Jakarta Banjir.
Kabar itu saya dapatkan di pagi
hari Selasa, 25 Februari 2020. Kabar itu terasa berasa lebih buat saya karena
di hari itu saya sudah menjadwalkan terbang ke Jakarta bersama suami. Tiket
sudah dibeli untuk Pukul 09.55 dan hotel pun sudah dipesan untuk dua hari.
Suami pun sudah mengajukan cuti untuk tiga hari.
Ditunda? Tentu saja rasanya tidak
mungkin karena saya pergi ke Jakarta untuk menghadiri undangan di Islamic Book
Fair keesokan harinya.
“Bismillah saja ya,” kata saya ke
suami. Beliau mengangguk setuju.
Kami pun ke bandara dengan saya
yang terus memantau situasi banjir dari status, cuitan, dan Instagram beberapa
akun. Tadinya saya merencanakan naik kereta bandara, tapi info yang saya dapat
stasiun Sudirman lumpuh. Alternatifnya naik taksi atau DAMRI. Info-info terus
saya kumpulkan sampai saya harus mematikan ponsel selama penerbangan.
Sampai Jakarta, pikiran saya masih
tak menentu rasanya. Bayangan tidak bisa mencapai hotel karena Jakarta terendam
air memenuhi pikiran saya. Saya berkomunikasi dengan suami, menarik napas
supaya tidak terlalu cemas, dan mencoba membikin rencana baru jika kami tidak
bisa menuju hotel di Kawasan Thamrin. Mungkin akan pesan hotel di sekitar
bandara gitu dan semoga esok hari banjir di Jakarta sudah surut sehingga saya
bisa menghadiri acara pembukaan Islamic Book Fair 2020.
DAMRI jurusan Thamrin City - Bandara Soekarno Hatta |
Setelah mengambil bagasi, saya dan
suami menuju terminal DAMRI. Saya bertanya DAMRI jurusan Thamrin City. Petugas
menyebutkan kalau DAMRI jurusan Thamrin City lama datangnya, bisa satu atau dua
jam. Beliau mengusulkan saya mengambil jurusan Gambir karena lebih cepat
datangnya. Saya ragu. Kalau arah Gambir menuju Thamrin City banjir bagaimana?
Saya cek di Google Map perjalanan memakan waktu dua jam lebih. Akhirnya saya
dan suami memutuskan untuk makan dan shalat dulu, supaya pikiran dan perut
tenang.
Oh ya, saya sempat juga bertanya ke taksi online di bandara. Ketika disebut tujuan saya Thamrin, mereka menolak mengangkut saya. Katanya Thamrin banjir. Makin cemas dong.
Oh ya, saya sempat juga bertanya ke taksi online di bandara. Ketika disebut tujuan saya Thamrin, mereka menolak mengangkut saya. Katanya Thamrin banjir. Makin cemas dong.
Lupa pesan pangsit goreng. wkwkwk... |
Waktu dzuhur baru masuk beberapa
menit lagi, jadinya saya dan suami makan dulu. Pilihan kami tentu saja Bakmi
GM. Salah satu hal yang bikin kami pengin ke Jakarta. Hahaha… Bakmi GM belum
ada di Kalimantan sih.
Shalat dzuhur di Mushalla Bandara |
Setelah
makan dan perut kenyang, kami pun shalat dzuhur dan ashar. Setelah selesai
shalat, kembali ke terminal DAMRI. Bertanya tentang DAMRI jurusan Thamcit dan
tetap menjawab jawaban yang sama. “Lebih baik ambil jurusan Gambir.” Setelah
berdiskusi dengan suami, kami pun mengambil jurusan Gambir.
Sebelumnya
saya juga berkomunikasi dengan Ana yang kantornya dekat Gambir. Katanya di
Gambir tidak banjir, kering. Tapi entah jalan menuju Thamrin City. Kak Aisyah
Dian juga bilang kalau DAMRI jurusan Gambir lebih aman menerjang banjir karena
bus-nya besar dibanding yang ke Thamrin City. Tiket pun di tangan setelah
membayar 100 ribu rupiah. Per orang tarifnya 50 ribu rupiah.
Tiket DAMRI sudah di tangan |
Setelah tiket di tangan, duduk di
ruang tunggu. Baru duduk sebentar, eh, ada yang teriak.
