Sumber foto : Instagram sbsdrama.official |
Sewaktu kuliah saya membaca sebuah buku yang bercerita tentang pengalaman penulisnya. Sang penulis merasa salah jurusan setelah dua tahun masa kuliah ia lalui. Yang ia lakukan adalah berhenti dari kuliahnya saat itu, kemudian menjadi mahasiswa baru lagi. Ia bilang, lebih baik ia membuang dua tahun masa kuliahnya untuk kehidupan yang akan dijalani bertahun-tahun kemudian. Daripada bertahan dan memaksakan sesuatu yang tak ia kehendaki.
Membaca hal itu membuat saya terusik juga. Rasanya ingin melakukan hal yang sama karena merasa salah jurusan juga. Apalagi persis yang dialami sang penulis, saya pun saat itu tengah berada di tahun kedua masa perkuliahan. Namun, saya tak cukup nyali untuk berhenti. Tak cukup keberanian juga untuk meminta izin ke orang tua. Pikiran saya saat itu, saya telah melewati separuh masa perkuliahan dengan biaya yang dikeluarkan orangtua juga tak murah. Akhirnya… ya dijalani saja pilihan salah jurusan itu hingga lulus.
Ingatan akan kenangan saat masa galau di pertengahan masa kuliah itu hadir saat saya menyaksikan kisah Chae Song Ah dalam drama Korea Do You Like Brahms? Yang saya tonton di aplikasi Viu.
Nonton drakor Do You Like Brahms? di aplikasi Viu |
Sosok Chae Song Ah
Chae Song Ah, tokoh utama wanita di drama tersebut adalah seorang wanita berusia 29 tahun yang berjuang meraih impiannya. Ia sudah kuliah dan menjadi sarjana di jurusan bisnis, Universitas Seoryeong. Jurusan yang kata sahabatnya adalah jurusan impian ibuk-ibuk Korea terhadap anak mereka.
Ketika lulus, alih-alih mencari kerja, Chae Song Ah memutuskan untuk mengejar mimpinya menjadi pemain violin. Ia pun berusaha masuk ke jurusan musik di universitas Seoryong, universitas yang sama tempat ia belajar bisnis. Perlu waktu empat tahun sampai ia berhasil masuk ke jurusan impiannya tersebut. Karena Chae Song Ah memang baru belajar serius main biola setelah ia lulus dari jurusan bisnis. Ia terlambat memulai.
Salah satu dialog di drama Korea Do You Like Brahms? |
Seorang temannya bertanya, apakah Song Ah Bahagia dengan pilihannya tersebut? Dia pun dengan wajah semringah menjawab kalau bahagia. Ia suka menjalaninya. Dia sadar diri tidak punya bakat tapi ia berusaha dan belajar dengan sangat keras untuk bisa.
Drama tentang Meraih Impian juga Cinta
Dalam satu drama Korea, terasa hambar jika tak ada bumbu romansa. Do You Like Brahms pun punya kisah percintaan yang rumit. Chae Song Ah punya circle pertemanan yang berisi tiga orang : Song Ah, Dong Yun, dan Min Seong. Persahabatan mereka menjadi rumit terbawa perasaan akan cinta sepihak.
Sementara itu, pada masa magangnya di liburan musim panas di Yayasan Budaya Kyunghoo, Song Ah bertemu dengan Park Joon Young seorang pianis sukses yang baru kembali ke Korea setelah tur konser di luar negeri. Sama halnya dengan Song Ah, Joon Young juga punya circle persahabatan yang berisi tiga orang : Joon Young, Jung Kyung, dan Hyeon Ho.
Persahabatan mereka bertiga juga tak kalah rumitnya. Jung Kyung dan Hyeon Ho yang sudah menjalin kasih selama 10 tahun, namun berakhir karena Jung Kyung sebenarnya jatuh cinta pada Joon Young. Sementara Joon Young walaupun juga menyukai Jung Kyung, tapi tak ingin melewati batas. Ia memutuskan untuk mengabaikan perasaannya dan kemudian bertemu dengan Song Ah.
Kisah bagaimana Song Ah menjalani hari-hari untuk meraih impiannya dan rumitnya perasaan mereka membawa saya terhanyut pada drama yang dirilis tahun 2020 ini. Perasaan Bahagia, semringah, insecure, frustasi, dan juga lega ikut saya rasakan Ketika mengikuti kisah hidup Chae Song Ah.
