ASUS Blogger Gathering memang
sudah selesai sabtu sore, tanggal 7 September 2019 lalu. Tapi, semuanya belum
benar-benar selesai. Masih ada PR sekaligus tantangan buat para peserta yaitu
lomba blog. Hadiahnya pun sangat menggiurkan, sebuah laptop ASUS X441.
Bukankah
impian semua blogger punya senjata buat ngeblog? Walaupun sudah punya tetap
saja ada alasan buat tetap pengin punya yang baru. Misalkan yang lama sudah
uzur, atau yang dipunya makainya barengan sama penghuni rumah yang lain.
Saya dan suami pun bertekad untuk
ikutan. Terlebih saat ada event ASUS ini suami juga mulai ngeblog lagi dan beliau juga
sangat tertarik dengan dunia per-gadget-an apalagi laptop. Pas acara pun
melihat katalog berbinar-binar wajah suami dan berucap pengin memiliki salah
satu di antara produk tersebut. Saya angguk-angguk saja trus bengong lihat
harganya. Wkwkwkwk… Tapi semoga saja ada rezeki mendapatkan produk ASUS
impiannya ya suami. Aamiin….
Sampai kucel keseringan dibuka |
Shalawatin dulu.. |
Sayangnya, seminggu belakangan,
suami benar-benar sibuk dengan pekerjaannya. Sampai lembur di rumah setiap
malam. Rencana menonton Gundala pun terpaksa harus kami lewatkan karena begitu
sampai rumah sepulang kerja, shalat dan makan, eh beliau kerja lagi. Hal itulah
yang membuat beliau kemudian menjadi batal ikutan lomba.
Bagaimana dengan istrinya?
Saya yang tipikal deadliners
sejati ini, mengerjakan segala sesuatu menjelang deadline masih santai
saja di awal pekan. Rabu malam saya coba coret-coret draft yang mau saya
kerjakan. Kamis, berbekal kopi Nam Min, saya mulai menghadap laptop dan menulis. Jangan bilang saya lancar
menulisnya, banyakan bengongnya daripada ngetiknya. Wkwkwk… Kata-kata seolah
enggan keluar dari ujung jemari. Sampai sore, hanya beberapa alinea yang saya
dapat. Itu pun saat malam tiba, saya jadi tidak sreg dengan apa yang saya tulis
dan mencoba mencari ide lainnya.
Hari Jum’at tiba, batas waktu
lomba semakin dekat. Suami udah wanti-wanti selesaikan segala sesuatunya hari
Jum’at karena weekend, gantian dia yang pakai laptop. Maklum laptop yang
bisa hidup cuma satu, makanya perlu satu lagi #kode. Hihihi….
Kemudian selesaikah hari Jum’at?
Tentu
tidaaak. Hahaha….
Akhirnya
saya melanjutkan mengetik dengan hape. Sementara suami tetap berkutat dengan
pekerjaan kantornya yang seolah tak ada habis-habisnya itu. Demi ketahanan
energi nasional yak, Bapak Planner. Hihihi….
Hari minggu, tulisan buat lomba
itu belum jadi-jadi juga. Teman-teman di grup satu per satu menyetorkan
link-nya dan saya sukses dibuat jiper dengan tulisan teman-teman. Di situlah
awal bermula saya merasa menjadi atlet bulutangkis.
Atlet bulutangkis yang sudah
bersiap memasuki lapangan pertandingan, tapi kemudian jiper melihat lawan saat
pemanasan. Di mana lawan terlihat begitu siap bertanding, smash-nya kencang,
netting-nya mantap, dropshot-nya mematikan.
Sementara
saya?
Aiiiih…
Rasanya pengin setop dan tidak jadi turun ke lapangan. Tapi sudah kepalang
tanggung, pertandingan akan dimulai sebentar lagi. Saya harus tetap maju ke
lapangan pertandingan.
Begitu
deadline selesai dikumpulkan, beberapa teman di grup bilang kalau mereka
lelah. Ada yang bilang mengerjakan siang dan malam. Ada juga yang cerita kalau
jarinya gempor karena mengetik panjang hanya menggunakan ponsel. Ternyata bukan
saya saja yang lelah. Dari situlah, saya jadi belagak berasa atlet.
Teringat
saat Rinov Rivaldi, salah satu atlet ganda campuran bulutangkis Indonesia
curhat ke Debby Susanto, seniornya yang sudah pensiun. Rinov cerita pasca
kekalahan dia (Kalau tak salah di Kejuaraan Dunia). Rinov bilang dia sudah
latihan keras tapi tetap saja kalah. Kemudian dibalas Debby “Yang lain juga
latihan. Bukan kamu saja yang latihan.”
