"Setelah
berpisah, siapa yang memutuskan kalian kembali berpasangan? Pelatih atau kalian
sendiri?" Pertanyaan itu dilontarkan kepada Muhammad Ahsan dan Hendra
Setiawan setelah mereka berdua merebut juara dunia untuk ketiga kalinya sebagai
pasangan akhir pekan kemarin. Mereka serempak menjawab "Kita." Trus
akunya yang nonton baper tidak berkesudahan.
Sang Juara Dunia Sumber ; https://badmintonindonesia.org |
Menyaksikan perjalanan ganda putra kebanggaan Indonesia ini emang penuh kebaperan. Tahun 2016 mereka digadang-gadang bisa menyumbangkan emas untuk Indonesia di ajang Olimpiade, eh, ternyata mereka malahan gugur di babak awal. Aku sebagai Badminton Lover aja sakiiiit sekali menyaksikan kekalahan mereka, bagaimana mereka sendiri ya kan. Sampai-sampai kunobatkan itu adalah kekalahan terpediiiih sepanjang sejarah perbulutangkisan yang kuikuti. Setelahnya tidak ada yang sepedih itu. Tak ada yang membuatku terluka sedalam itu.
Baca juga ; Momen Penting di Olimpiade Rio 2016
Walau alasan
sebenarnya aku menobatkan itu terpedih ya karena aku udah malas berpedih-pedih.
Gitu aja sih...
Selepas Olimpiade
2016, aku ingat banget tentunya ada ajang Indonesia GPG di Balikpapan.
Ngareeeep banget Daddies ikut serta tapi ternyata tidak ikut dong. Coach
Herry IP bertanya ke mereka mau ikut atau tidak? Koh Hendra bilang tidak dulu.
Ya gimana juga sih... Jaraknya lumayan dekat dengan Olimpiade yang baru
selesai. Luka belum tertutup dengan sempurna.
Baca
Juga ; Indonesia GPG di Balikpapan
Saking penginnya
nonton Daddies saat itu, suami sampai nyuruh aku berfoto dengan pamflet mereka
saja yang ada di sekitaran booth Yonex (Waktu itu mereka masih pakai apparel
Yonex).
Japan Open dan
Korea Open adalah turnamen awal yang diikuti Daddies pasca Olimpiade. Oh ya
kenapa mereka dipanggil Daddies? Simply, karena keduanya bapak-bapak. Di
Jepang dan Korea, mereka kalah di semifinal dan perempat final. Aku lupa yang
mana yang kalah di QF dan SF, tapi tentu saja aku ingat banget yang
menghentikan langkah mereka di dua turnamen itu adalah Liu Yuchen dan Li
Junhui. Ganda putra China itu mainnya cepat banget dan Daddies tidak bisa
mengimbanginya. Aku merasa blaaaassssss gimana gitu saat itu. Merasa era-nya
Daddies sudah habis. Sedih... Tapi ya mau gimana. Ingat lagi yang paling pedih
adalah kekalahan mereka di Olimpiade.
Setelah Jepang
dan Korea, mereka coba dipasangkan dengan pasangan muda. Ganti-gantian gitu dipasangkan
dengan Berry Anggriawan dan Rian Agung Saputro. Di akhir tahun, Hendra Setiawan
memutuskan mundur dari Pelatnas dan berkarier profesional dengan berpasangan
dengan Tan Boon Heong dari Malaysia. Sementara Muhammad Ahsan tetap di Pelatnas,
ia berpartner dengan Rian Agung Saputro.
Prestasi terbaik
mereka sepanjang 2017 adalah Runner Up Australia Open untuk Koh Hendra
dan Runner Up Kejuaraan Dunia untuk Babah Ahsan. Oh, jangan lupakan juga
momen di Agustus 2017, lupa siapa mengunjungi siapa, yang pasti mereka kompak
pasang foto di instagram masing-masing. Babah Ahsan dengan caption
"Kangen2an dulu." Sementara Koh Hend menggemparkan dengan caption
"Prepare for Olimpyc 2024." Pada kolom komentar instagram Ahsan pun,
Hendra juga menyebut-nyebut tentang persiapan Olimpiade 2024.
Prepare for olympic katanya |
Kangen2an |
Kesannya bercanda
karena itu disebut 2024 yang masih jauuuh sekali tapi siapa tahu mereka memang
serius membicarakannya saat itu cuman disamar-samarkan signal mereka ini dengan
menyebut Olimpiade 2024. Padahal yang mereka incar Olimpiade 2020. Beneran
mereka menggadang-gadang ikut Olimpiade saat itu? Ya ga tahu siiih. Aku kan
cuma mengira-ngira. Wkwkwk...
Walau dalam salah
satu wawancaranya koh Hendra bilang bahwa dia berniat serius ikut Olimpiade saat
Asian Games. Saat itu, Hendra Setiawan tidak menjadi bagian dari tim Indonesia.
Di saat itu Hendra terbentik ingin ke Olimpiade karena yang terbaik yang akan
dikirim dan ia ingin membuktikan kalau dia masih bisa bersaing.
