Siapa
kenal Nex Carlos? Youtuber yang tenar dengan slogan ‘Mamen’ dan ‘Makan cuy’ ini
baru saya ikuti banget setelah dia ke Balikpapan beberapa waktu yang lalu.
Sebelumnya sih udah pernah beberapa kali nonton youtube-nya dia. Tapi ya udah
sih gitu aja. Tapi setelah dia ke Balikpapan, saya dan suami jadi keranjingan
nonton vlognya.
Apalagi
makin ke sini, makin lucu sih. Vlognya itu kayak perpaduan humor dan review
makanan. Celutukannya, editan, plus tik tok dialognya dengan kameramen kayak
lucu aja gitu. Entahlah apakah selera humor saya receh atau emang dia lucu.
Yang pasti, videonya menghibur buat saya.
Waktu
ke Balikpapan, ada 4 kuliner yang di-vlog-kan sama Nex Carlos yaitu : Pangsit atau
mie ayam Pocong, nasi kuning, sup konro BCA dan Haur Gading.
Di
antara semua itu saya cuma pernah ke Haur Gading dan penasaran abis sama sop
konro BCA karena paru gorengnya dapat stempel ‘ga ada obatnya’ alias enak ga
ada saingannya gitu. Kalau ada saingannya atau yang lebih enak ya ada obatnya.
Menuju
sup konro BCA itu tidak semulus yang saya harapkan. Bukan yang saya ingin
langsung berangkat gitu. Pertama, karena bukanya cuma siang, sementara
saya agak kesulitan jalan siang hari kecuali weekend. Apalagi kabarnya
kalau pas jam makan siang itu kudu antri karena tempatnya yang terbatas. Di video
Nex Carlos juga bilang kalau sudah agak siang, stoknya bisa habis. Kedua,
hari minggu tutup. Jadi, saat saya dan suami merencanakan mau ke sana minggu,
trus cek di google katanya hari minggu tutup jadi harus pekan depannya lagi ke
sana.
Sebenarnya
saya belum pernah sama sekali coba yang namanya sup konro. Jadinya sewaktu Ririn
teman saya datang ke Balikpapan dan dia nanya makanan khas apa yang bisa ia
nikmati di Balikpapan. Buat makan berat karena dia lapar. Saya bilang aja sup
konro. Sebenarnya bukan makanan khas sih ya karena aslinya ini makanan khas Bugis, tapi karena di Balikpapan banyak pendatang dari suku Bugis jadi makanan khas Bugis lumayan banyak bisa kita temui di calon ibukota kota ini.
Tadinya saya mau ngajakin Ririn ke sup konro BCA itu tapi karena Ririn
tidak bisa keluar siang akhirnya batal deh. Kemudian kami hanya menyantap sup
konro di wilayah Gunung Sari di malam hari. Itulah kali pertama saya menyantap
sop kunro dan rasanya enak sih menurut saya. Masuk aja gitu di selera saya.
Sup Konro di Gunung Sari |
Berbekal
mencicipi sup konro pertama di wilayah Gunung sari (Jadi ada perbandingan, plus dengan review Nex
Carlos, suatu hari di sabtu pagi saya pun menuju ke sup konro BCA. Letak
warungnya emang di gang sempit. Di mana di gang itu ada beberapa warung.
Warungnya memanjang gitu, tempat duduknya juga terbatas, jadi buat yang mau
makan di sana kalau penuh ya nunggu dulu.
Di ujung depan gang ini letak warungnya. Saya masuknya dari arah belakang. |
Untunglah
saya datang pagi, jadi kebagian kursi. Tapi sayangnya karena datang pagi, paru
goreng yang ga ada obatnya versi Nex Carlos itu masih digoreng. Akhirnya mesan
sup konro aja deh.
Paru gorengnya sedang digoreng |
Selain
sup konro, ada sup saudara. Katanya sih bedanya kalau sup konro itu tulang iga,
kalau sup saudara potongan daging dan tetelannya. Tapi saat sup konro disajikan
potongan iganya kecil sih. Ga besar seperti sup konro yang saya nikmati di
Gunung Sari atau juga tak sebesar iga yang dinikmati sama orang yang duduk di
sebelah saya. Hehehe....