Saya
lelah mengerjakan lomba itu, yang lain juga lelah. Terlebih saat membaca
tulisan teman-teman yang lain, uwow, pada kece-kece semua. Kata-kata Debby yang
ditujukan pada Rinov semakin terngiang-ngiang di benak saya.
“Kamu
latihan keras, yang lain juga latihan keras.” Kalau di saya kata-kata itu
menjadi “Kamu berusaha keras menulis konten yang bagus, yang lain juga berusaha
keras.” Kemudian jiper sendiri.
Saya
pun menurunkan ekspektasi, yang tadinya target pengin laptop, jadi masuk 10
besar aja sudah syukur Alhamdulillah… Wkwkwk…. Ibarat kata tadinya pengin
juara, semifinal aja sudah syukuur. Hihihi….
Pengumuman
pemenang dijadwalkan Kamis, hari Selasa malam, Mbak Rien mengabarkan kalau
nama-nama pemenang sudah beliau kantongi. Grup langsung heboh. Kata Mbak Rien,
akan diumumkan besok pagi (Hari Rabu ini), tapi ternyata Mbak Rien dan peserta
sama-sama cepat-cepat ingin memberitahu dan tahu. Pengumuman pun langsung
diumumkan selasa malam itu juga.
Pengumumannya bisa dibaca di sini.
Alhamdulillah
saya masuk 10 besar, sesuai ekspektasi setelah diturunkan. Hahaha…
mohon maaf ga ke-capture semua. |
Kata salah
seorang kawan baik, kok diturunkan sih ekspektasinya? Jangan-jangan kalau tidak
diturunkan saya dapat laptop karena ucapan adalah doa. Eh, benar juga ya? Tapi
ya mau gimana, kalau kata Rani si Kucing the Explorer bukannya pesimis atau apa,
tapi tahu diri. Yup, saya juga gitu : tahu diri. Takut berharap terlalu tinggi
kemudian terpelenting. Sadar diri masih banyak dari tulisan dan postingan saya
yang kudu diperbaiki.
Lalu,
siapa yang berhasil mendapatkan laptop?
Yang
beruntung adalah Kak Rosanna Simanjuntak.
Saya
pun langsung meluncur ke blog pemenang. Sebelumnya saya memang membaca beberapa
postingan teman-teman, tapi punya Kak Ros belum sempat saya baca. Begitu saya
baca, saya pun langsung berujar “Panteeeees juaraaaa. Tulisannya emang
juaraaaa…”
Tulisan
Kak Ros benar-benar mengalir, dari awal sampai akhir. Konsep soft selling-nya
benar-benar dapat. Membaca tulisan Kak Ros, saya seperti dibawa kembali hadir
pada acara ASUS Blogger Gathering di Hotel Aston dari sudut pandang Kak Ros
sebagai peserta yang kocak dan semangat.
Mengikuti sharing menulis dari Mbak Rien, dan penjelasan tentang
digital nomad serta gadget yang mumpuni dari Mas Afithk.
Sementara
peserta lain bagaimana?
Jadi,
setelah acara selesai dan pengumuman lomba blog diutarakan, Mbak Rien
memberikan contoh pemenang lomba dari daerah lain yang tulisannya memikat
panitia. Nah, peserta lomba blog dari Balikpapan sepertinya menjadikan tulisan
itu sebagai acuan. Saya maksudnya. Wakakaka… Sehingga konsepnya jadi ya
begitu-begitu. Sementara Kak Ros, mengemas tulisan dengan ala Kak Ros sendiri.
Beliau memang layak jadi juara. Demikian komen sotoy saya.
Mengikuti
lomba blog, sama halnya dengan turun ke lapangan pertandingan bagi seorang
atlet. Saat seorang atlet latihan keras, yang lain juga latihan keras. Saat
kamu berusaha bikin konten yang menarik, yang lain juga sama. Saat kamu
berusaha mengejar menjadi juara, yang lain juga begitu.
Apa
yang membedakan?
Bisa
jadi jam terbang, porsi latihan, juga fasilitas serta kemauan yang kuat dan
juga factor X yaitu faktor rezeki. Lewat lomba ASUS ini saya belajar sekali
tentang hal itu dan banyak pelajaran lain lagi yang bisa dipetik.
Namun
yang lebih penting, adanya ASUS Blogger Gathering dan Lomba Blog ini, seperti
mementik api semangat di kalangan teman-teman Blogger Balikpapan buat
berkompetesi dan ngeblog lagi. Pada nyariin lomba blog dan pada mau ikutan
jadinya. Ahahaha… Semangat, Teman-teman.
Terima
kasih ASUS Indonesia. Terima kasih Mbak Katerina S. Sampai jumpa lagi di lain
kesempatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah memberikan komentar di blog saya. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menyaring komentar spam ^_^