Oh ya, jangan
lupakan juga kebaperan BL yang dipimpin oleh ketua tim gagal move on
Daddies berpisah yaitu Mbak Amelia Widy saat liputan di Denmark dan Perancis. Saat
Babah dan Captain saling mengobrol akrab, dan Koh Hendra diceritakan menunggu
Babah yang lagi shalat Jum’at buat sama-sama pergi cari oleh-oleh buat
anak-anak. Duuuh…. Baper akut.
Sumber blog Ameliawidy |
Penghujung 2017,
kabar mengejutkan datang, the Daddies yang berpisah itu kembali bersatu di
Kejurnas. Katanya sih buat meramaikan aja. Ada wawancara yang bikin aku baper
yaitu saat Ahsan ditanya gimana gitu perasaannya balikan sama mantan sama koh
Hendra? Kata Ahsan. Senang... Bisa sekamar lagi juga. Duuh ya.. Makin baper lah
ini para team Daddies yang gagal move on walau mereka saat itu masih
bersama pasangan masing-masing.
Piagam Penghargaan Kejurnas Sumber : ig king.chayra |
Di Kejurnas itu
mereka juara. Semacam ada aturan gitu siapa yang juara di Kejurnas maka bisa
masuk Pelatnas lagi. Jadiiii.... Gimana ini Koh Hendra? Masuk Pelatnas lagi
kah? Dan ternyata iyaaaa. Walaupun statusnya magang.
Postingan Ahsan sebelum India Open mengabarkan mereka kembali berpasangan Sumber : Ig king.chayra |
Hendra dan Ahsan
kembali dipasangkan dan memulai debut mereka di India Master. Di turnamen
tersebut mereka berhasil masuk semifinal. Di semifinal dikalahkan oleh junior
mereka yaitu Kevin Sanjaya dan Marcus Fernaldi Gideon.
Torehan prestasi
Daddies kembali dibuat saat di Singapore Open bulan Juli 2018. Mereka
sukses menjadi juara. Hendra pun memasang foto kemenangannya dengan caption
kalau serasa lama sekali ia tidak merasakan euphoria juara, tapi ia tak pernah
kehabisan semangat untuk bulutangkis Indonesia dan caption-nya itu bukan
sekadar caption.
Sumber ; ig hendrasansan |
Walau belum juara (saat itu) tapi performa mereka di tiap turnamen bukan kaleng-kaleng. Mereka bisa menjejak
dua semifinal beruntun, dan lolos juga ke World Tour Final, di mana hanya 8
pemain ganda terbaik dunia yang performanya paling oke di tahun tersebut yang
berhak akan tiket WTF. Walau hasilnya tak menjadi juara namun berhasilnya
mereka mendapatkan tiket WTF layak diapresiasi. Respect.
Awal 2019, para
Badminton Lover (BL) kaget ketika keluar nama-nama atlet yang masuk Pelatnas,
mereka tidak menemukan nama Daddies.
Ternyata pada akhir 2018, sebelum pengumuman itu keluar, sebuah
keputusan dibuat, Muhammad Ahsan dan Hendra Setiawan memutuskan untuk hengkang
dari Pelatnas. Tapi status mereka istimewa. Walaupun keluar dari Pelatnas tapi
mereka masih bisa tetap berlatih dan menikmati fasilitas Pelatnas. Namun untuk
turnamen mereka memakai biaya sendiri, bukan dari PBSi lagi. Hal itu juga
terlihat dari jersey yang mereka pakai. Jika pemain pelatnas disponsori oleh
Blibli, maka Ahsan dan Hendra lain sendiri.
Keluar pelatnas
adalah hal pertama yang dilakukan oleh Muhammad Ahsan semenjak ia masuk
Pelatnas pada tahun 2002. Sementara bagi Hendra Setiawan, itu adalah kali
ketiga. Ia pernah keluar selepas meraih emas di Olimpiade Beijing 2008, masuk
lagi di tahun 2013 dan dipasangkan dengan Ahsan, keluar lagi di akhir tahun
2016, masuk lagi di awal 2018 dan keluar lagi di akhir 2018. Tapi kali ini,
keluarnya dibarengin sama partnernya : Ahsan.
Liga India adalah
salah satu alasan kenapa mereka keluar dari Pelatnas. Mereka berdua mengikuti
liga itu sementara dari PBSI sendiri punya peraturan atletnya tidak boleh ikut
liga di luar negeri. Jadi, seperti winwin solution untuk Daddies dan
PBSI. Mereka keluar dari Pelatnas jadi bisa ikut liga India dan mereka masih
tetap berlatih di Pelatnas sehingga bisa jadi sparring partner dan
panutan buat para juniornya. Di liga India tersebut, team Daddies pun berhasil menjadi
juara.
Tahun 2019
kemudian datang, mereka tetap berpasangan dan Booooomm... Mereka kembali
mengguncangkan perbulutangkisan dunia. Membuat takjub dan kagum memenuhi
hati-hati para BL dan membungkam mereka yang berkata bahwa Ahsan dan Hendra
telah habis. Mencapai final Indonesia Master, juara All England, runner up
Singapore Open, juara New Zealand Open, runner
up Indonesia Open, dan yang terbaru masih hangat-hangatnya adalah mereka
berhasil menjadi juara dunia.
