Akhir Ramadan. Misalkan merencanakan
benar-benar waktu dan moda trasnportasi yang dipilih. Printilan-printilan buat
mudik dan Idul Fitri dipersiapkan jauh-jauh hari agar tidak repot menjelang
mudik atau berjejalan di pusat perbelanjaan. Berusaha agar target-target harian
selama Ramadan tetap terpenuhi walau dalam perjalanan. Selain itu, diluruskan
niat mudiknya untuk silaturrahmi dan hal yang baik-baik. Semoga Allah
mencatatnya sebagai kebaikan buat kita.
Keempat,
kumpul keluarga dan rekreasi.
Pernah tidak merasa galau akan dua hal tersebut. Di satu sisi
pengin kumpul bersama keluarga tapi juga pengin jalan-jalan ke mana gitu mumpung
libur Idul Fitri. Sebenarnya hal itu bukan untuk digalaukan, kan bisa dilakukan
keduanya. Misalkan jalan-jalannya bersama keluarga. Tidak perlu jauh-jauh,
kampung halaman kita mungkin punya potensi wisata yang menyenangkan. Semisal,
karena saya mudiknya ke Kalimantan Selatan. Bisa jalan-jalan bersama keluarga
ke Pasar Terapung.
Baca juga : Menikmati
Pagi di Pasar Terapung Lok Baintan
Pasar Terapung |
Buat yang malas untuk jalan-jalan keluar saat libur Idul Fitri
karena di mana-mana penuh, tidak ke mana-mana pun bisa menjadi hal yang
menyenangkan. Misalkan di rumah saja bersama mama membuat masakan kesukaan, atau
pun memanfaatkan waktu buat kumpul atau silaturrahmi ke rumah mantan
teman-teman lama atau keluarga yang sudah lama tidak berjumpa.
Kelima,
Wisata Kuliner.
Buahahaha… Ini poin penting banget ya. Kekayaan kuliner Indonesia khususnya
kampung halaman masing-masing memang kerap menciptakan rindu buat para
perantau. Nah, mumpung libur Idul Fitri dan sedang mudik di kampung halaman, inilah
saatnya buat kita untuk wisata kuliner.
Buat saya yang mudik ke Kalimantan Selatan, aneka kuliner daerah
khas akan menjadi perburuan saya. Ada Soto Banjar yang tentunya tidak boleh
dilewatkan, Itik bakar berkuah merah, Ketupat Kandangan, apam Barabai, Mie
Taslim, Bubur sup Banjar, ayam panggang saos kecap dan masih banyak lagi. Ya
ampuuun… nulis ini pun dah membayangkan kelezatannya. Wkwkwkwk…..
Itik panggang kuah merah |
Ayam panggang kuah kecap |
Apam Barabai |
Baca juga : MengenalKuliner Banjar dalam acara Kelana Rasa
Kalau teman-teman, kuliner apa yang dirindukan di kampung halaman
dan ingin diburu saat libur Idul Fitri?
Itulah lima hal yang menurut saya perlu kita lakukan agar liburan
di kampung halaman menjadi menyenangkan. Semoga segala rencana berjalan dengan lancar,
diberikan kesehatan dan kemudahan serta tetap bisa memaksimalkan waktu ramadan
dengan kebaikan-kebaikan. Aamiin…
Jadi kapan mau beli tiket?ðŸ¤
BalasHapusSudah beli, akhirnya ya beli juga. hahaha...
Hapus