Ada beberapa hal yang menjadi alasan kenapa saya suka dengan karakter dan sosok Chae Song Ah? (Spoiler Alert)
Berani Memperjuangkan Impiannya
Sungguh saya iri pada keberaniaan Chae Song Ah itu. Ketika sudah kuliah dan lulus di jurusan bisnis, kemudian mengejar impiannya lagi di jurusan musik. Walaupun ia tak mendapat dukungan dari keluarga, bahkan sahabatnya sendiri atau mungkin semua orang, tapi Song Ah tetap maju. Ia yakin dengan pilihannya tersebut. Dalam drama ini pun terlihat jelas bagaimana Song Ah begitu mencintai musik. Kadar cintanya pada musik bahkan lebih besar dari mereka yang berbakat.
Bagaimana Song Ah memperjuangkan impiannya, membuat saya terpekur karena saya tak seberani Song Ah. Walaupun tidak diceritakan kenapa Chae Song Ah tidak mengambil jurusan musik sejak awal, malah mengambil jurusan bisnis.
Bisa menahan Emosi dan karakter yang berkembang
Ada satu adegan di mana Chae Song Ah saat menjadi panitia salah satu pergelaran di Yayasan Budaya Kyungsoo ia mendapatkan kata-kata tidak mengenakkan oleh seseorang. Padahal seseorang itu telah ia bantu. Tapi, Song Ah menahannya dan tidak membalas. Kata Song Ah, seseorang yang mengatainya dengan perketaan tak nyaman akan segera manggung dan sebagai panitia acara ia harus memastikan penampil punya mood yang bagus jadi ia tak membalasnya.
Dalam satu drama, karakter biasanya berkembang dari episode awal hingga akhir. Beragam hal yang terjadi membentuk karakter tersebut. Sama halnya dengan Song Ah. Ia yang biasa berucap “Tidak apa-apa” setiap ditanya mulai berani mengatakan, kalau ia tak baik-baik saja. Chae Song Ah mulai berani mengatakan apa yang ia rasakan.
Berani Memulai, Berani Usai
Chae Song Ah memang punya impian yang besar yang ingin ia perjuangkan. Ia berusaha keras dan belajar gigih agar impiannya bisa tercapai. Tapi ada yg tak bisa dikalahkan yaitu waktu. Seberapa kuat pun Song Ah mencoba, ia tetap kalah karena terlambat memulai. Seorang rekannya pernah berkata : Ada pepatah yang menyebutkan kamu menjadi ahli jika mendedikasikan 10.000 jam.
Jika teman-teman Song Ah sudah memulai dari mereka kecil, mereka telah menyelesaikan 10 ribu jam itu mungkin sebelum usia 10 tahun, sedangkan Song Ah baru memulai saat usia 20an. Bagaimana pun gigihnya Song Ah mencoba ia tak akan cukup punya waktu. Perkataan rekan Song Ah itu memang menyakitkan tapi itulah kenyataannya. Saya salut dengan Chae Song Ah yang berani memulai, dan juga berani usai. Bagaimana pun ia telah mencoba meraih impiannya.
Sosok Chae Song Ah memang bukan sosok perempuan sempurna yang punya super power dan tidak bisa disakiti. Tapi, sosok yang membumi di mana mungkin kita akan merasakan bagian dari diri Song Ah adalah juga bagian dari diri kita. Ia bisa ragu-ragu, insecure, frustasi, bahagia, juga merasa lega.
Perjalanan Song Ah meraih impiannya berasa menyakitkan tapi juga menyadarkan. Ceritanya seperti obah pahit yang harus ditelan tapi menyembuhkan. Membuat saya menyadari, oh ia betul. Tidak apa-apa jika impian kita tidak tercapai. Tidak masalah jika sekarang kita hidup bukan pada impian yang kita harapkan. Selepas menonton drama Do You Like Bramhs ini saya seperti bisa melepaskan apa yang harusnya saya lepaskan.
Rasanya seperti Chae Song Ah berkata pada saya, “Aku tau kok salah jurusan itu gimana rasanya. Tapi untuk mulai dari awal mengejar impian itu berat. Cukup aku saja. Kamu jangan.” Hehehe… Kemudian saya bisa hidup dengan lebih tenang, juga bahagia karena apa yang ingin saya lakukan sudah diwakili sama Chae Song Ah.