Chemistry antara
kedua pemain ini kalau dinilai dari 1 sampai 10 maka nilainya 11. Hahaha… Ada
banyak interaksi mereka di lapangan yang ya gimana ya lihatnya, bikin baper
gitu. Salah satu contohnya saat di Djarum Super Liga, karena berbeda club
mereka saling berhadapan sebagai lawan. Ada satu momen di mana Ahsan terjatuh
dan sepatunya lepas, eh, koh Hendra yang saat itu jadi lawan justru mendekati
Babah dan ingin membantu berdiri.
Ketika turnamen
All England 2019, di semifinal dan final, Hendra Setiawan yang cedera di cover
oleh Ahsan. Tekad dan mental juara mereka begitu kuat hingga walaupun dalam
kondisi Hendra cedera mereka berhasil menjadi juara. Sesaat setelah menjadi
juara, Hendra terduduk di bangku di tepi lapangan. Ahsan datang mendekat dan
merangkul bahu partnernya itu sementara Hendra menepuk paha Ahsan. Suasana
akrab yang sweet banget bahkan diakui oleh istrinya masing-masing kalau
suami-suami mereka itu so sweet satu sama lain. Hahaha….
sumber https://badmintonindonesia.org |
Hendra dan Ahsan
ini juga menjadi panutan bukan hanya para pebulutangkis tanah air tapi juga
dunia. Ketika mereka juara, ramai-ramai para pebulutangkis negara lain ikut
mengucapkan selamat dan seperti ikut berbahagia dengan kemenangam mereka. Tak
hanya satu dua pemain juga yang terang-terangan menyebut mereka idola.
Hendra dan Ahsan
bukan hanya berprestasi tapi attitude mereka di lapangan juga menjadi
sorotan. Betapa mereka ramah, baik, dan rendah hati. Indonesia tentu saja
bangga memiliki legenda hidup seperti mereka. Di usia yang tak muda lagi untuk
ukuran atlef bulutangkis mereka masih bisa berprestasi dan menjadi panutan
untuk atlet dunia lainnya.
Mereka pernah
bersama, kemudian berpisah dan berpasangan dengan yang lain untuk kemudian
memutuskan bersama lagi. Setiap melihat momen perjuangan dan kemenangan Ahsan
Hendra saya selalu teringat perjalanan mereka pasca Olimpiade 2016. Kali Kedua
mereka berpasangan ini seolah tak ingin saling melepaskan lagi, makanya lagu Kali
Kedua dari Raisa cocok sebagai soundtrack perjalanan mereka. Wkwwkwkk...
Cukup sekali saja, aku pernah merasa, betapa menyiksa kehilanganmu.
Kau tak terganti. Kau yang selalu kunanti. Takkan kulepas lagi.
Mereka punya satu
tujuan, ke Olimpiade Tokyo 2020. Semoga saja apa yang tertunda di 2016, bisa
mereka wujudkan di 2020. Apa itu? Emas Olimpiade.
Moga bisa dapat emas olimpiade 2020..😁
BalasHapusAamiin ya Rabb... :-)
HapusSeptember mereka ikut eksebisi di Banjarmasin, Yan, ama Minions. Nonton ga?
BalasHapusBukan di Banjarmasin-nya, Mbak. Tapi di Batulicin, 5 jam lagi dari Banjarmasin. Jauh, Mbak. Ga nonton 😅😅😅
Hapusmbaak, saya berkacakaca baca inih 😅
BalasHapusbiasanya cm liat apdetannya di Imel
ini jd pen komen
smoga emas buat daddies di olympic yaa
super series minons aja gpp, meh mecahin rekor lyd
Iyaaa. Aamiin. Minions masih ada kesempatan 2024. 2020 semoga rezekinya Daddies. Lama banget aku pengin nulis ini, Mbak. Tiap dengar lagu kali kedua baper ingat Daddies. Hahaha..
HapusWah memang so sweet banget nih ya Mbak hihi. Semoga saja deh bisa sampai di olimpiade selanjutnya aamiin
BalasHapusAamiin. Iya, Mbak. Mereka inj chemistry-nya tumpah-tumpah dah.. Hihihi
HapusSemoga bisa memenangkan olimpiade lagi nih ya Mbak, dan bisa membawa nama baik Indonesia
BalasHapusEmas kedua buat Hendra dan emas pertama buat Ahsan ya, Mbak...
HapusWah ini berarti sudah pernah ditinggalkan nih ya. Kemudian kembali berpasangan lagi
BalasHapusIya bener. Udah putus trus balikan lagi 😂😂😂
HapusCerita tulisan bunda sangat menarik dan membawa aku terkesima walaupun udah jarang nonto bulu tangkis di tv atau di acara manapun.
BalasHapusPostingan mba mengingatkan ku lagi hehehe 😂
Sekarang bulutangkis sering ditayangkan di TVRI, Mas. Tapi pakai antena biasa supaya ga diacak :-)
Hapus