Sup Konro BCA |
Sop
kunro itu berwarna hitam layaknya rawon dan seperti ada rasa kacang-kacangnya.
Dagingnya sih empuk. Bumbu juga mayan berasa. Disajikan dengan sebakul nasi.
Tapi karena ada perbandingan dengan soup konro yang saya makan sebelumnya, saya
lebih suka sup konro di Gunung Sari sih. Masalah seleraaaaa....
Saking
penasarannya dengan paru gorengnya akhirnya saya nunggu sampai paru gorengnya
matang dan minta dibungkus saja. Untunglah bawa wadah sendiri jadi lebih
gampang bungkusnya walau masih panas sekali. Paru gorengnya baru diangkat dari
penggorengan. Beberapa potong paru goreng pun langsung dipindahkan ke wadah
saya kemudian ditaburi dengan bawang putih goreng.
Paru goreng dengan taburan bawang putih di atasnya |
Saat
saya coba... Uwow... Paru gorengnya emang ga ada obatnya, Mamen. Enaaaak
sekali. Rempahnya berasa, bumbu meresap, dan empuuuk tanpa perlawanan saat
dikunyah. Ketika menikmatinya saya paham kenapa disebut Nex Carlos ga ada
obatnya karena emang enak banget. Dia gorengnya ga kering-kering banget jadi
masih ada basah-basahnya gitu. Apalagi saat dinikmati dengan taburan bawang putih
goreng. Wow... tambah lezat dan sedap.
Akhirnya
terjawab sudahlah rasa penasaran saya sama sup konro BCA dan paru gorengnya. Sup
konro BCA ini katanya udah terkenal sekali dan lama sekali jualannya. Sudah
punya pelanggan buanyaaaak. Apalagi pasca di-review Nex Carlos. Dan saya sih
sukanya sama paru gorengnya.
Kalau
teman-teman ke Balikpapan dan mau merasakan paru goreng yang nikmat bisa ke sup
konro BCA, letaknya ada di Pasar Baru Balkkpapan di gang persis di sebelah BCA alias
Bank Central Asia. Untuk harga supnya per porsi 40 ribu.
Ke sana lagi kah? 😂😂😂😂😂
BalasHapusMau bungkus paru gorengnya aja 😂
HapusWah, saya suka banget ama yang namanya paru goreng. Apalagi kalau dimakan dengan soto. Paru gorengnya kelihatan enak banget. Jadi ngiler. Sayang saya jauh banget dari Balikpapan.
BalasHapusPerpaduan yang pas emang ya mbak. Di Balikpapan lumayan banyak yang jual kuliner khas Bugis :-)
HapusWah, saya belum pernah makan dua sup ini padahal waktu tinggal di Ternate banyak yang jualan keduanya. Baca review kelezatan rasanya bikin pengin coba nih :D
BalasHapusCobain lagi kalau ketemu mbak. Saya penasaran pengin coba di Makasarnya langsung :-)
HapusAKu suka sup konro dan paru goreng, tapi parunya yang kriuk kayak keripik itu loh bukan kayak gini hehehe. Emang deh kalo halan2 kita jangan sampai ketinggalan menikmati kelezatan kulinernya ya :)Btw lihat fotonya lagi jadi pengen coba si paru goreng dengan taburan bagwang ini yummy!
BalasHapusSeperti di rumah makan Padang ya mbak yang kriuk. Itu emang ga crispy tapi bumbunya meresap banget. Hihihi...
HapusSaya rasa, sup konro di mana-mana memang enak. Soalnya bumbunya sup konro itu banyak banget, mulai dari bumbu kluwek yang dicampur cengkeh. Terakhir kali saya makan sup konro di daerah tetangganya orang Bugis langsung, yaitu di kota Makassar. Begitu supnya abis, saya langsung nyesel karena kayaknya saya perlu porsi dobel.. :))
BalasHapusBener, Mbak. Bumbunya kuat banget ya dan direbus lama jadi meresap plus iganya juga jadinya empuk. jadi pengin sup konro lagi :-)
Hapus