“Thamrin City. Tanah Abang.
Thamrin City. Tanah Abang.”
Sebagai penanda kalau DAMRI
Thamrin City ada, baru datang, dan akan berangkat.
Lah?
Padahal baru aja beli tiket
jurusan Gambir. Hahaha…
Suami pun mengusulkan agar saya
bertanya ke loket, bisa tidak tukar tiket atau bagaimana baiknya. Akhirnya saya
pun bertanya dan menjelaskan duduk perkaranya.
“Oh, naik aja langsung. Tidak
apa-apa kok. Harga tiketnya sama,” kata sang petugas.
Hah? Horeeee… eh… Alhamdulillah.
Saya dan suami pun menggeret koper
menuju DAMRI jurusan Thamrin City tersebut. Sebelumnya juga bertanya ke mas-mas
berbaju coklat muda yang mengarahkan penumpang, benar nih tidak masalah naik
jurusan Thamcit walau megang tiket jurusan Gambir. Jawabannya tidak masalah,
boleh saja. Sopirnya pun memberikan jawaban yang sama.
Alhamdulillah…
DAMRI dari bandara Soekarno Hatta
ke Thamrin City adalah sebuah mobil van berukuran lumayan besar. Mobilnya
nyaman, sopirnya sopan dan ramah. Saya dan suami duduk di bangku baris kedua.
Suasana mobilnya dingin karena full AC. Tak berapa lama DAMRI pun berangkat,
sempat singgah dulu di Terminal 3 untuk menjemput penumpang lain. Ketika di
Terminal 3, sopir ditanya.
“Banjir tidak?”
“Sudah surut,” jawab sopir.
Alhamdulillah. Saya lega mendengarnya.
Mobil pun melaju dari Cengkareng
menuju Jakarta. Melewati jalan-jalan yang membangkitkan kenangan. Pernah tiga
bulan tinggaldi Jakarta membuat kota ini menjadikan salah satu kota special buat saya
dan suami.
Banjir?
Oh, tidak ternyata. Sepanjang
jalan hanya satu kali melewati genangan sedikiiit sekali dan tidak terlalu
dalam. Setelahnya semuanya keriiiing. Mobil DAMRI pun sampai dengan selamat
tepat di depan Thamrin City. Lega sekali begitu sampai hotel. Ternyata
perjalanannya tidak semengkhawatirkan yang saya khawatirkan. Alhamdulillah.
Begitu sampai hotel. Meluruskan
pinggang sebentar, saya dan suami pun langsung jalan menuju Jakarta Barat.
Alhamdulillah juga perjalanan kami siang menjelang sore itu lancar dan
destinasi yang kami rencanakan bisa kami wujudkan. Hanya satu yang gagal
diwujudkan hari itu, karena pas melihat di map melewati daerah banjir.
Perjalanan kali ini adalah
perjalanan pertama saya menggunakan DAMRI dari bandara dan ternyata sangat
nyaman. Mungkin akan menjadi pilihan selanjutnya jika ke Jakarta lagi. Juga
perjalanan pertama di tengah berita kalau Jakarta Banjir walaupun ternyata
tidak semengkhawatirkan yang saya khawatirkan.
Buat teman-teman yang pas
melakukan perjalanan ke Jakarta dan dikabarkan Jakarta banjir, saya rasa hal
pertama yang kita lakukan jangan panik. Lihat berita boleh, tapi ingatlah kalau
berita hanya menyorot daerah banjir saja sedangkan wilayah Jakarta itu luas.
Bisa jadi daerah tujuan kita tidak banjir sama sekali. Semoga Jakarta juga
selalu aman-aman saja dan curah hujan yang tinggi bisa dikendalikan sehingga
tidak lagi ada genangan apalagi banjir.
3 hari itu nanggung ya di jakarta, tapi sayang cuti jg sih, perlu dikumpulkan dulu dan digabung dengan hari libur
BalasHapusSeru-seru menantang campur deg-degan ya Mbak kalau ke Jakarta pas lagi banjir. Salut banget sukses menantang banjir Jakarta buat ke IBF. 😁
BalasHapusaku salfok ke Bakmi GM, paling juara pangsit gorengnya yaaa :D
BalasHapusaku salfok ke Bakmi GM, paling juara pangsit gorengnya yaaa :D
BalasHapus