Dalam hidup kan memang begitu. Kita Menyusun rencana demi rencana, tapi ada kalanya rencana yang kita susun tak berjalan seperti yang kita inginkan. Namun, hidup terus berjalan. Bagian pentingnya adalah menjalani apa yang kita jalani sekarang dengan bahagia. Dalam ajaran agama saya pun disebut : “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.” Walaupun begitu, bukan berarti drama ini mengajarkan kita menyerah juga sih. Namun begitulah dalam hidup, ada hal-hal yang tak bisa kita raih, sekeras apapun kita berusaha.
Kejarlah impianmu. Asal kau tahu kapan harus berhenti. Sumber foto : Instagram sbsdrama.official |
Cinta Segitiga Pangkat Tiga
Cinta kau dan dia Sumber foto : Instagram sbsdrama.official |
Seperti yang saya ceritakan di atas, drama ini juga memuat tentang percintaan yang rumit. Cinta segitiga pangkat tiga, cinta segitiga di antara persahabatan Song Ah, Dong Yun, dan Min Seong. Kemudian cinta segitiga di persahabatan Joon Young, Jung Kyung, dan Hyeon Ho. Lantas ada lagi dong cinta segitiga antara Song Ah, Joon Young, dan Jung Kyung. Rumit kedengerannya tapi Ketika mengikuti alurnya maka kita bisa memahami.
Antara persahabatan dan cinta Sumber foto : Instagram sbsdrama.official |
Ketika menyaksikan cinta segitiga pangkat tiga di drama ini, saya pun ngebatin bahwa pelajaran pentingnya jangan bersahabat yang diisi oleh tiga orang, apalagi ada cewek cowok di dalamnya. Bahaya.
Mbak, satu aja, Mbak. Jangan keduanya. Sumber foto : Instagram sbsdrama.official |
Uwu uwu Sumber foto : Instagram sbsdrama.official |
Di kalangan K-drama Lovers, sosok Song Ah dan Joon Kyung ini mendapat gelar couple tersopan. Saya pun merasakan bagaimana gemesnya sama hubungan mereka. Mereka kalau ketemu suka malu-malu, senyum-senyum sendiri, kemudian berpegangan tangan pun ragu, terus jadi salah tingkah keduanya. Yang menontonnya jadi ikut senyum-senyum sendiri. Maklum karakter mereka berdua mirip, sama-sama kalem dan pendiam. Tapi tetap sih, yang paling berkesan di drama ini buat saya adalah bagaimana Song Ah berani memulai mengejar impiannya, tapi juga berani mengakhirinya.
Tone warna bajunya suka serasi gitu Sumber foto : Instagram sbsdrama.official |
Menyaksikan drama Do You Like Brahms? Ini semacam sebuah penawar buat saya untuk hidup pada kenyataan sekarang. Apalagi saya juga menontonnya saat masih tayang di aplikasi Viu. Jadi, setiap pekannya hanya ada 4 episode yang tayang (1 episode = 30 menitan). Rasanya berdebar-debar menanti apa yang akan dilakukan Song Ah selanjutnya.
Biasanya kalau saya bahas drakor, suka ada teman yang nanya. Nonton di mana? Saya nonton drama Korea di aplikasi Viu.
Viu memang menjadi andalan saya untuk menonton drama Korea. Saya sudah download aplikasi Viu. Ada banyak sekali pilihan buat menonton film atau drama, enggak habis-habis. Hehehe….
Nonton drama Korea di Aplikasi viu. Banyak banget pilihannya. |
Di aplikasi Viu, saya tidak hanya menonton drama Korea tapi juga menonton film Korea, dorama Jepang (Baru tau sama Takuya Kimura gara-gara Viu), serta reality show Korea (Bisa nonton Kim Seon Ho di reality show 2 Days, 1 Night) di aplikasi Viu. Selain drama yang sudah tamat, juga ada drama on going. Tersedia juga subtitle Bahasa Indonesia. Drama yang ditonton di Viu ada yang bisa ditonton gratis, ada juga yang berlangganan . Tapi, harganya pun terjangkau untuk berlangganan satu bulan, enam bulan, atau satu tahun sekalian.
Yuk ngebaper dan nonton bareng drama Korea di Aplikasi Viu |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah memberikan komentar di blog saya. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menyaring komentar spam ^_^