Pembangunan Rumah |
Lanjut cerita dari postingan tentang Lika Liku Pencarian Rumah Pertama. Ketika mendapatkan yang sudah cocok, prosesnya pun berjalan. Pembelian lewat developer jadinya menurut saya sih agak lebih mudah persiapan berkasnya. Yang disiapkan adalah fotocopy KTP, KK, rekening koran selama 6 bulan, NPWP, dan sejenis itu lah. Kemudian ada sedikit wawancara dari pihak developer.
Oya, akhirnya kami cicil juga karena harganya di luar jangkauan dana yang kami punya. Tapi setidaknya bisa mewujudkan impian kalau tidak ingin kredit lewat bank. Jadi, langsung dengan developernya dengan akad yang insyaAllah sesuai syariah. Perumahan yang kami ambil ini salah satu perumahan syariah di Balikpapan.
Sales perumahan pun mencoba menyusun skema pembayaran. Saat itu kami menetapkan DP rumah di angka 250 juta. Sesuatu yang berani juga sih karena sebenarnya kami tidak pegang uang sebanyak itu. Wkwkwk... Tapi bayang-bayangan ada lah ya. Hihihi... Saat itu uang di tabungan kami sekitaran 130 juta dan saya memiliki gelang emas 100 gram.
Gelang emas 100 gram. Tinggal Kenangan. Hihihi.... |
Dulu saya mengasumsikan kalau emas satu gram itu satu juta. Sungguh asumsi yang sangat menyesatkan. Wkwkwk….Ternyata saat itu emas di harga rendah-rendahnya. Ya ampuuun. Apalagi emas yang saya punya bentuknya perhiasan. Ketika saya tanya ke toko emas, harga yang mereka tawarkan untuk membeli emas saya di kisaran 780an. Kurang banyak sekali.
Sebenarnya bisa cicil DP. Tapi kalau DP lunas, ada bonus pagar dan mini garden. Lumayan banget kan bonusnya. Bisa juga mengecilkan DP, tapi ya sudah berasa pas hitung-hitungannya. Udah malas utak atiknya.
Saat
itu skema pembayaran yang kami ambil DP 250 dan kredit 5 tahun. Pas
dihitung-hitung kalau mau sebenarnya masih bisa masuk kalau ambil 4 tahun. Toh
tabungan yang biasa kami sisihkan per bulan di atas cicilan ini, baik 4 atau 5.
Tapi saya mikirnya kan nanti ada keperluan ngisi rumah juga. Kalau 4 tahun,
cicilannya mepet banget bisa-bisa isi rumah agak susah dibeli. Akhirnya
memutuskan 5 tahun dengan tekad dalam kurun waktu 2 atau 3 tahun bisa dilunasi.
Ya namanya juga harapan. Hihihi....
Saat
DP belum cukup itu strategi yang kami lakukan adalah :
Pertama, Menagih
hutang. Beneran deh ya di saat kepepet gitu jadi ingat hutang-hutang orang yang
belum dibayar. Akhirnya ditagih lah. Alhamdulillah ada yang bayar, ada yang
kabur menghilang, ada juga yang enggak tega ditagih padahal hutangnya sampai 2
digit.
Kedua, Hemat
habis-habisan. Bulan itu sebenarnya adalah bulan di mana kami juga bayar
kost-kostan. Kami emang bayar kost per dua bulan. Jadi udah ngeluarin 3,7 juta
untuk kost 2 bulan dan beberapa kewajiban lainnya, sisanya dihemat. Dan saya surprise
juga di bulan itu kami berhasil menyisihkan hampir separuh gaji suami.
Wkwkwk.... Sesuatu yang tak terbayang sebelumnya ternyata bisa juga. Caranya ya
dengan kurangi jajan dan makan di rumah aja.
Ketiga,
memperlambat waktu penyerahan DP. Setelah dihitung-hitung tetap tidak cukup,
maka cara lainnya adalah menunda penyerahan DP hingga gajian berikutnya. Jadi, waktu
antara skema pembayaran sudah kami dapatkan dengan pelunasan DP itu berjarak dua
kali gajian. Nah, pas banget saat itu ada kondisi mendesak di mana saya harus
mudik. Suami juga ikut serta mudik. Beliau minta izin untuk WFH 3 pekan di
kampung halaman saya dan mendapatkan izin dari kantor.
Keempat, numpang hidup sama orangtua. Wkwkwk.... Karena kami mudik selama 3 pekan, jadinya kami bisa menekan biaya hidup dengan numpang makan dan tidur di rumah orangtua. Mayan lah bisa lebih hemat apalagi di Barabai kalau mau jajan kan murah-murah aja. Karena tinggal di rumah orangtua jadi enggak perlu bayar listrik juga kan.
Itulah 4 strategi yang kami terapkan saat itu. Apakah kemudian DPnya cukup? Masih kurang. Wkwkwk.... Salah saya juga sih terlalu tinggi menaksir harga emas. Jadi kurangnya masih banyak.
Akhirnya strategi terakhir, saya carilah emas-emas saya tempo dulu yang cilik-cilik tapi semoga bisa menutupi kekurangan. Saya punya anting, kalung, mata kalung, cincin yang beberapa sudah tidak muat karena saya menggendut. Anting dan kalung juga tidak pernah saya gunakan lagi.
Jadi, saya kumpulkan semuanya untuk dijual. Beberapa malahan ada yang emas Mekkah yang berarti bukan emas 24 karat yang artinya juga harganya tidak seberapa. Ketika saya lagi mencari-cari harta-harta itu ditemani mama, masuklah kakak saya ke kamar mama. Dia nanya, lagi ngapain.
Dijawab mama kalau saya sedang mencari emas-emas yang bisa dijual untuk DP rumah. Karena harga emas sangat rendah saat itu. Kakak saya bilang "Kurangnya berapa?" Sebenarnya kurangnya tidak terlalu banyak. Saya lupa persisnya mungkin sekitaran 6 jutaan. Kakak saya pun bilang kalau dia bersedia menutupi kekurangannya. Alhamdulillah.... Hihihi....
Benar juga kata mama, jangan pernah merasa iri kalau saudara lebih mampu secara ekonomi dibanding kita. Karena.... Itu jauh lebih enak dibanding jika terjadi sebaliknya. Salah satunya ya ini. Saya dibantu saat butuh. Hihihi....
Jadi,
komplitlah kemudian DP terkumpul. Kami siap melanjutkan langkah selanjutnya.
Penyerahan DP, akad jual beli, dan pembangunan rumah pun akan dimulai.
Yan, kalau dp rumah 250 juta itu harga rumahnya berapa? 😂
BalasHapusKayna insyaAllah ada postingan tentang harga rumahnya ka. Hihihi...
HapusTinggal di kompleks perumahan Islami gini menyenangkan ya, dekat masjid, dekat kalau pergi pengajian, Dan dekat Nam Min juga wkwk
BalasHapusIya, Ka. Alhamdulillah. Nah itu dekat nam min. Jadi poin plus. Hihihi... Tapi baru sekali nih ke sana pas udah pindah ini. Hihihi...
Hapus